wisata hobby dan lingkungan hidup

Senin, 23 Mei 2016

SINGAPORE 6 : TEMPAT BELANJA MUSTAFA CENTER DAN ORCHARD ROAD

Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura  2. Seputar Bugis dan Rochor Canal  3. Pulau Sentosa Universal Studio  4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura  5. Garden by the Bay Supertree Marina  6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road

Singapura memang merupakan Negara pulau yang kecil. Namun Negara ini merupakan Negara yang paling maju di Asean, bahkan salah satu yang termaju di dunia. Banyak tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi dan kalau kita datangi pastilah membutuhkan waktu berhari-hari. Dalam kesempatan liburan kami selama 4 hari (dari tanggal 9 sampai 12 Mei 2016) di Singapura, kami mencoba mengunjungi berbagai tempat. Meskipun hanya sebentar-sebentar, paling tidak mendapat pengalaman dan gambaran suasana di Singapura saat ini, setelah lebih sepuluh tahun yang lalu ke kota tersebut, itupun hanya mengikuti tour dengan hanya mengunjungi beberapa tempat.
Berbicara tentang belanja, Singapura adalah surganya bagi wisata belanja, disana terdapat berbagai tempat berbelanja. Baik untuk membeli barang-barang souvenir dengan harga terjangkau, maupun kalau mau berbelanja barang-barang mewah. Memang tujuan kami ke Singapura adalah untuk berlibur, sedapat mungkin bisa menikmati suasana Negara pulau tersebut. Melihat berbagai tempat yang menarik. Termasuk juga tempat-tempat untuk berbelanja, tapi memang, karena pengetahuan dan pengalaman yang minim, ditambah waktu yang terbatas, tidak banyak yang dibeli dan bingung. Takut harganya mahal. Sesudah sampai kembali di Indonesia baru ingat, harusnya beli barang ini, barangnya bagus, harganya murah, dan lain-lain.

Mustafa Center.
Baiklah dengan waktu yang terbatas kami mencoba mengunjungi pusat perbelanjaan yang legendaris dan terkenal di Singapura, yaitu Mustafa Center. Kami mengunjungi Mustafa Center pada tanggal 10 Mei 2016, sesudah mengunjungi Pulau Sentosa pagi harinya. Keluar dari kawasan wisata Pulau Sentosa, kami langsung masuk stasiun MRT Harbourfront dan naik MRT jalur ungu yang menuju stasiun Punggol. Setelah melewati 5 stasiun kamipun turun di Farrer Park dan keluar. Tidak jauh setelah keluar stasiun Farrer Park dengan melewati satu Blok maka sampailah kami di Mustafa Center.


Mustafa Center
Mustafa center adalah suatu toko swalayan yang terkenal di Singapore. Berbagai barang dijual di tempat ini, mulai dari makanan, permen, kacang, coklat, jam tangan, dompet, berbagai Pernik, sampai bahan makanan dan bumbu dapur. Toko ini terkenal sejak belasan tahun yang lalu atau mungkin juga puluhan tahun sebagai toko serba ada yang menyediakan berbagai oleh-oleh. Saat kami mengunjungi toko tersebut, terdapat begitu banyaknya pengunjung dan begitu ramainya orang yang berbelanja. Sehingga sangat penuh. Bagi kami pribadi rasanya tidak terlalu menyenangkan belanja dengan kondisi sepadat ini. Terlebih lagi sebenarnya untuk saat ini kalau kita bisa mengunjungi mall dan pasar lain yang bertebaran (Bugis Junction atau Bugis street misalnya) untuk beli oleh-oleh yang juga tersedia lengkap dan suasana belanjanya lebih menyenangkan. Namun untuk tempat napak tilas pengalaman belanja sepuluh atau duapuluh tahun lalu, mengunjungi Mustafa memang bagus. Apalagi memang disini segala macam barang tersedia, asal mau capek berkeliling toko yang sangat besar tersebut.

Hotek dan pertokoan


Selesai belanja, beberapa barang untuk oleh-oleh kamipun turun dan keluar ke jalan sekitar Mustafa. Di sekitar jalan tersebut banyak bertebaran pertokoan, hotel, penginapan dan apalagi yang paling penting , restoran dan tempat makan. Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 14.00, setelah tadi di Sentosa dan Vivo City perut hanya diisi roti dan jus buah, tiba saatnya untuk disi makanan berat.

Restoran CMK 2001
Tepat di seberang jalan di depan Mustafa ada restoran Muslim yang merupakan restoran India atau Pakistan. Yaitu CMK 2001 restoran. Kamipun pesan makanan 2 porsi nasi briyani dengan daging sapi. Nasi bryani adalah nasi khas India, semacam nasi kuning berlemak dengan bumbu khas India, disajikan dengan potongan sayur dan gulai kari (sapi, kambing atau ayam). Alamak porsi nya besar sekali, apalagi daging kari yang berupa rendang, banyak sekali. Jadi pesan 2 porsi, dapat rendang 10 potong , masing-masingnya dapat 5 potong (porsi rumah makan Padang di Indonesia). 

Restoran CMK 2001


Untuk minumnya istri saya pesan jus mangga, sedang saya pesan yang lebih ringan teh tawar hangat. Tapi ternyata jadi salah paham, rupanya mereka tidak ngerti apa itu teh tawar, yang dihidangkan adalah teh susu manis. Kayaknya itu yang namanya “teh tarik”. Harga untuk 2 porsi nasi Bryani adalah 16 SGD, teh susu harganya 1 SGD, sedang jus mangga yang sangat nikmat harganya 4 SGD, sesuailah dengan porsinya.
Selanjutnya saya benar-benar jadi mblenger makan nasi dan daging dengan porsi besar. Apalagi sudah biasa, kalau kami makan berdua, paling enggak sepertiga makanan yang dipesan istri “terbang” ke piring saya.  “Jatah suami”.  Saya sudah menghabiskan satu sepertiga porsi nasi bryani dan dua setengah potong daging rendang, istri sudah makan dua pertiga piring nasi dan satu setengah potong rendang. Minuman teh susu dan jus mangga juga sudah kering. Namun masih ada enam potong daging rendang yang belum dimakan, padahal sudah kekenyangan. Apa boleh buat, enam potong rendang itu saya bungkus, bawa ke hotel untuk makan malam.

Seputar Orchard
Hari sudah pukul 15.30 ketika kami sampai kembali ke hotel Nuve di Bugis. Badan lumayan capek. Pagi ini kami sudah ke Sentosa, lalu ke Mustafa. Dari Mustafa Center, turun di stasiun Bugis, kami juga tidak langsung ke hotel, tetapi mampir dulu di Bugis Junction, melihat-lihat pertokoan, baru kemudian ke hotel. Sebenarnya sudah capek dan ingin juga beristirahat di hotel saja, beli makanan dan nonton TV. Tapi sayang juga kalau hanya diam di hotel. Jadinya kami beristirahat sejenak dan tidur-tiduran, mandi dan pukul 17.00 siap-siap kembali keluar.  Acara sore dan malam adalah berjalan di seputar Orchard Road.
Orchard Road adalah nama jalan yang sangat terkenal di Singapura. Jalan ini penuh dengan pertokoan, mall dan hotel. Namun jalan ini juga memiliki pedestrian yang sangat baik sehingga menjadi lokasi untuk berjalan kaki yang sangat menyenangkan. Untuk mencapai jalan ini kami tinggal naik MRT jalur hijau yang mengarah ke stasiun Joo Koon. Hanya satu stasiun, turun di stasiun City Hall dan pindah ke MRT jalur Merah arah Jurong East. Setelah dua stasiun sampailah di stasiun MRT Orchard. Stasiun Orchard sebenarnya hanya salah satu stasiun MRT yang ada di jalan Orchard, stasiun lainnya adalah stasiun Sommerset dan Dhoby Ghaut.

Keluar di stasiun Orchard, ternyata kami berada di lantai bawah tanah dari Mall yang sangat megah di Orchard, yaitu ION Mall karena stasiun Orchard memang terletak di bawah Mall ini. Kami tinggal keluar ke jalan Orchard dengan menaiki escalator. Maka sampailah kami di jalan Orchard. Matahari mulai tenggelam saat kami berjalan menyusuri kawasan Orchard, berganti dengan menyalanya lampu-lampu jalan, lampu-lampu taman dan pertokoan yang berwarna warni. Udara yang sejuk setelah sore hari turun hujan ringan.


Suasana Orchard


Pedestrian yang nyaman


Di sepanjang jalan Orchard mempunyai pedestrian yang baik dan lebar sehingga dapat berjalan-jalan, juga terdapat kursi-kursi taman tempat beristirahat, dengan pohon-pohon yang terpelihara. Namun harus hati-hati juga duduk di bangku taman tersebut, karena ternyata di pohon-pohon banyak burung-burung dan kotorannya kadang-kadang mengotori kursi-kursi taman tersebut.
Di pojok jalan kami singgah membeli “es potong Singapura” yang dijual oleh seorang bapak tua yang akrab disapa “Uncle” atau Paman. Es potong tersebut berupa es krim berbentuk kotak, yang kemudian dipotong dan dilapisi roti di luarnya. Terdapat beberapa varian rasa es potong, rasa strawberry, coklat, mangga atau durian. Saya membeli es potong rasa durian, sedangkan istri es potong rasa mangga. Dengan harga 1,2 SGD per potong.


Jalan-jalan
Ananas Cafe
Puas berjalan-jalan di kawasan Orchard, memasuki beberapa toko, window shopping, membeli beberapa pernik, makan es potong, berfoto-foto. Tak terasa hari mulai malam. Kami pun pulang kembali naik MRT dari stasiun Orchard. Namun kami tidak langsung turun di stasiun Bugis, kami teruskan satu stasiun dulu dan keluar di stasiun Lavender. Keluar stasiun dan mencari tempat penjual makanan yang direkomendasikan Putri kami Citra, yaitu Ananas Café. Ananas Café adalah toko penjual makanan yang terletak persis di luar stasiun Lavender. Bersebelahan dengan Hotel Lavender tempat Citra dan Suaminya menginap tahun lalu.
Kamipun membeli nasi lemak seharga  2,2 SGD per porsinya untuk dibawa ke hotel. Cukup murah dan ternyata rasanya juga tidak mengecewakan. Wajar kalau Citra bilang recommended banget. Makanan-makanan lain juga tersedia dengan harga yang murah. Langsung setelah membeli nasi lemak kamipun kembali masuk stasiun MRT dan kembali ke Bugis.


Ananas Cafe


--------------------------------------------

Minggu, 22 Mei 2016

SINGAPORE 5 : GARDEN BY THE BAY, SUPERTREE, MARINA BAY SANDS HOTEL

Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura  2. Seputar Bugis dan Rochor Canal  3. Pulau Sentosa Universal Studio  4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura  5. Garden by the Bay Supertree Marina  6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road

Garden by the Bay adalah suatu kawasan wisata Singapura yang dikembangkan di lokasi Marina. Untuk membangun kawasan tersebut pemerintah Singapura melakukan reklamasi pantai yang cukup luas sehingga lokasi tersebut menjelma menjadi icon pariwisata yang terkenal. Area yang terletak di bagian Selatan Singapura tersebut terdiri dari 3 area : Bay South, bagian, Bay East dan Bay Central.
Untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut, pada hari Senin tanggal 9 Mei 2016, sekitar pukul 16.00 kami keluar dari hotel menuju stasiun MRT Bugis. Perjalanan ke stasiun Bugis hanya sekitar 15 menit. Dari Bugis kami naik MRT jalur biru arah ke China Town. Hanya melewati satu stasiun, yaitu Promenade. Selanjutnya kita sampai di Stasiun Bayfront. Kita langsung turun di stasiun Bayfront tersebut, keluar stasiun, dan mengikuti petunjuk jalan arah ke Garden by the Bay.
Perjalanan dari stasiun Bayfront lumayan juga jauhnya, namun cukup sejuk karena melewati lorong-lorong di bawah tanah dengan deretan toko-toko di kedua sisinya. Selanjutnya saat sampai di lokasi Garden by the Bay, kami keluar bangunan bawah tanah dengan menaiki anak tangga yang lumayan tinggi (2 lantai). Namun ternyata terdapat juga lift untuk naik menuju garden, sehingga sebenarnya kita dapat menghemat tenaga dengan menaikki lift.


Kawasan Marina
Di bagian depan Garden by the Bay, terdapat kolam atau danau yang dinamai Kingfisher lake. Selain pemandangannya yang indah, kolam atau danau tersebut juga berfungsi sebagai filter untuk membersihkan air waduk Marina (Marina Reservoir). Di sepanjang sisi danau kita dapat menyusuri jalan dan menikmati pemandangan. Di tengah-tengah terdapat patung capung (dragonfly) yang merupakan spot menarik sebagai latar belakang berfoto.

King Fisher Lake
Setelah kita melalui bagian depan waduk, menyeberang jembatan dan berjalan sekitar 150 meter, sampailah kita di lokasi Supertree Groove. Pada Supertree Grove terdapat pemandangan yang luar biasa berupa pohon-pohon baja raksasa, dengan ketinggian setara gedung berlantai 16. Pohon-pohon tersebut disebut sebagai pohon solar karena dirancang untuk dapat mengumpulkan air hujan dan eneri matahari. Untuk berfoto di area tersebut tidak dipungut bayaran.

Supertree
Antara pohon-pohon supertree tersebut terdapat jembatan sepanjang 128 meter yang dikenal sebagai OCBC Skyway. Untuk menaiki jembatan tersebut tiket nya sebesar 5 SGD. Sayang sekali pada saat kami dating tanggal 9 Mei 2016, jembatan tersebut ditutup karena sedang dilakukan pemeliharaan. Jadi kami tidak bisa “uji nyali” menaiki dan melintas pada jembatan tersebut. Mudah-mudahan pada kesempatan lain kami dapat menaiki dan berjalan di atas jembatan OCBC skyway tersebut.

Taman di kaki Supertree
Karena tidak dapat menaiki jembatan OCBC maka kamipun berjalan mengelilingi taman yang terletak pada “kaki-kaki” Supertree tersebut. Salah satu taman disebut sebagai “Chinese garden” yang dihiasi oleh kolam dan batu-batu.

Chinese Garden
Puas menikmati pemandangan Supertree dengan taman-taman di kakinya, kamipun berjalan menuju bagian Garden yang lain atau Bay East. Untuk itu kami berjalan melalui jembatan penghubung yang menghubungkan Bay South dengan Bay East, dari atas jembatan kami dapat melihat pemandangan yang lapang seantero Marina Bay. Termasuk juga dapat melihat Supertree dan Singapore Flier.

Jembatan

Singapore  Flier dan Supertree
Pada Bay East terdapat bangunan hotel Marina Bay Sands yang merupakan hasil maha karya arsitektur yang fenomenal. Marina bay sands saat ini merupakan hotel terkeren di dunia. Bangunan tersebut sangat megah dan unik dengan bentuk kapal di atasnya. Berdiri di atas “3 tiang” (gedung hotel) , dengan konsep “kapal” tersebut menjadi “icon” Singapore, disamping 7 yang sudah ada, yaitu : Merlion, The Esplanade, Singapore Flier, Sentosa Island, Universal Studio , Song of the Sea dan Orchard.

Hotel Marina Bay Sands
Tiga tower tersebut dengan ”kapal” di atasnya yang menyangga bangunan deck skyline dan kolam renang. Marina Bay Sands yang dibangun oleh arsitek Moshe Safdie dengan biaya konstruksi sebesar 5,7 Milyar dolar, merupakan bangunan fenomenal yang memiliki taman raksasa seluas 12.400 meter persegi serta kolam renang terbesar di dunia sepanjang 150 meter pada ketinggian 200 meter. 
Selepas melihat mahakarya arsitektur yang fenomenal tersebut kamipun turun kembali menuju stasiun Bayfront. Kali ini kami turun ke stasiun MRT dengan melalui lift dan bukannya melewati tangga. Lumayan bisa menghemat tenaga. Di bangunan yang terletak bawah tanah menuju stasiun merupakan Mall dengan berbagai toko, pusat makanan dan pusat permainan. Salah satu yang menarik disana terdapat semacam kolam yang cukup panjang dan disediakan perahu untuk ditumpangi menyusuri kanal.

Kanal untuk berperahu
--------------------------------------------------------------------------



SINGAPORE 4 : MENGUNJUNGI MUSEUM KURA-KURA DI CHINESE GARDEN

Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura  2. Seputar Bugis dan Rochor Canal  3. Pulau Sentosa Universal Studio  4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura  5. Garden by the Bay Supertree Marina  6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road

Hari ini kamis tanggal 11 Mei 2016. Pukul 08.00 kami keluar hotel untuk mengunjungi Chinese Garden. Untuk menuju lokasi tersebut dari stasiun Bugis kami naik MRT jalur hijau menuju arah Joo Koon. Perjalanan tersebut cukup jauh karena harus melewati 12 stasiun. Namun jarak yang jauh tidak menjadi masalah di Singapura. Sekitar 35 menit, 12 stasiun MRT tersebut terlewati dan sampailah kami di stasiun Chinese Garden.
Turun di Chinese Garden, di luar stasiun ada jalan setapak persis di depan stasiun (ada petunjuknya). Selanjutnya melewati lapangan rumput yang cukup luas, dengan panjang sekitar 400 meter. Begitu memasuki kawasan Chinese Garden terasa suasana yang tenang serta nyaman, Taman, pohon dan tanaman yang hijau dan asri. Sangat berbeda dengan hiruk pikuk dan kesibukan Singapura umumnya. Chinese Garden merupakan tempat untuk bersantai, tenang, setelah mengunjungi berbagai objek wisata atau belanja di Singapore. 

Lapangan luas
Selepas melewati jalan di tengah lapangan rumput sepanjang 400 meter, telah menanti jembatan berwarna merah yang indah. Jembatan tersebut seolah-olah menjadi penghubung antara kawasan taman di stasiun MRT dengan Chinese Garden. Persis di ujung jembatan, terdapat pos atau gardu pengawas serta papan petunjuk arah dan peta kawasan tersebut. Dari peta terlihat bahwa arah sebelah kiri merupakan jalan menuju Japanese Garden, sedangkan sebelah kanan menuju Chinese Garden.

Jembatan Merah
Ternyata, dengan melihat dari papan petunjuk tersebut, kita mengetahu bahwa pintu masuk dari stasiun MRT merupakan pintu belakang Chinese Garden, sedang pintu utamanya (West Entrance) berada pada sisi yang berlawanan. Jadi kami mengunjungi dari arah belakang arah depan. Tapi sebenarnya tidak masalah kita melewati dari pintu belakang. Karena memang akses dari stasiun MRT merupakan akses yang paling mudah. Kita juga dapat berjalan dari arah pintu stasiun MRT menuju arah pintu utama.
Dan hebatnya lagi, dengan taman yang sangat indah, asri dan luas ini dapat dimasuki dan dinikmati tanpa perlu membeli tiket alias gratis. Benar-benar pemerintah Singapura sangat memperhatikan dan menyediakan ruang-ruang, taman-taman yang indah untuk dinikmati oleh masyarakat luas. Tadinya dalam bayangan kami pasti ada tiket masuk serta terdapat berbagai lokasi komersil yang menjual makanan dan lain-lain, ternyata dugaan kami salah. Chinese Garden ini merupakan lokasi rekreasi bagi masyarakat. Kecuali memang ada satu lokasi di dalamnya, yaitu Museum Kura-kura dengan tiket masuk seharga 5 SGD untuk dewasa, 3 SGD untuk anak-anak dan 3 SGD untuk Senior Citizen.

Peta Chinese Garden
Begitu memasuki Chinese Garden, kami disambut dengan bangunan Pagoda berlantai tujuh yang indah. Bangunan Pagoda didominasi dengan dinding berwarna putih serta atap yang berwarna merah. Di sekeliling pagoda terdapat lapangan rumput yang luas dan hijau dengan pohon-pohon yang rindang. Terdapat anak tangga serta pohon-pohon bunga-bunga di tepinya yang menjadi jalur untuk memasuki pagar halaman pagoda yang berwarna putih.


Lepas dari bangunan Pagoda kami berjalan melewati jalan beraspal, kemudian berbelok menyeberangi danau atau kolam dengan meniti “jembatan” dari batu-batu besar. Kolam tersebut cukup asri dan ditanami tanaman air, yang menjadi tempat binatang air. Jelas terdengar suara katak berbunyi yang cukup keras, kalau didengar selintas mirip gonggongan anjing. Sampailah kami di lokasi taman Bonsai (Bonsai Garden).

Bonsai Garden
Di taman Bonsai terdapat berbagai jenis tanaman bonsai yang indah. Pada lokasi tersebut juga terdapat bangunan khas China dengan dominasi warna merah yang indah. Taman bonsai tersebut dikelilingi oleh telaga dan  di kejauhan dapat dilihat jembatan yang indah yang merupakan jalan yang menghubungkan Chinese Garden dengan Japanese Garden.

Telaga dan jembatan
Objek terakhir yang kami kunjungi di Chinese Garden apalagi kalau bukan Museum kura-kura. Menurut sertifikat Guiness World Record yang tercantum di Museum tersebut, terdapat koleksi sebanyak 3.456 kura-kura dan penyu, dimana lebih dari 1.000 ekor nya masih hidup. Kura-kura dan penyu tersebut merupakan koleksi dari seorang Singapore yang bernama Danny Tan. Bagi etnis China kura-kura mempunyai tempat tersendiri karena melambangkan umur yang panjang dan keberuntungan.

Museum Kura-kura
Setelah membayar tiket masuk sebesar masing-masingnya 5 SGD, kami juga membeli seikat kangkung seharga 2 SGD. Kangkung adalah makanan kura-kura, jadi kami dapat memberi kangkung tersebut, dan kura-kura akan datang merebutnya. Memberi makan kura-kura dengan kangkung memang menjadi suatu acara yang memacu adrenalin, ratusan kura-kura berada di dalam kolam. Begitu kangkung disodorkan, ratusan kura-kura akan berkumpul dan mengejar kangkung.

Memberi kangkung ke Kura-kura
Selain ratusan ekor kura-kura berukuran sekitar 10 sampai 20 cm yang ada di kolam, museum tersebut juga mengkoleksi berbagai kura-kura dengan ukuran yang lebih besar. Beberapa ekor kura-kura ukuran besar tersebut dibiarkan berkeliaran di jalan setapak dan rerumputan. Mungkin yang dibiarkan berjalan-jalan bebas tersebut merupakan kura-kura yang agak jinak. Yang lainnya dikurung pada bak-bak semen dan tidak dapat berjalan bebas. Di atas kandang tersebut juga terdapat tulisan : hati-hati , berbahaya !!!.

Kura-kura raksasa
Disamping itu juga terdapat koleksi kura-kura atau penyu yang disimpan di aquarium. Banyak kura-kura tersebut merupakan koleksi atau peliharaan dari masyarakat, yang kemudian pemiliknya bosan atau tidak sanggup  lagi memeliharanya, maka diserahkan ke Museum untu dipelihara. Di Museum tersebut juga dijual berbagai pernik-pernik dan suvenir berbentuk kura-kura.
Puas melihat berbagai jenis kura-kura dengan Pernik-perniknya, maka kamipun berjalan kembali keluar menuju stasiun MRT Chinese Garden.  Karena Museum kura-kura letaknya tidak jauh dari pintu utama Chinese Garden, maka kami singgah sejenak dan berfoto di Jembatan Pelangi Putih yang menuju pintu utama Chinese Garden. Selanjutnya kami kembali melewati rute yang kami lalui saat dating menuju stasiun MRT. Masih ada beberapa objek di Chinese Garden yang tidak sempat kami kunjungi, namun hari sudah siang, keringat bercucuran dan cukup capek. Mungkin nanti ada kesempatan lain bisa berkunjung ke tempat ini lagi.

White Rainbow Bridge

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 21 Mei 2016

SINGAPORE 3 : BERKUNJUNG KE PULAU SENTOSA UNIVERSAL STUDIO

Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura  2. Seputar Bugis dan Rochor Canal  3. Pulau Sentosa Universal Studio  4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura  5. Garden by the Bay Supertree Marina  6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road

Wilayah negara Singapura terdiri atas sebuah pulau besar utama dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Misalnya pulau Seletar, pulau Ubin, pulau Tekong, Pulau Sentosa. Pulau Sentosa merupakan pulau kecil yang terletak di sebelah Selatan pulau utama. Pulau yang letaknya dekat dengan pulau Batam tersebut merupakan pusat hiburan dan rekreasi. Dahulu pulau ini bernama pulau Belakang Mati. Dengan pengembangan sebagai pusat rekreasi dan hiburan, namanya menjadi pulau Sentosa. Pulau ini juga semakin bertambah luasnya dengan dilakukan reklamasi atau penimbunan laut untuk menambah luas daratan.
Terdapat empat wilayah di pulau Sentosa dengan masing-masing zona hiburan yang berbeda.
a.      Resort World Sentosa, tempat berbagi objek hiburan, dimana objek wisata yang paling populer adalah Universal Studio.
b.      Imbiah Lookout, dengan taman-taman dan tempat belajar yang ramah untuk keluarga seperti Discover of Singapore, Butterfly Park & Insect Kingdom, Merlion Plaza.
c.       Siloso Point, dengan objek utamanya beberapa taman bawah laut, Resort.
d.      Beach, tempat rekreasi berjemur di pantai, jogging sepanjang tepi pantai.

Dari Bugis ke Sentosa.
Hari Selasa tanggal 10 Mei 2016, pukul 08.00 pagi kami pun berangkat dari hotel menuju stasiun MRT Bugis. Untuk menuju ke Santosa kami naik MRT jalur hijau (East-West) arah stasiun Joo Koon. Setelah melewati 3 stasiun, kamipun turun di stasiun Outram Park. D stasiun Outram Park kami pindah ke MRT jalur ungu, menuju Harbour Front. Kami turun di Harbour Front dan langsung keluar stasiun. Begitu keluar stasiun kami langsung sampai di Mall Vivocity, dan langsung naik ke lantai 3 yang merupakan tempat stasiun monorail Sentosa Express. Disana kami membeli tiket, seharga 4 dolar menuju Pulau Sentosa.

Mall Vivo City
Monorail Sentosa Express merupakan salah satu cara untuk mencapai kawasan Sentosa dari Harbour Front. Cara lain untuk ke Sentosa adalah dengan memakai bus (tiket 2 SGD), atau jalan kaki melewati Sentosa Board walk dengan harga karcis 1 SGD. Sentosa Express beroperasi menghubungkan 4 stasiun, yaitu Sentosa Station yang berada di Mall Vivoo City, selanjutnya Waterfront Station, Imbiah Station dan berakhir di Beach Station. Dari Beach Station, monorail tersebut kembali lagi dengan rute berlawanan, yaitu Beach station, Imbiah Station, Waterfront station dan berakhir di Santosa Station (Vivoo City). Tiket untuk perjalanan pulang balik tersebut sebesar 4 SGD.
Universal Studio
Berbagai stasiun tersebut merupakan bagian-bagian dari kawasan Sentosa, sehingga kita dapat memilih untuk turun di stasiun yang mana. Tiket seharga 4 SGD tersebut dapat kita pakai untuk berpindah dari satu stasiun ke stasiun yang lain. Kecuali kalau kita sudah kembali dan keluar di Santosa Station (Vivo city), maka untuk masuk kembali kita harus beli tiket yang baru. Misalnya tujuan kita ingin ke Universal Studio, maka kita harus turun di stasiun Waterfront. Untuk melihat dan berfoto di patung singa raksasa (Merlion) , turunnya di Imbiah Station. Selanjutnya jika ingin melihat pantai, kita bisa naik lagi dan turun di Beach Station.

Foto di depan bola dunia
Setelah membeli tiket Santosa Express dengan harga masing-masingnya 4 SGD di Santosa Station, maka kami langsung memasuki stasiun tersebut. Tidak lama kami menunggu, sekitar 3 menit kereta monorail tersebut sudah datang dan kamipun masuk, dan segera berangkat. Segera kamipun turun di perhentian pertama, yaitu Waterfront Station, karena disana merupakan lokasi Universal Studio yang sangat terkenal tersebut. Kamipun turun, cari-cari dimana letaknya Universal Studio tersebut. Saat ini masih jam 09.00  pagi di hari Selasa, jadi suasananya belum ramai. Mungkin kalau datangnya pada akhir pekan, akan sangat padat. Dengan mengikuti petunjuk arah, kamipun sampai di lokasi Universal Studio.
Ciri yang paling terkenal dan menjadi tempat favorit untuk berfoto adalah “bola dunia” bertuliskan Universal Studio yang berputar lambat. Alhamdulillah saat itu tidak perlu berdesak-desak untuk dapat berfoto, jadi bisa puas mengambil foto-fotonya.
Puas mengambil foto-foto di depan Universal Studio , kamipun melanjutkan dengan berjalan melihat-lihat bangunan-bangunan lainnya, di sekitar lokasi tersebut juga terdapat berbagai toko-toko serta restoran yang menjual makanan. Salah satunya adalah “Bread Talk” yang sudah kami kenal karena sering beli di Jakarta atau Bandung. Jadi untuk sekedar mengisi perut kamipun membeli minuman dan roti di toko tersebut. Harganya tidak mahal lah, kalau dibandingkan dengan harga di Indonesia sekitar 50 % lebih mahal.

Lake of Dreams
Puas melihat-lihat dan beristirahat di bangku-bangku yang tersedia, kami melanjutkan berjalan melewati kolam yang indah yang disebut sebagai “lake of dreams” lengkap dengan air mancur di tengah-tengahnya. Dari papan petunjuk jalan, ternyata jalan tersebut mengarah ke patung Singa atau “Merlion”. Jadinya kamipun mengikuti arah tersebut. Dan setelah melewati tangga dan plaza yang luas dari kejauhan kami dapat melihat “Merlion” yang megah dan indah. Ternyata tidak terasa kami telah sampai ke lokasi Imbiah Station yang merupakan stasiun terdekat atau bersebelahan dengan lokasi Sentosa Merlion.

Sentosa Merlion
Di sekitar Merlion juga merupakan tempat yang indah untuk berfoto. Terdapat taman dengan kolam yang indah. Banyak pengunjung yang datang bersama keluarga atau rombongan wisatawan yang tidak terlewatkan mengabadikan suasana dengan latar belakang Merlion. Dari sekitar Merlion, yang berhadapan dengan Imbiah Station, kamipun menuju stasiun untuk naik monorail menuju pantai (Beach). Karena antara Imbiah dengan Beach jaraknya cukup jauh, jadi memang harus naik monorail.

Sentosa Express
Beach station merupakan stasiun terakhir atau di ujung dari Sentosa Express. Turun dari situ, terdapat jalan untuk menuju pantai. Dengan taman-taman yang bersih maka kami dapat menikmati lokasi pantai. Dari pantai kami dapat melihat kapal-kapal baik yang berlayar maupun yang sedang berhenti. Di pantai juga terdapat taman-taman yang terawat rapi serta jalur untuk jogging.

Pantai
Di sekitar pantai juga tersedia berbagai peralatan fitness yang dapat dipakai oleh pengunjung yang berolahraga. Jadi memang banyak juga yang datang ke pantai Sentosa ini untuk berolahraga, lengkap dengan pakaian olahraga, mereka jogging sepanjang pantai dan fitness. Peralatan fitness yang ada antara lain Torso Swing untuk memperkuat badan, kaki dan jantung. Leg Press, untuk memperkuat bagian bawah tubuh dan kaki, serta Step Trainer.

Mencoba Torso Swing
Puas berkeliling dan melihat-lihat pantai, kamipun siap-siap kembali meninggalkan Marina. Kami naik kembali Santosa Skytrain di Beach Station, melewati stasiun Imbiah, stasiun Water Front, dan turun di Santosa Station. Sebelum kembali ke MRT di Stasiun Harbour Front, kami keliling-keliling di Mall Vivocity. Waktu baru menunjukkan sekitar pukul 11.20 saat kami memasuki Food Court yang berada di lantai 1 Vivociy. Belum terlalu lapar untuk makan siang, jadi kami hanya memesan minuman segar Manggo Milk Ice dan Strawberry Milk Ice dengan harga masing-masingnya 2,8 SGD. Cukup nikmat menyegarkan, sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Mustafa Center untuk mencari oleh-oleh sekaligus makan siang di kawasan tersebut.

Manggo dan Strawberry Milk Ice
---------------------------------------------------------------------

SINGAPORE 2 : SEPUTAR BUGIS, ROCHOR CANAL, MESJID SULTAN DAN TEMPAT MAKAN

Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura  2. Seputar Bugis dan Rochor Canal  3. Pulau Sentosa Universal Studio  4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura  5. Garden by the Bay Supertree Marina  6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road

Selama berada di Singapura antara tanggal 9 sampai 12 Mei 2016 kami menginap di hotel Nuve yang berjarak sekitar 400 meter dari stasiun MRT Bugis. Dengan demikian setiap hari kami berjalan pulang balik di kawasan Bugis. Di kawasan Bugis terdapat banyak objek atau spot yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat.  Untuk tempat belanja, di seberang stasiun MRT Bugis terdapat Mall yang namanya Bugis Junction, sedangkan di seberangnya lagi juga merupakan tempat berbelanja yang popular bernama Bugis Street.
Di dekat hotel kami terdapat masjid Sultan yang merupakan masjid termegah di Singapore. Untuk mencari makanan halal di kawasan Bugis juga sangat mudah, Sekitar seratus meter dari hotel terdapat rumah makan Hajah Maimunah yang terkenal. Berseberangan dengan masjid berjejer rumah makan Pakistan yang menjual berbagai macam martabak dan makanan halal. Lebih-lebih lagi di daerah Bugis Street, misalnya ada rumah makan Qiji dengan berbagai menu, seperti nasi lemak, lontong, gulai kari.
Acara mengunjungi pusat perbelanjaan Bugis Junction dan Bugis Street kami lakukan pada hari selasa dan rabu, yaitu pada sore atau malam hari setelah pulang dari mengunjungi objek wisata lain. Sekalian turun dari stasiun MRT Bugis, kami lihat-lihat barang di Bugis Junction, lalu menyeberang ke Bugis Street, sekalian makan, baik di tempat ataupun di bawa ke hotel. Pada hari terakhir, pagi-pagi dari pukul 07.00 sampai pukul 10.00 kami khususkan berjalan-jalan di sekitar Bugis, antara lain mengunjungi Rochor Canal, singgah dan sholat di Masjid Sultan, serta mencari sarapan di Bugis Street.

Rochor Canal
Jalan Utama di Bugis adalah Victoria Street, merupakan jalan yang ramah untuk para pejalan kaki. Dengan pedestrian dan trotoar yang lega dan teduh. Salah satu yang menarik untuk dikunjungi dengan berjalan kaki adalah Rochor Canal, hanya berjarak sekitar 300 meter dari stasiun MRT Bugis. Dari stasiun MRT Bugis cukup berjalan menyeberang jalan besar Victoria Street, menyusur Victoria street arah ke Timur laut sekitar 200 meter, lalu belok ke kiri (Barat Laut) melewati jalan kecil Victoria Lane, sekitar 100 kita sampai pada jalan Rochor Canal Road yang menyusur saluran Rochor Canal.

Rochor Canal
Rochor canal, salah satu sungai atau saluran  di Singapore yang menjadi sumber baku air bersih yang penting. Dengan program revitalisasi sungai yang dikenal sebagai active, beautiful, clean waters (ABC waters), dibuat sodetan sepanjang 1,1 km dari jalan Besar ke Crawford Street diubah menjadi saluran air atau kanal yang dilengkapi pedestrian yang lebar, yang menyediakan ruang public baru sepanjang aliran air. Sepanjang kanal tersebut suasananya asri dan sejuk, air yang bersih mengalir pada saluran. Tidak terlihat sampah. Trotoar sepanjang saluran sangat lebar dan dapat dipakai untuk berjalan-jalan serta berolahraga menikmati udara yang sangat bersih. Sepanjang kanal juga dibangun taman-taman dan tempat duduk yang nyaman. Diseberang saluran saluran terdapat tower-tower apartemen yang merupakan tempat hunian warga Singapore.

Apartemen di sisi kanal
Mesjid Sultan
Hotel tempat kami menginap terletak di jalan Pinang, yaitu jalan kecil (lane) yang merupakan salah satu penghubung 2 jalan yang besar, Victoria Street dan North Bridge Road. Panjang jalan tersebut hanya sekitar 100 meter saja. Begitu keluar hotel di jalan Pinang mengarah ke North Bridge Road, maka langsung terlihat Masjid Sultan yang berdiri megah. Masjid yang terletak di Kampung Glam Singapore ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ditetapkan oleh Pemerintah Singapore pada tanggal 14 Maret 1975. Mesjid Sultan tersebut pertama kali dibangun pada tahun 1928 dengan biaya 100,000 dolar singapura, dan sudah mengalami beberapa kali renovasi.

Masjid Sultan
Suasana di dalam Masjid


Masjid ini terbuka bagi seluruh turis, termasuk juga masyarakat non muslim,  yang ingin masuk melihat suasana di dalamnya, namun tentunya harus berpakaian sopan untuk menghormati orang yang beribadah. Di sekitar masjid merupakan daerah semacam kota tua, berdiri bangunan-bangunan pertokoan yang tua. Namun bangunan-bangunan tersebut sangat rapid an terawat baik sehingga sangat menyenangkan untuk dijelajahi. Di seberang masjid misalnya terdapat beberapa bangunan atau toko penjual martabak yang kalau malam hari penuh dengan pembeli.

Deretan restoran martabak
Bugis Junction dan Bugis Street
Di seberang Stasiun MRT Bugis terdapat Mall yang terkenal, yaitu Bugis Junction. Sebenarnya kalau kita ingin belanja barang-barang bermerek di Singapore, Bugis Junction tersebut merupakan pilihan yang cukup lengkap. Disamping tempat-tempat yang paling terkenal untuk belanja di Orchard Road. Kita juga bisa merasakakan atau masuk berbagai restoran terkenal yang banyak terdapat di dalamnya. Belanja oleh-oleh, pakaian, sepatu, parfum, alat-alat kosmetik dan kecantikan. Semuanya tersedia. Namanya mall dan suasananya sangat sejuk.
Yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Bugis Street market yang terletak di seberang Bugis Junction, di tempat ini kita bisa membeli berbagai Pernik-pernik untuk oleh-oleh. Seperti gantungan kunci, patung atau boneka Merlion. T-shirt yang bertuliskan Singapore. Suasana Bugis Market ini, lebih seperti pasar tradisional. Tapi sangat bersih. Harga-harganya juga telah tercantum, sehingga kita bisa membayangkan. Jadi kita tidak akan “tertipu” lah dengan harga yang naik turun tanpa aturan seperti kalau kita membeli barang di pasar tradisional di Indonesia.
Di pasar ini juga kita bisa memuaskan selera kuliner dengan membeli makanan dan minuman. Buah-buahan seperti durian dijual dengan kemasan styrofoam yang rapih. Siap untuk dimakan di tempat. Karena di Singapore kita pasti tidak boleh membawa durian ke hotel. Di MRT saja kalau kita bawa durian pasti akan dihukum denda yang cukup berat. Singapore memang merupakan Negara yang sangat keras menegakkan disiplin. Merokok di MRT dendanya 1.000 Dolar Singapore (Rp 10 juta). Makan minum di MRT juga didenda. Meludah sembarangan juga didenda, apalagi sisa permen karet. Katanya di Singapore “Everything is fine !!!”  (“fine” berarti “denda”).

Restoran Qiji

Restoran
Untuk makan di daerah Bugis market terdapat banyak restoran dan rumah makan. Kami mencoba ke restoran Qiji yang menyediakan masakan melayu. Terdapat bermacam-macam masakan dan minuman. Kamipun memesan nasi lemak . Nasi lemak yang merupakan makanan khas di Singapore dan Malaysia, di Indonesia namanya nasi uduk, yaitu nasi di kukus dengan santan encer, dilengkapi dengan sambal, ikan goreng dan ayam goreng ditambah dengan kacang dan bawang goreng.
Makanan yang kami pesan lainnya adalah lontong, ya mirip dengan lontong kari di Bandung. Dengan sayur, kuah santan, dan telur rebus. Dilengkapi sambal. Untuk minumnya ada yang unik, namanya “bandung”.  “Bandung” adalah minuman berupa sirup merah manis aroma mawar ditambah air dan susu panas. Minuman ini biasa juga disajikan dalam keadaan dingin. Jadi kami pesan yang dingin, cukup segarlah di udara Singapore yang cukup panas. Minuman lain yang kami pesan lemon dingin. Harga nasi lemak adalah 4,7 SGD, lontong 3,7 SGD, sedangkan minuman masing-masingnya 1,8 SGD.

"Bandung" , lontong, nasi lemak
Rumah makan Hajjah Maimunah
Saat kami sampai di hotel pukul 13.30 siang, setelah check in dan masuk kamar. Kami keluar lagi untuk membeli makanan untuk makan siang.  Letak hotel tersebut cukup strategis untuk mencari makan. Tidak jauh, pada jalan yang paralel , yaitu jalan pisang terdapat restoran hajah Maimunah. Restoran ini merupakan restoran padang. Seperti umumnya restoran padang atau restoran melayu, makanan yang tersedia juga bermacam-macam, ikan balado, ayam goreng. Bermacam macam masakan ikan, ayam dan daging, termasuk juga cumi, jeroan dan lain-lain. Baik gule maupun goreng balado. Minumnya, ya diantaranya Bandung deperti yang kami nikmati di restoran Qiji.
Saat kami tiba di tempat itu, kebetulan Restoran tersebut sedang penuh dengan pengunjung yang makan siang, dan tidak tersedia kursi untuk duduk. Jadi kamipun memesan makanan dua bungkus untuk dibawa ke hotel. Sebungkus nasi plus sayur dan rendang, sebungkus lagi nasi kentang teri balado dan rendang. Total harga yang harus dibayar adalah 8,4 SGD. Cukup murah untuk 2 bungkus nasi dengan potongan rendang daging yang besar dan nikmat.
------------------------------------------------------------------