Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Anai Valley Waterfall located at the edge
of the road between Padang and Bukittinggi in West Sumatra . Location Anai
Valley is located 60 kilometers from Padang and 20 kilometers from Bukittinggi
, or just about 40 km from Minangkabau International Airport . Anai Valley
famous for its beautiful waterfalls and river Batang Anai . This waterfall is
very special because it is located on the edge of the road between the two
largest cities in West Sumatra. To see the waterfall, we could just stop
briefly and was able to enjoy its beauty . From the waterfall we can see the
beauty of the landscape that spans the railway bridge just above the road . It
is a railway line linking Padang , Padang Panjang , Bukittinggi , up to
Sawahlunto
Pada bulan Maret 2015 , antara tanggal 18 sampai 21 kami
berdua berkesempatan mengunjungi Bukittinggi, serta melakukan wisata di kota
dan daerah sekitarnya. Ini adalah tulisan pertama dari perjalanan tersebut. Kami berangkat dari
Bandara Cengkareng pada Rabu 18 maret 2015
sekitar pukul 09.00 dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau di
Padang pukul 10.40. Sebenarnya Bandara tersebut terletak di
Kabupaten Padang Pariaman, yang berjarak sekitar 20 km dari kota Padang arah ke
Bukittinggi. Bandara tersebut beroperasi sekitar 10 tahun yang lalu
menggantikan Bandara Tabing yang terletak di Kota Padang. Jarak antara kota
Padang dan Bukittinggi sekitar 90 km, jadi kalau dari Bandara Minangkabau ke
Bukittinggi berjarak sekitar 70 km, dan dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam
dalam kondisi lalulintas lancar.
Alhamdulillah, begitu kami mendarat di Padang,
sudah ditunggu oleh Fandi, yang
menjemput di Bandara Minangkabau dan akan mengantar kami ke Bukittinggi. Jadi
kami langsung berangkat menuju Bukittinggi. Hari itu hari rabu dan sudah
menjelang tengah hari, jadi perjalanan cukup lancar. Sebab pada pagi hari atau saat akhir pekan,
kondisinya bisa berbeda atau lebih ramai dan macet. Pagi dan sore saatnya orang
berangkat dan pulang kerja atau sekolah. Sedang pada akhir pekan, karena
Bukittinggi merupakan daerah tujuan wisata dari Padang, jadi suasananya cukup
ramai.
Kondisi jalan dari Bandara menuju Bukittinggi cukup baik dan
mulus, sepanjang jalan mata dimanjakan oleh pemandangan yang indah. Sejak dari
Bandara kami dapat melihat perbukitan dan gunung-gunung yang masih rimbun
dengan alam dan hutan yang terjaga dan tidak gundul. Kami melewati kota
kecamatan Lubuk Alung yang terletak pada kilometer 35 rute Padang Bukit Tinggi.
Lubuk Alung sering juga disingkat sebagai LA, sebagai pelesetan lah, jadi
singkatan LA bukan hanya berarti Los Angeles seperti di Amerika. Jakarta kan
punya LA atau Lenteng Agung, maka LA di Sumatra Barat berarti Lubuak Aluang
!!!.
Air terjun Lembah Anai |
Nah, setelah perjalanan sekitar 1 jam, sampailah
kami di lokasi Lembah Anai yang kira-kira terletak pada km 60 Padang –
Bukittinggi. Lembah Anai sangat terkenal
dengan air terjun yang indah serta sungai Batang Anai. Air terjun lembah Anai ini
sangat istimewa karena benar-benar terletak di pinggir jalan antara 2 kota
terbesar di Sumatra Barat tersebut. Suatu hal yang hampir tidak pernah ada.
Karena biasanya lokasi air terjun jauh dari jalan raya, bahkan kadang-kadang
untuk melihatnya harus berjalan cukup jauh. Jadi disini orang tidak perlu jauh-jauh kalau
mau lihat air terjun. Bahkan tidak perlu berwisata secara khusus, setiap orang
yang mau ke Bukittinggi cukup berhenti sebentar dan sudah bisa menikmati
keindahan alamnya.
Menurut informasi sebenarnya di lembah Anai tersebut terdapat
3 buah air terjun, namun yang terletak di pinggir jalan hanya satu. Yang dua
lainnya terletak di sebelah dalam, tertutup oleh lebatnya hutan cagar alam
lembah anai, untuk melihatnya diperlukan waktu berjalan kaki sekitar 20 menit.
Lembah Anai yang sejuk |
Jadi kami juga , seperti kebanyakan wisatawan
lainnya, hanya mengunjungi satu lokasi air terjun yang indah tersebut. Yang menarik, dari sisi air terjun tersebut ,
kita bisa melihat rel kereta api kereta api yang membentang tepat di atas jalan. Jembatan kereta api tersebut
adalah rel kereta api yang menghubungkan Padang, Padang Panjang, Bukittinggi,
sampai ke Sawahlunto. Sangat indah
landscape yang terlihat dengan adanyanya jalan kereta api, atau jembatan kereta
api yang menyeberangi sungai yang indah di sekitar Lembah Anai atau
sungai-sungai lainnya. Dahulu pemandangan jembatan kereta api dengan latar
belakang lembah Anai sering menjadi hiasan pada kalender.
Tapi sayang rute kereta api tersebut sekarang sudah tidak berfungsi
sebagai jalur transportasi yang murah dan efektif. Mungkin kereta api sudah
tidak beroperasi sejak 40 tahun yang lalu pada rute tersebut. Meskipun
landscape nya masih bagus dan beberapa jembatan kereta api dicat yang bagus,
namun fungsinya hanya sebagai latar belakang untuk foto-foto. Sayang, sayang
seribu sayang, yang ada tinggal sisa-sisa jalan dan jembatan kereta api.
Sepanjang perjalanan, terlihat bekas jalur kereta api antara Padang Panjang - Bukittinggi
yang berjarak sekitar 20 km, banyak bekas-bekas rel kereta api yang terletak
berjajar dengan jalan raya sudah menjadi halaman rumah penduduk, bahkan banyak
juga yang telah dibangun rumah-rumah di atas jalan kereta api tersebut. Sekarang kereta api di Sumatra Barat hanya
melayani rute Padang – Padang Pariaman. Mudah-mudahanlah dengan berkembangnya sektor
pariwisata dan ekonomi, jalur-jalur kereta api yang lama dapat diaktifkan
kembali.
Jembatan kereta api |
Setelah sekitar setengah jam kami menikmati pemandangan di sekitar
air terjun lembah Anai, kamipun melanjutkan perjalanan. Hanya beberapa kilometer kamipun sampai di
kota Padang Panjang yang terletak di sekitar kilometer 73. Disini terdapat
tempat makan yang sangat terkenal, yaitu sate Mak syukur. Jadi karena sudah
lewat jam satu, dan memang kami tadi sengaja tidak makan di tempat lain, maka
kamipun singggah dan menikmati kelezatan sate di kota Padang Panjang tersebut.
Akhirnya sekitar pukul 14.00 kamipun sampai di
kota Bukittinggi, ditandai dengan adanya jam gadang yang terletak di
tengah-tengah kota. Tiba saatnya mencari hotel dan beristirahat sejenak sebelum
menjelajahi suasana kota Bukittinggi pada sore dan malam hari.
Jam gadang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.