Oleh : TATI ARTININGRUM
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Pohon Saputangan atau Maniltoa granoiflora scheff merupakan tanaman hias yang dapat mengurangi polusi dengan menyerap polutan Karbon Monoksida (CO). Pada pohon ini daun mudanya muncul diujung ranting , menggerombol, mekar serempak, menggantung
seperti helaian saputangan, dapat tumbuh hingga 15 meter sehingga sangat
cocok digunakan sebagai peneduh. Pohon anggota famili Papilionaceae ini
memiliki banyak spesies dan terdiri dari beberapa genus, misalnya genus Maniltoa, Amherstia, Brownea dan Saraca1). Jenis Yang
banyak ditanam sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman adalah Maniltoa grandiflora atau G.gemmipara
yang beasal dari Irian1).
Tanaman ini mempunyai
percabangan rendah, tajuk bulat melebar , berdaun lebat dengan bentuk yang
tidak simetris dan bunganya berwarna putih. Karena keunikannya ini, tanaman
pohon saputangan bisa jadi pilihan yang tepat untuk ornamen pekarangan. Salah
satu pekarangan yang dihiasi oleh tanaman ini yaitu di Jalan Sangkuriang,
Kompleks Perumahan ITB Bandung, karena keunikannya, pohon ini menjadi
kebanggaan pemiliknya.
Pohon sapu tangan (dokumentasi Citra Artifiani) |
Tulang daun tidak simetris (dokumentasi : Citra Artifiani) |
Bunga |
Detail bunga |
Polutan
Yang Diserap ?
Selain
dapat digunakan sebagai peneduh, tanaman yang masuk dalam kategori pohon sedang
berdaun indah2) ini dapat menyerap polutan. Hampir semua jenis tanaman pada dasarnya dapat
menyerap polutan baik polutan udara, tanah maupun air namun kadarnya
berbeda-beda. Menurut hasil penelitian, pohon
saputangan ini bisa mengurangi kadar CO sampai 70.28 %3). Karbon monoksida (CO) yang lebih dikenal karena sifatnya yang beracun,tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. CO
lebih mudah diserap dan masuk ke aliran darah dibandingkan O2 (Oksigen)4). Diantara sumbernya adalah gas buang dari
sistem pembakaran kendaraan bermotor dan pembakaran sampah. Dampak yang ditimbulkannya
berupa kelelahan, gangguan penglihatan dan koordinasi saraf, sakit kepala,
mabuk, muntah, kehilangan daya ingat, gangguan pernafasan, nyeri pada bagian
dada dan penyakit jantung4).
1. Majalah Trubus No.324 TH.XXVII November
1996
2.Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/Prt/M/2012
Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan.
3. Nanny Kusminingrum, Dkk. 2008.Potensi Tanaman Dalam Menyerap CO2 Dan
CO Untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global. Puslitbang Jalan Dan Jembatan
4. Seri Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan, Direktorat
Jenderal Hortikulturadirektorat Budidaya Dan Pascapanen Florikultura.2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.