Wisata Sumatra Barat lainnya :
Lembah Anai Padang Bukittinggi ,
Ngarai Sianok dan Lobang Jepang ,
Lembah Harau dan Kelok Sembilan
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Pagaruyung adalah nama nagari di Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Pagaruyung dan danau Singkarak dilalui Rute Tour De Singkarak yang menjadi agenda Wisata tahunan di Sumatra Barat.
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan Melayu yang pernah
berdiri dengan wilayah kekuasaan meliputi Propinsi Sumatra Barat sekarang serta
daerah-daerah di sekitarnya. Dari berbagai data reruntuhan dan prasasti sejarah
dipercaya pusat kerajaan pagaruyung berada di negeri pagaruyung, Kecamatan
Tanjung Emas kabupaten Tanah Datar. Lokasi istana pagaruyung hanya berjarak
sekitar 5 km dari pusat kota batusangkar. Untuk mencapai lokasi istana
pagaruyung paling gampang adalah lewat Padang Panjang. Jarak Padang – Padang Panjang
72 km, atau kalau dari Bandara ke Padang Panjang sekitar 50 km. Selanjutnya
dari Padang Panjang ke Batusangkar atau istana Pagaruyung jaraknya sekitar 34
km.
Menurut sejarah pada tahun 1347, Adityawarman memproklamirkan
diri sebagai raja kerajaan Malayapura. Adityawarman hidup pada masa yang
bersamaan dengan patih gajahmada dari kerajaan majapahit. Meskipun ada versi
menyatakan bahwa Adityawarman merupakan raja bawahan dari majapahit, namun di
daerah Sumatra Barat belum ada prasasti yang dapat memastikan berita tersebut.
Jadi bisa jadi saat itu kerajaan Malayapura yang berpusat di Pagaruyung
merupakan kerajaan yang otonom.
Istana Pagaruyung sendiri dibangun sekitar abad ke 17 sebagai
kediaman keluarga kerajaan, namun diruntuhkan pada tahun 1837 (akibat
peperangan), selanjutnya dibangun pada tahun 1930, terbakar lagi tahun 1966,
dan dibangun pada 1976, namun terbakar pada tahun 2007 akibat sambaran petir
pada puncak istana.
Saat kami mengunjungi istana Pagaruyung pada
tanggal 20 Maret 2015, istana tersebut telah dibangun kembali dengan sangat
indah dan megah. Dengan arsitektur rumah adat minangkabau, istana tersebut
terdiri dari 3 lantai yang sangat indah.
Bangunan istana tersebut ditopang oleh 72 pilar atau tonggak serta 11 buah
gonjong atau atap yang berbentuk tanduk kerbau yang menjadi ciri khas rumah
adat minangkabau. Halaman istana juga sangat indah dengan taman-taman yang
tertata rapi. Sungguh menyejukkan mata memandang. Apalagi latar belakang alam
yang indah berupa perbukitan dengan pepohonan yang masih lebat menghijau.
|
Bangunan Istana |
|
Di halaman depan |
Masuk ke dalam istana Pagaruyung, warna-warna merah yang
menjadi ciri khas minangkabau mendominasi sekeliling ruangan. Serta warna-warna lainnya seperti hitam,
kuning, ungu dan coklat. Lantai 1 dari istana yang terdiri dari 3 lantai ini,
merupakan tempat singgasana dimana raja menerima para raja-raja atau pejabat
bawahannya. Pada lantai 1 juga terdapat kamar-kamar dengan berbagai fungsi
seperti tempat hunian putri raja yang sudah menikah, tempat rapat dan
sebagainya.
Dari lantai 1, terdapat anak tangga menuju lantai 2 dimana terdapat “Anjuang Paranginan” yang
merupakan tempat hunian putri raja yang belum menikah. Sedangkan pada lantai 3
terdapat “Mahligai” yang merupakan ruang penyimpanan benda-benda dan alat-alat
kebesaran kerajaan seperti mahkota raja.
|
Interior Istana |
|
Interior Istana |
Dari lantai 2 ataupun dari lantai 3 kita bisa memandang ke
luar, baik kedepan dan samping kiri kanan istana, maupun kebelakang istana.
Pemandangan dari lantai 3 sangat lepas dan indah. Jika kita memandang ke depan
istana maka terlihat pemandangan halaman yang luas serta kota Batusangkar, pada
sisi kiri depan istana terlihat rangkiang atau lumbung tempat penyimpanan bahan
makanan. Sedangkan kalau pandangan kita arahkan ke belakang istana terdapat
bukit yang indah. Bukit tersebut bernama Bukit Batu Patah yang menjadi lokasi
istana yang asli berada.
|
Rangkiang atau lumbung |
|
Bukit Batu Patah |
Danau Singkarak
Setelah puas menikmati keindahan istana Pagaruyung, tujuan
selanjutnya sebelum kembali ke Bukittinggi adalah mengunjungi Danau Singkarak. Danau
singkarak adalah danau terbesar di Sumatra Barat. Dan terletak di 2 kabupaten,
yaitu kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Rute dari Batu Sangkar ke Danau
Singkarak adalah sekitar 15 km arah ke Barat, yaitu di Ombilin yang merupakan
sisi Timur danau Singkarak. Dari Ombilin kita bisa menyusuri Danau arah Selatan
menuju Solok atau arah Utara menuju Padang Panjang yang berjarak sekitar 15 km,
dengan demikian jarak antara Singkarak dengan Bukittinggi sekitar 44 km, karena
antara Padang Panjang – Bukittinggi jaraknya 19 km.
|
Danau Singkarak |
Ombilin sendiri merupakan hulu Sungai Ombilin yang airnya
berasal dari danau Singkarak. Sungai tersebut mengalir ke sekitar kota
Sawahlunto dan berakhir di Selat Malaka. Satu hal yang menarik dari Danau
Singkarak adalah air danau tersebut sejak tahun 1998 telah dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik di PLTA Singkarak. Caranya adalah dengan membangun
terowongan sepanjang 17 km menembus gunung dan dikeluarkan di daerah Lubuk
Alung Kabupaten Padang Pariaman. Dengan demikian air danau Singkarak yang
tadinya seluruhnya mengalir ke pantai Timur atau selat Malaka, sekarang
sebagian besar mengalir ke Pantai Barat atau Samudra Hindia lewat PLTA
Singkarak.
|
Sungai Ombilin |
|
Power intake PLTA Singkarak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.