wisata hobby dan lingkungan hidup

Selasa, 16 Juni 2015

UMROH PART I : DARI BANDUNG KE MADINAH

Tulisan Umroh lainnya : Umroh 1 : dari Bandung ke Madinah ,Umroh 2 Masjid Nabawi , Umroh 3 : Raudhah , Umroh 4 : Ziarah di Madinah , Umroh 5 : Belanja di Madinah , Umroh 6 : dari Miqat sampai Tahallul

Silahkan Klik Topik Lainnya :


Kami berdua melaksanakan ibadah umroh pada tahun 2015 ini, yaitu antara tanggal 5 sampai tanggal 14 Mei 2015. Perjalanan yang lumayan lama, yaitu selama Sembilan hari. Karena berangkat dari rumah pada hari Selasa tanggal 05 Mei 2015 pukul 18.30 dan sampai kembali ke rumah pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2015 pukul 15.00. Saya akan menuangkan kisah perjalanan Umroh tersebut dalam beberapa tulisan. Tulisan ini adalah bagian pertama yang akan menceritakan perjalanan dari Bandung ke Cengkareng, sampai ke Madinah dan hari pertama mengunjungi Masjid Nabawi.

Perjalanan dimulai dari rumah pukul 18.30 menuju kantor penyelenggara ibadah Umroh di bilangan jalan Taman Citarum Bandung. Kami sampai disana pada pukul 19.30. Disana telah ramai dengan jamaah yang telah tiba terlebih dahulu, meskipun jadual keberangkatan dengan Bus ke Bandara Sukarno Hatta Cengkareng masih cukup lama, yaitu pada pukul 21.00. Yang membuat ramai bukan hanya para jamaah yang jumlahnya sebanyak 28 orang ditambah 1 orang pembimbing, namun lebih banyak lagi para pengantar, serta para petugas yang akan mengatur keberangkatan kami.


Diantar anak dan menantu


Setelah dilakukan pengecekan untuk persiapan keberangkatan, yang mencakup bagasi, kehadiran semua peserta, serta dokumen-dokumen yang diperlukan, maka pada pukul 20.30 kami menaiki bis yang akan mengantar ke bandara Sukarno Hatta Cengkareng. Dan pada pukul 21.00 Bus pun meluncur meninggalkan kota Bandung.
Perjalanan menuju Cengkareng berlangsung lancar, karena melewati jalan tol Bandung-Jakarta dan langsung ke Bandara Cengkareng. Disamping itu karena hari sudah malam sehingga tidak ada kemacetan. Akhirnya setelah perjalanan selama 3 jam, pada pukul 24.00 sampailah kami di Cengkareng.  Saat cek in masih agak lama yaitu sekitar pukul 02.00.  Jadi acaranya adalah makan malam atau makan pagi lah karena mulainya sekitar pukul 01.00. Suasana di terminal sekitar pukul 00.30 tersebut, meskipun tidak seramai siang hari, tidak bisa dibilang sepi. Tetap ramai dengan orang orang yang akan berangkat, serta orang orang yang baru tiba di Jakarta. Lebih-lebih di terminal Internasional, kelihatannya pada malam hari tetap ramai dengan pesawat yang dating dan berangkat.
Kami makan pagi di salah satu restoran cepat saji dan menunggu sampai sekitar pukul 02.00 baru masuk ke terminal keberangkatan. Disana kami dibagikan tiket dan paspor masing-masing dan masuk menuju ruang tunggu keberangkatan. Tentunya dengan terlebih dahulu melewati loket imigrasi. Di ruang tunggu kami duduk menunggu saat masuk pesawat selama satu setengah jam, dan masuk pesawat sekitar pukul 03.40. Akhirnya pada pukul 04.30 pesawat yang kami tumpangi lepas landas meninggalkan Bandara Cengkareng menuju Madinah.
Sesaat setelah take off, setelah lampu tanda mengenakan sabuk pengaman pramugara pesawat terbang mengingatkan bahwa waktu sholat subuh sudah tiba, maka kamipun melaksanakan sholat musyafir di atas pesawat dengan terlebih dahulu melakukan tayamum. Sesaat kemudian cuaca sebenarnya mulai terang, tetapi awak pesawat mengingatkan untuk tetap menutup jendela pesawat sepanjang perjalanan. Tindakan yang tepat, karena perjalanan kan mulai pagi dan siang dengan cuaca sangat cerah, sehingga kalau ada penumpang yang membuka jendela maka di dalam pesawat akan silau. Dengan kondisi semua jendela tertutup maka para jamaah yang memang rata-rata berangkan sejak sore dan hanya sedikit beristirahat di perjalanan bis, dapat tertidur dan beristirahat sepanjang perjalanan.
Setelah satu jam perjalanan awak pesawat mulai membagikan makan pagi, menunya ya standar untuk perjalanan pesawat, yaitu nasi hangat dengan lauk ayam, sayut,  ditambah agar, sepotong roti brownis dan minuman. Sebelumnya semua penumpang dibagikan sebotol air mineral.  Perut terasa sangat kenyang juga karena baru sekitar pukul 2.00 makan malam, sekarang baru pukul 05,30 sudah makan lagi.
Setelah selesai makan pagi, sepanjang perjalanan kami berusaha untuk beristirahat dengan tidur memejamkan mata.  Yah mau apalagi, lagi pula badan juga sudah cukup letih. Karena telah berhari-hari kurang istirahat, mulai dari persiapan keberangkatan, sampai saat keberangkatan dari rumah sampai masuk ke pesawat. Lagipula kami kan akan menjalani ibadah Umroh selama 9 hari, cukup lama dan memerlukan ketahanan fisik yang prima, jadi sebisa mungkin saat ada kesempatan kami harus berusaha beristirahat untuk menjaga stamina. Dari informasinya kami akan mendarat di Madinah pada pukul 10.00 waktu Arab Saudi, jadi saya kira kami baru akan makan siang nanti di Hotel di Madinah. Eh ternyata 2 jam menjelang mendarat di Madinah, makanan dibagikan lagi. Jadi kami makan sekali lagi, meskipun perut belum terasa lapar.
Tepat pukul 10.30 waktu Arab Saudi Pesawat mendarat di Bandara Madinah. Berarti perjalanan selama 10 jam. Karena take off dari Cengkareng pukul 04.30 Waktu Indonesia Barat yang sama dengan 00.30 waktu Arab Saudi. Kesan pertama saat sampai di Arab Saudi adalah cuaca yang begitu panas.  Menurut informasi dari pilot sesaat sebelum mendarat adalah 32 derajat Celcius. Suhu yang relative tidak panas, Mengingat di Jakarta saja sekarang suhu di siang hari sering mencapai 32 derajat celcius. Tapi kayaknya saat pilot menginformasikan baru sekitar pukul 09.00 jadi suhu di darat masih 32 derajat Celcius, pada siang hari akan lebih panas mencapai sekitar 40 derajat.
Tapi memang beda Indonesia dengan Arab Saudi adalah Indonesia negeri yang sangat subur. Tanah arab adalah tanah yang sangat kering dan merupakan gurun pasir dan gunung-gunung batu.  Pada saat pesawat akan mendarat, pengawas bandara sempat menunda pendaratan selama beberapa saat, sekitar 15 atau 20 menit, dan pesawatpun berputar-putar pada  ketinggian yang rendah sebelum diijinkan mendarat. Sebenarnya hal tersebut merupakan kondisi yang biasa, pesawat disuruh menunggu (mengantri ) karena ada pesawat lain yang harus mendarat terlebih dahulu, atau ada yang mau take off (biasanya yang menjadi prioritas adalah pesawat yang akan mendarat).
Tapi yang tidak biasa dan sempat menakutkan juga adalah melihat kondisi daratan di sekitar Madinah. Hanya ada gurun pasir dan gunung-gunung berbatu, tidak ada tanaman seperti di tanah air. Disamping itu pesawatnya kan pesawat besar, dengan kapasitas penumpang sekitar 450 orang (di tanah air kami biasa naik pesawat berkapasitas 150 sampai 200 penumpang).  Jadi sempat takut juga, bahkan ada beberapa penumpang yang muntah-muntah, rupanya manufer pesawat yang terbang rendah dan berkeliling cukup membuat pusing dan mual-mual.
Alhamdulillah pesawat akhirnya mendarat dengan mulus. Tidak terjadi goncangan atau pengereman mendadak karena rupanya bandara Madinah cukup besar dan landasannya panjang dan biasa didarati oleh pesawat besar. Bandara tersebut juga cukup modern dan lengkap fasilitasnya. Tidak menunggu lama kamipun dapat turun melewati garbarata (belalai) langsung menuju gedung terminal. Meski sibuk Bandara tersebut tidak terlihat ramai. Jalan menuju tempat pengambilan bagasi dilengkapi dengan conveyor datar sehingga memudahkan penumpang untuk mencapainya.

Menunggu bagasi

Suasana di ruang Terminal kedatangan cukup sejuk dengan pendingin udara. Arsitektur bandara mungkin menyerupai tenda-tenda dengan tiang dan atap yang meniru bentuk pohon korma. Mungkin merupakan ciri khas bangunan di Arab Saudi. Alhamdulillah pengambilan bagasi di Bandara cukup lancar, demikian juga proses di loket imigrasi, sehingga sekitar pukul 11.30 kami sudah dapat memasuki Bus yang telah menunggu di luar gedung terminal. Bus tersebut langsung membawa kami ke Hotel yang terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi.

Bandara Madinah

Sampai di hotel sudah jam 12.30. Beruntung sekali letak hotel hanya berjarak sekitar  300 meter dari Masjid Nabawi.  Jadi cukup dekat. Saat kami sampai di hotel cukup banyak jamaah yang telah ada di hotel keluar menuju masjid nabawi untuk menunaikan sholat dhuhur. Kami sampai di hotel dan beristirahat dengan duduk duduk di lobby. Dan selanjutnya makan siang bersama. Saat itu kami belum bisa cek in masuk kamar. Karena di Arab Saudi ini rupanya umumnya baru bisa check out sekitar pukul 15.00 – 16.00. Sehingga baru bisa check in sekitar pukul 16.30.
Jadinya kami berangkat dulu menuju Masjid nabawi sebelum check in, yaitu pada pukul 16.00.  Meskipun jaraknya cukup dekat, yang perlu diwaspadai adalah jangan sampai tersesat. Karena Masjid Nabawi tersebut cukup besar dan saat waktu sholat tiba sangat ramai dipenuhi jamaah, termasuk juga di lingkungan sekitarnya. Jadi kalau tidak hati-hati bisa saja tersesat. Berputar-putar dan tidak tahu jalan pulang. Untuk itu terdapat beberapa ketentuan yang harus dikuti.
Jadi pembimbing memilih untuk membawa rombongan ke masjid Nabawi setelah selesai sholat ashar dimana keadaan di masjid nabawi tidak ramai. Sebelum berangkat semua peserta di absen terlebih dahulu dan dihitung. Kami juga memakai seragam untuk memudahkan pembimbing dan peserta mengenali anggota rombongan. Karena memang dari 28 anggota rombongan kan baru mulai kenalan saat mau berangkat umroh. Beberapa suami istri, ada suami istri bersama mertua atau orang tua. Serta beberapa yang pergi sendiri. Jadi kalau tidak memakai seragam pasti susah juga untuk dapat mengenali di dalam keramaian.
Setelah lengkap anggota rombongan, maka kamipun berjalan bersama. Pembimbing menjelaskan dan mengingatkan rombongan akan rute yang dilalui.  Yang paling penting sebelumnya harus tahu dan hapal nama hotelnya. Kami juga dibekali kartu nama hotel yang kami tempati. Untuk jaga-jaga kalau tersesat sendiri bisa ngasih tahu orang nama dan alamat hotel tempat mgninap.
Menjelang sampai ke pintu gerbang masjid nabawi diingatkan jalan tersebut, di sebelah kiri ada gedung tempat supermarket terkenal di Arab, yaitu bin Dawood dan sebelah kanan sebuah hotel. Kami disuruh ngingat-ngingat. Dan karena sekarang jaman kamera , maka sayapun buat foto-foto di kamera atau telepon genggam, biar nanti kalau lupa nomor gerbang atau bentuk gedung dan jalannya,  bisa melihat di kamera.
Menuju Masjid Nabawi

Dan yang paling penting yang harus diingat adalah nomor pintu gerbang tempat kita masuk. Dimana kami masuk lewat pintu gerbang nomor 15. Itu paling penting sebagai patokan. Nanti kalau pulang harus cari pintu gerbang no. 15. Karena bentuk pintu gerbang tersebut sekilas kan mirip mirip sekali. Tapi masalah akan sangat besar kalau kita keluar dari pintu gerbang yang berbeda. Arahnya juga akan sangat berbeda dan itulah yang sering menyebabkan orang tersesat. Memang sangat penting punya catatan angka-angka nomor pintu gerbang, Nomor pintu masuk masjid. Termasuk juga nomor tempat meletakkan alas kaki di dalam masjid. Anda harus mencatatnya (karena kalau hanya diingat-ingat bisa lupa). Paling enggak bisa di masukkan padada memori telepon genggam atau kamera.

Gerbang nomor 15
Akhirnya kami memasuki pintu gerbang masjid nabawi dan masuk ke halaman Masjid. Pada tahap ini kami belum m emasuki Masjid. Namun di halaman Masjid sebenarnya juga merupakan bagian dari Masjid, seluruhnya tertutup lantai marmar yang bersih dan selalu dibersihkan. Di lantai ini saat waktu sholat juga dipenuhi para jamaah, karena bagian dalam masjid (di dalam gedung) sudah penuh. Para jamaahpun membeludak keluar gedung masjid.
Suasana di bagian luar masjid ini juga cukup sejuk meskipun temperature di Madinah mencapai 40 derajat Celcius. Karena tertutup atap yang berupa tenda. Atap atap tersebut saat magrib akan tertutup atau tergulung secara otomatis, sehingga kita dapat melihat langit malam tanpa terhalang atap. Pada saat pagi hari sekitar pukul 9 atau 10, saat matahari mulai naik, maka atap tersebut mengembang kembali.
Disamping itu dari tiang-tiang atap tersebut selalu mengalir uap air yang dingin sehingga cuaca yang kering dan panas menjadi sejuk dan menyegarkan.
"Payung" Penahan Panas
Masjid Nabawi di Malam Hari
Kami hanya sekitar setengah jam berada di Masjid Nabawi. Karena sifatnya kan hanya pengenalan atau “orientasi medan”. Kamipun segera kembali ke hotel sambil mengingat ingat rute perjalanannya. Karena sebentar lagi kan Magrib, kami akan kembali ke Masjid Nabawi dan harus sudah tahu rute berangkat dan kembalinya. Jadi kamipun check in masuk kamar di Hotel sekitar pukul 17.00. Untuk segera bersiap-siap berangkat lagi ke Masjid dan sholat Magrib dan Isya.
-----------------------------------------------