wisata hobby dan lingkungan hidup

Sabtu, 02 Mei 2015

NAPAK TILAS ASIA AFRIKA MENIKMATI INDAH KOTA BANDUNG

Tulisan Bandung lain : Taman Alun Alun dan Gedung Merdeka Bandung , Mesjid Al Irsyad Padalarang Bandung

Silahkan Klik Topik Lainnya :


April 2015 ini Walikota Bandung Ridwan Kamil sangat sibuk dengan karya besarnya. Bandung menjadi tuan rumah peringatan Konperensi Asia Afrika ke 60, Wisata kota Bandung juga bergeliat ramai, karena Bandung sangat terkenal dengan wisata sejarah, wisata kuliner serta tempat-tempat menarik. Memang pada acara yang diselenggarakan antara 19 sampai 24 April tersebut tidak ada konperensi atau rapat para Kepala Negara di Bandung, namun untuk masyarakat awam malah lebih menarik. Karena Konperensi Asia Afrika yang pertama 60 tahun yang lalu kan diselenggarakan di Bandung, jadi acara yang diadakan di Bandung pada tanggal 24 April 2015 ini adalah napak tilas atau peringatan acara serupa yang diselenggarakan tahun 1955 yang lalu.
Untuk menyelenggarakan acara napak tilas tersebut maka sejak 3 bulan sebelumnya kota Bandung berbenah. Kawasan yang menjadi tempat penyelenggaraan Konperensi tahun 1955 tersebut jalan Asia Afrika dan sekitarnya, seperti alun-alun Bandung, jalan Braga, jalan Cikapundung, jalan-jalan menuju Bandara, dibenahi habis-habisan. Praktis hampir seluruh bagian kota Bandung terimbas dibenahi.
Alun-alun yang indah
Apalagi Walikota Bandung, Ridwan Kamil, kan memang sangat concern berusaha membenahi kota Bandung agar menjadi kota yang indah, ramah dan teratur. Jadi adanya peringatan konperensi Asia Afrika ke 60 ini menjadi pendorong yang hebat untuk lebih membenahi kota Bandung. Istilahnya adalah bagaimana caranya “memberi kebahagiaan” bagi warga kota. Karena kalau warga sudah bahagia, maka dia akan lebih kreatif, akan lebih tertib, tidak ada lagi pikiran untuk berbuat yang merugikan kota dan masyarakat. Satu masalah yang memang menjadi tantangan pengelolaan kota dan Negara kita saat ini
Masyarakat bergembira
Jadi ibaratnya sekarang mungkin Ridwan Kamil, untuk lingkup kota Bandung, seperti sedang melakukan “napak tilas”  atas apa yang dilakukan oleh Presiden Sukarno enam puluh yahun yang lalu. Presiden Sukarno memang pemimpin yang monumental, beliau adalah pemimpin politik yang hebat, tapi juga seorang arsitek dan seniman yang hebat. Apa yang dilakukan Ridwan Kamil sekarang mirip-mirip, beliau sudah berhasil membenahi kota Bandung, membenahi taman-taman, meningkatkan kebanggaan warga atas kotanya. Hebatlah, orang Bandung sekarang tidak malu lagi atas penampilan kota yang berantakan. Muncul harapan lagi Bandung kembali menjadi Paris van Java.
Dari sisi politik sekarang Ridwan Kamil juga mulai naik daun sebagai kepala daerah yang terkemuka di Indonesia, mudah-mudahan bisa mengikuti jejak pak Jokowi, bisa jadi Gubernur Jawa Barat, dan selanjutnya jadi Presiden pada tahun 2019 atau tahun 2024.
Jadi bagi kami, dan bagi masyarakat banyak, mungkin sisi politik KAA tidak terlalu penting, bagi banyak masyarakat Bandung dan sekitarnya, termasuk juga dari Jakarta kayaknya, peringatan ke 60 KAA di Bandung, berhasil memberi kebahagiaan. Bayangkan senangnya melihat kota yang tertata rapi. Bagaimana bangganya saat jalan-jalan ke luar daerah, ternyata masyarakat di luar Bandung dan Jawa Barat juga mengamati perkembangan kota Bandung. Bulan Maret yang lalu kami berwisata ke Sumatra Barat, wah senang sekali mendengan pemandu wisata kami memuji-muji kota Bandung dan Ridwan Kamil. Jadi terima kasih banyak Pak Ridwan Kamil yang membenahi dan mempercantik kota Bandung.
Dalam rangka menikmati kebahagiaan tersebut, maka kami jalan-jalan lagi ke jalan Asia Afrika pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015. Kan sebelumnya Walikota menyampaikan, terima kasih warga Bandung. Penyelenggaraan peringatan konperensi Asia Afrika berhasil sukses dengan puncak acara, yaitu napak tilas atau Historical Walk para Kepala Negara pada hari Jumat tanggal 24 April 2015. Sekarang saatnya kita berpesta merayakan keberhasilan tersebut, serta menikmati Kota bandung yang tertata rapih, indah dan nyaman.
Nyamannya jalan Asia-Afrika
Kami sengaja berangkat padi-pagi dan naik kendaraan umum, yaitu Bis Kota denga rute Cibiru – Alun alun – Kebon Kelapa. Dengan pertimbangan bisnya cukup nyaman, sejuk dengan Ac dan antisipasi kondisi jalan Asia Afrika yang pasti rame dengan masyarakat. Benar saja, meskipun masih pagi masyarakat sudah berjubel, lalu lintas macet dan rute kendaraan juga dialihkan, sekitar lokasi jalan Asia – Afrika ditutup, kamipun turun dan berjalan kaki bersama-sama. Ternyata cukup memyenangkan masyarakat juga rame, berjalan menikmati kota yang indah. Banyak yang mengambil foto-foto, foto kota dan foto diri sendiri. Kayaknya membahagiakanlah, udara sejuk, jalan-jalan bersih dan indah. Sepanjang jalan Asia Afrika terdapat kursi-kursi antik yang indah membuat betah duduk berlama-lama. Tidak ada mobil lalu lalang membuat udara pagi terasa sejuk dengan mentari mulai bersinar.
Bola dunia
Kami berjalan pelan-pelan bersama masyarakat lainnya yang bergembira, berfoto-foto, duduk-duduk. Banyak juga komunitas-komunitas, seperti sepeda ontel, komunitas bandung tempo dulu, rombongan remaja, masyarakat adat dan lain-lain, yang siap-siap untuk berpawai. Ada juga berbagai grup seni tradisional. Sementara di depan alun-alun sedang bersiap-siap untuk acara musik di panggung terbuka, masyarakat juga banyak yang sudah mengambil posisi duduk yang strategis untuk menonton.
Hiasan lukisan
Yang ikut berbahagia menikmati kota pagi ini pastilah bukan hanya warga Bandung, kami mendengar logat banyak warga yang bukan berasal dari Bandung atau Jawa Barat ikut tumpah ruah. Rupanya acara napak tilas Konperensi Asia Afrika tersebut juga telah mengundang banyak wisatawan yang berjubel  memeriahkan kota Bandung. Semua pada ceria berfoto-foto, mulai dari anak-anak, bayi-bayi, orang dewasa, hingga orang-orang tua, para kakek nenek. Termasuk juga para turis mancanegara yang berkunjung.
Seputar Pasar Baru
Tidak terasa kami sudah sekitar lima jam menikmati napak tilas lokasi Konperensi Asia Afrika dan  sekitarnya. Kami berjalan pelan-pelan, keliling-keliling, menonton keramaian. Menonton kegembiraan masyarakat. Menonton petugas keamanan yang sibuk mengatur. Menonton tim kesenian dan berbagai komunitas yang siap-siap berpawai dan tampil di panggung. Karena acara pesta ini kan akan berlangsung sepanjang hari sampai malam, bahkan dilanjutkan seharian sampai besok  hari minggu tanggal 26 April 2015. Kami juga sempat berbelanja di Pasar Baru yang telah ditata. Dan kami juga menikmati nostalgia makan roti dan minum es krim di toko tradisional yang telah puluhan tahun buka di jalan Braga. Yang sampai saat ini masih ditata secara tradisional sama seperti tigapuluh atau empat puluh tahun yang lalu.
------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.