wisata hobby dan lingkungan hidup

Senin, 20 Juli 2015

POHON SAPUTANGAN, TANAMAN PENYERAP POLUTAN

Oleh : TATI ARTININGRUM
Pohon Saputangan atau Maniltoa granoiflora scheff merupakan tanaman hias yang dapat mengurangi polusi dengan menyerap polutan Karbon Monoksida (CO). Pada pohon ini daun mudanya muncul diujung ranting , menggerombol, mekar serempak, menggantung seperti helaian saputangan, dapat tumbuh hingga 15 meter sehingga sangat cocok digunakan sebagai peneduh. Pohon anggota famili Papilionaceae ini memiliki banyak spesies dan terdiri dari beberapa genus, misalnya genus Maniltoa, Amherstia, Brownea  dan Saraca1). Jenis Yang banyak ditanam sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman adalah Maniltoa grandiflora atau G.gemmipara yang beasal dari Irian1).

Tanaman ini mempunyai percabangan rendah, tajuk bulat melebar , berdaun lebat dengan bentuk yang tidak simetris dan bunganya berwarna putih. Karena keunikannya ini, tanaman pohon saputangan bisa jadi pilihan yang tepat untuk ornamen pekarangan. Salah satu pekarangan yang dihiasi oleh tanaman ini yaitu di Jalan Sangkuriang, Kompleks Perumahan ITB Bandung, karena keunikannya, pohon ini menjadi kebanggaan pemiliknya.
Pohon sapu tangan (dokumentasi Citra Artifiani)
Tulang daun tidak simetris (dokumentasi : Citra Artifiani)
Bunga 
Detail bunga
Di India, Amherstia nobilis menjadi pohon yang membanggakan , jenis ini daun mudanya berwarna coklat berasal dari India dan Myanmar. Menjadi kebanggaan orang India karena dianggap sebagai pohon paling menarik diantara semua pohon berbunga di daerah tropis. Di juluki Queen of flowering trees karena bunganya sering muncul bersamaan dengan pemunculan daun daun muda. Bunga yang berwarna merah menyala , menjadikan pohon Amherstia nobilis ini semakin semarak1).
Polutan Yang Diserap ?
Selain dapat digunakan sebagai peneduh, tanaman yang masuk dalam kategori pohon sedang berdaun indah2) ini dapat menyerap polutan. Hampir semua jenis tanaman pada dasarnya dapat menyerap polutan baik polutan udara, tanah maupun air namun kadarnya berbeda-beda.  Menurut hasil penelitian, pohon saputangan ini bisa mengurangi kadar CO sampai 70.28 %3). Karbon monoksida (CO) yang lebih dikenal karena sifatnya yang beracun,tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. CO lebih mudah diserap dan masuk ke aliran darah dibandingkan O2 (Oksigen)4). Diantara sumbernya adalah gas buang dari sistem pembakaran kendaraan bermotor dan pembakaran sampah. Dampak yang ditimbulkannya berupa kelelahan, gangguan penglihatan dan koordinasi saraf, sakit kepala, mabuk, muntah, kehilangan daya ingat, gangguan pernafasan, nyeri pada bagian dada dan penyakit jantung4).
 Sumber :
1. Majalah Trubus No.324 TH.XXVII November 1996
2.Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/Prt/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan.
3. Nanny Kusminingrum, Dkk. 2008.Potensi Tanaman Dalam Menyerap CO2 Dan CO Untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global. Puslitbang Jalan Dan Jembatan
4. Seri Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan, Direktorat Jenderal Hortikulturadirektorat Budidaya Dan Pascapanen Florikultura.2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.