Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Kami berangkat bersama-sama
seluruh rombongan umroh sebanyak 28 orang, namun setelah sampai di Masjid
Nabawi memang tidak bisa lagi bersama-sama, suasana disana sudah sangat ramai,
jadi disana akhirnya sendiri-sendiri. Termasuk juga kami berdua. Karena tempat
sholat jamaah laki-laki dan perempuan juga terpisah, maka saya dan istri lalu
janjian , nanti sesudah magrib kami ketemu di halaman Masjid Nabawi persis di
perbatasan pintu masuk untuk jamaah laki-laki dan perempuan.
Masjid Nabawi adalah Masjid yang
dibangun sendiri oleh Rasulullah SAW, yaitu pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 1
Hijrah (662 M) , dengan ukuran awal sekitar 35 m x 30 m. Selanjutnya masih oleh Rasulullah SAW
pada tahun ke 7 Hijrah diperluas menjadi 50 m x 50 m. Selanjutnya perbaikan dan
perluasan dilaksanakan oleh khalifah-khalifah dan raja-raja islam berikutnya.
Pada bulan Oktober 1985 Raja Fahd dari Kerajaan
Arab Saudi memulai proyek perluasan termegah sepanjang sejarah Masjid Nabawi. Saat
ini luas lantai dasar Masjid Nabawi sekitar 98.000 meter persegi yang dapat
menampung jamaah sebanyak 167.000 orang, lantai atas seluas 67.000 meter
persegi dapat menampung 90.000 jamaah. Kalau halaman masjid Nabawi dipenuhi
jamaah, maka total jamaah yang dapat ditampung masjid Nabawi termasuk
halamannya adalah lebih dari 1 juta jamaah. (Sumber : Mohammad Zainuddin,
Tuntunan Manasik Haji, Umroh & Ziarah, 2005).
Masjid Nabawi menjelang Sholat Isya |
Suasana di dalam Masjid |
Selesai sholat Magrib sekitar pukul
19.20, akupun keluar dan menunggu di halaman Masjid pada daerah batas antara
tempat jamaah laki-laki dan perempuan. Suasana sangat ramai dengan jamaah yang
hilir mudik, karena ada yang keluar masjid ada yang masuk ke dalam. Dan yang
menunggu bukan hanya aku, banyak bapak-bapak lain yang juga menunggu istrinya.
Akhirnya istriku keluar dan kami sama-sama keliling di sekitar Masjid,
melihat-lihat suasana Masjid di malam hari. Masih ada waktu menjelang sholat isya yang jadualnya
pada pukul 20.30.
Di luar halaman Masjid Nabawi yang luas tersebut
dikelilingi berbagai bangunan-bangunan bertingkat yang megah, seperti
hotel-hotel, pertokoan serta pusat perbelanjaan. Suasana ramai jamaah yang
berkunjung ke Masjid juga dimanfaatkan oleh para pedagang, baik yang ada di
toko-toko sekitar Masjid, maupun para pedagang kaki lima yang memenuhi
jalan-jalan di sekitar Masjid. Dan karena begitu banyaknya jamaah Indonesia
yang mengunjungi Madinah dan Makkah untuk menunaikan ibadah Umroh dan Haji,
maka umumnya pedagang-pedagang tersebut bisa berbahasa Indonesia. Sehingga
mungkin suasananya jadi mirip di pasar baru Bandung atau Pasar Tanah Abang
Jakarta, dengan teriakan-teriakan pedagang yang menawarkan dagangannya. “ Lima
real ……lima real , …… murah … murah !!!
Sepuluh real …. Sepuluh real …., diobral murah …….!!!!!!”
Tenda pelindung terik matahari |
Akhirnya kamipun singgah ke
sebuah pasar swalayan yang ada di bangunan persis di luar halaman Masjid
Nabawi. Supermarket tersebut merupakan salah satu cabang dari jaringan supermarket
yang paling terkenal di Arab Saudi, jadinya suasana di dalam lebih sejuk dan
nyaman untuk berbelanja. Kamipun mencoba membeli beberapa kurma yang telah
diolah dan dikemas bagus, lengkap dengan coklat dan kacang almond sehingga
cukup praktis untuk dibawa dan dijadikan oleh-oleh. Agak mahal harganya, tapi
memang bagus, dibandingkan dengan kurma kiloan. Kami belinya hanya
sedikit-sedikit. Waktunya juga cukup mepet, karena pukul 20.00 harus segera
kembali ke Masjid untuk menunggu sholat Isya. Hanya sekedar ngecek harga dulu,
khan di sini masih beberapa hari, jadi tidak perlu terburu-buru menuh-menuhi
kopor.
Disamping beli kurma berlapis
coklat dan kacang almond, kami juga membeli jeruk manis yang segar. Kan disini
harus banyak makan buah-buahan, dan jeruk merupakan buah-buahan yang
direkomendasikan untuk menambah daya tahan tubuh. Ada juga buah-buahan yang
lain, anggur misalnya, kelihatan sangat segar dan enak untuk dimakan. Tapi
katanya kurang baik, karena sangat manis sehingga bisa merangsang batuk yang sangat
gampang menyerang orang Indonesia yang tidak biasa dengan cuaca yang kering di
Arab Saudi. Eh, waktu mau bayar belanjaan tersebut, ternyata kasirnya orang
Indonesia, dari Cianjur. “Kumaha Kang, damang ?”. Memang disini banyak sekali
orang Indonesia, baik yang beribadah maupun yang bekerja. Jadi dimana-mana bisa
ketemu saudara sekampung.
Tepat pukul 20.10 kamipun kembali
ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat Isya. Belanja kami memang hanya
sedikit, sehingga dapat dibawa ke dalam Masjid. Karena jika barang belanjaan
terlalu besar, maka tidak akan diijinkan dibawa masuk karena akan mengganggu
kekhusukan ibadah sholat. Oh iya di dalam masjid disediakan air zamzam untuk
diminum di tempat, untuk itu telah disediakan gelas-gelas kertas sekali pakai.
Para jamaah juga boleh membawa pulang air tersebut secukup dan sepantasnya. Aku
biasanya mengisi botol air mineral 600 ml dengan air zamzam untuk diminum di
hotel.
Sekitar pukul 21.00 kami pulang
ke hotel setelah menunaikan ibadah sholat isya. Tiba saatnya makan malam di
ruang makan yang terletak di lantai Mezamin Hotel. Suasana cukup rame dengan
para jamaah yang menginap di hotel tersebut. Karena ada beberapa rombongan yang
bersamaan menginap di sana. Jadi tempat makannya juga dipisahkan menjadi
beberapa sudut untuk masing-masing rombongan. Menunya makanan Indonesia, ada
sop buntut, ada ikan goreng, gule ayam, sayur, dan buah. Lengkap dengan
minuman, baik yang dingin maupun hangat seperti teh, kopi dan susu.
Karena malam-malam udara cukup
dingin, umumnya jamaah mengambil minuman hangat. Tinggal racik sendiri, mau teh
hangat, tinggal seduh air panas, celupkan teh, dan tambah gula. Banyak juga
yang buat susu hangat. Kadang-kadang dibilang
“susu unta” ?. Benar enggak sih ? darimana ngumpulin unta dan diperah
susunya untuk keperluan jutaan jamaah ?. Yang logis sih susu sapilah yang
diimpor dari Eropa atau Australia. Tapi yang jelas makanan yang tersedia cukup
mewah dan bergizi, sehingga meskipun rangkaian ibadah umroh cukup berat dan
menguras energi dan ketahanan fisik, begitu sampai kembali di tanah air, berat
badan malah bertambah. Alhamdulillah.
--------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.