wisata hobby dan lingkungan hidup

Minggu, 31 Maret 2019

WISATA BANGKOK 2 : MUANGBORAN THE ANCIENT CITY

Hari ketiga kunjungan kami di bangkok , 13 Maret 2019 kami siap-siap untuk berangkat. Agenda kami hari ini adalah mengunjung the ancient city atau oleh orang Thailand lebih dikenal sebagai Muangboran. Muangboran The Ancient City dibangun sebagai alat untuk mendorong masyarakat di Negara tersebut untuk mempelajari sejarah Negara mereka. Muangboran didirikan oleh Lek Viriyahphant sebagai proyek idealis mewujutkan cita-cita Viriyahpant yang menginginkan agar budaya dan nilai-nilai tradisi nasional yang merupakan fondasi peradaban Thailand atau Siam dapat lestari dan dikenal dunia.


Muangboran merupakan taman replika berbagai bangunan yang ada di Thailand, baik berdasarkan sejarah masa lalu Thailand maupun bangunan-bangunan yang masih ada. Berbagai bangunan tersebut dibuat replikanya seolah-olah menyerupai kota Bangkok dan Thailand di masa lampau. Bentuk bangunan sama persis, hanya ukurannya yang lebih kecil, demikian juga dilengkapi kuil, monumen, istana, menara, bahkan taman-taman, pasar rakyat, pasar terapung. Jadi kalau kita ingin mengetahui bentuk berbagai bangunan asli yang ada di Thailand, maka ancient city adalah tempatnya. Ancient city juga merupakan tempat untuk mengambil foto, berbagai bangunan yang sangat banyak tersebut memberi latar belakang foto-foto yang menarik dan instagramable.

Bukan hanya berbagai bangunan, lingkungan sekitarnya, misalnya kolam atau bangunan yang di tepi sungai juga taman-taman dibuat sedapat mungkin mendekati aslinya, sehingga kita benar-benar merasakan berada pada masa lampau Thailand atau Bangkok.

Cara mencapainya lokasi Muangboran.
Muangboran dapat dicapai dengan transportasi mobil, taksi, maupun bus. Jika kita memakai mobil sewaan artau taksi, maka dari kota Bangkok kita dapat melewati jalan Express way (tol) dalam kota arah selatan Bangkok. Selepas jalan tol, masuk ke Old Shukumvit Road arah ke Bangpoo. Sampai di kilometer 33 tinggal masuk arah kiri dan sampai di lokasi Muangboran.
Kita juga dapat ke Ancient City dengan naik bus, yaitu dengan naik bus AC no. 511 (rute Pinklao-Paknam) dan turun di stasiun/ terminal terakhir. Dari stasiun tersebut disambung dengan naik minibus nomor 36 yang lewat di depan Muangboran.
Cara ketiga yang kami lakukan adalah,  dari kawasan Petchaburi naik MRT ke stasiun MRT Sukhumvit. Selanjutnya pindah ke stasiun BTS Asok yang interchange dengan MRT Sukhumvit. Dari Asok naik BTS menuju stasiun terakhir, yaitu stasiun Bearing. Tiket MRT dari Petchaburi ke Sukhumvit adalah 16 Bath per orang, sedang BTS dari Asok ke Bearing sekitar 53 Bath per orang. Setelah sampai di Stasiun Bearing, dilanjutkan dengan taksi sekitar 25 menit dengan ongkos sekitar 140 bath. Kami kira cara ini merupakan cara yang paling efektif dan efisien menuju Muangboran, yaitu sedapat mungkin naik transportasi massal MRT dan/ atau BTS, setelah agak dekat dan tidak ada lagi BTS, disambung dengan taksi.

Gerbang Muangboran
Ternyata cara inilah yang paling efektif dan kami rekomendasikan untuk anda. Perhitungannya adalah sebagai berikut : MRT dari petchaburi ke Sukhumvit  16 x2  =  32 Bath. BTS dari Asok ke Bearing  sekitar 53 x 2  =  106 Bath. Taksi dari Bearing ke ancient city 140 Bath  , total 284 Bath. Bandingkan dengan naik taksi dari tengah kota Bangkok seperti Pethcaburi. Pada saat pulang kami pikir kan akan praktis langsung naik taksi ke Petchaburi sehingga langsung sampai ke hotel. Ternyata perhitungan kami meleset. Sama seperti kota Jakarta, jalan jalan di kota Bangkok apalagi di tengah kotanya banyak yang sangat macet, bahkan di tol dalam kota juga macet dan   merayap.  Jadi saat pulang kami memerlukan waktu yang sangat lama dan membosankan karena bermacet-macet di tol dalam kota dan jalan menuju hotel, sampai-sampai kami turun sekitar 200 meter dari hotel karena jalannya macet dan berhenti. Ongkosnya juga lebih mahal. Yaitu ongkos taksi sekitar 340 Bath ditambah biaya tol 70 bath, jadi sekitar 410 bath.
 Naik MRT, BTS dan dilanjutkan dengan bus merupakan cara yang paling murah. Namun untuk naik bus di Thailand, ternyata tidak semudah naik bus di Malaysia atau Singapore misalnya. Kandalanya adalah Bahasa. Karena umumnya penduduk disana, termasuk supir taksi, bus dan penduduk lainnya tidak dapat/ mengerti Bahasa inggris. Umumnya harus Bahasa Thai dan bahkan dengan hurup Thai (bukan hurup latin), jadi kita susah untuk nanya-nanya mana busnya dan dimana berhentinya. Untuk naik taksi juga kendalanya sama, yaitu Bahasa. Untuk menyiasatinya kami rekomendasikan untuk membuat semacam kartu atau keterangan yang di print tentang tempat yang akan kita kunjungi, dengan huruf latin dan huruf Thai. Kartu atau print out tersebut kita tunjukkan ke supir taksi. Sebab kalau kita sampaikan dalam Bahasa inggris umumnya mereka tidak mengerti.
Berikut contoh “kartu”  (brosur) yang dibuat dibuat dan disiapkan oleh putri kami Citra sebagai bekal perjalanan kami. Dan terbukti print out tersebut sangat membantu, sehingga supir taksi atau orang yang kami Tanya mengerti dan tidak terjadi salah komunikasi.

Kartu petunjuk
Kami sampai di Muangboran cukup pagi sekitar pukul 08.45, sehingga untuk masuk harus menunggu , karena buka nya persis pukul 09.00. Pukul 09.00 tepat loket tiket dibuka dan kami beli tiket, per orang 350 Bath. Karena begitu luasnya kompleks Muangboran, kami diberikan brosur yang dilengkapi peta lokasi. Untuk mengelilingi objek wisata yang sangat banyak tersebut tersedia  sepeda yang dapat dipakai secara gratis, juga ada alternative naik tram (semacam odong-odong yang akan membawa pengunjung tour keliling rame-rame, yang juga gratis, namun tour baru ada mulai pukul 10.00), disamping itu naik tram ini hanya berhenti pada spot tertentu sesuai program mereka, jadi kita sangat terikat dan harus mengikuti rombongan.
Loket tiket
Alternative lain (karena praktis tidak mungkin untuk mengelilingi Muangboran dengan jalan kaki) adalah dengan menyewa golf car. Sewanya untuk jam pertama 350 Bath, selanjutnya 200 Bath per jam). Jadi meskipun mahal maka kami berdua memilih untuk menyewa golf car, yang sebenarnya bisa ditumpangi oleh 4 orang. Syaratnya harus punya SIM yang dititipkan dan baru bisa diambil saat kita mengembalikan kendaraan car tersebut.

Ayo... berangkar
Bicara tentang objek yang ada di sana, dari brosurnya terdapat 210 objek. Jadi sangat banyak yang dapat kita kunjungi dan menjadi tempat untuk berfoto-foto. Kalau semua tempat ingin kita kunjungi jelas memerlukan waktu yang lama. Jadi tergantung kita. Berapa banyak tempat yang kita kunjungi dan berapa lama waktu yang kita miliki.

Selanjutnya dari sebanyak objek bangunan dan tempat-tempat yang dapat kita kunjungi tersebut dapat dibedakan atas 3 macam katagori, sebagai berikut :
1. Katagori pertama, bangunan yang merupakan bangunan asli dari lokasi sebenarnya yang dipindahkan dan disusun kembali di Muangboran. Misalnya The Old Market Town, The Bell Tower.
2. Katagori kedua, bangunan yang merupakan tiruan (duplikat) dari bangunan asli, dan dibuat kembali berdasarkan bukti sejarah. Contohnya adalah Dusit Maha Prasat Palace (The Grand Palace), Samphet Prasat Palace, Ayutthaya, dan sebagainya. 
3. Katagori ketiga, bangunan atau taman yang didesain secara kreatif kreatif oleh Tim Muangboran, misal taman-taman ( Seperti The Krai Thong Garden, Phra Lo’s Garden) dan bangunan (Pavilion Of The Enlightened, The Rainbow Bridge) dan sebagainya.


Sanphet Prasat Palace Ayutthaya


The Great Battle of Yuthahathi 

Pertempuran yuthahathi menceritakan sejarah tahun 1569 saat Ayutthaya (ibu kota kerajaan siam) ditaklukkan oleh Burma. Pangeran naresuan dibawa ke Burma sebagai tawanan raja Burma. Selanjutnya tahun 1584 raja naresuan memproklamirkan kemerdekaan dari Burma. Perang kemerdekaan terjadi dan dikenal sebagai perang besar yuthahathi di nong sarai dengan melibatkan pasukan yang mengendarai gajah.

Khun Phaen House
Khun phaen house , model rumah di Ayutthaya , ibu kota kerajaan lama. Dibangun sesuai dengan model aslinya di Ayutthaya.

Pavilion of The Enlightened

Replika Istana

Taman-taman

Jalan lingkungan dengan taman
------------------------------------------

Kamis, 28 Maret 2019

WISATA BANGKOK 1 : KE GRAND PALACE LEWAT SUNGAI CHAO PRAYA


Istana raja, Grand Palace atau Phra Borom Maha Ratcha Wang adalah kompleks bangunan istana di BangkokThailand. Istana ini berfungsi sebagai kediaman resmi Raja-raja Thailand dari abad ke-18 dan seterusnya. Saat ini kompleks Grand Palace tidak lagi menjadi kediaman raja. Kemegahan dan keindahan bangunan-bangunan yang ada di kompleks Grand Palace terbuka untuk dikunjungi , sehingga menjadi objek wisata yang paling popular di Bangkok dan dikunjungi oleh tidak kurang 8 juta wisatawan setiap tahunnya.
Jadi saat kesempatan kali ini kami berkunjung ke Bangkok pada tanggal 11 sampai 15 Maret 2019, maka objek wisata yang masuk daftar paling atas untuk kami kunjungi adalah Grand Palace tersebut.



Pada hari kedua kunjungan kami di Bangkok, Selasa , 12 Maret 2019, pagi hari kami mulai dengan breakfast di hotel yang terletak di kawasan Pechaburi / Makassan Bangkok. Pukul 07.30 kami berjalan ke MRT station Pechaburi yang jaraknya hanya sekitar 120 m dari hotel. Kami membeli tiket MRT menuju stasiun Si Lom (melalui stasiun-stasiun : Sukhumvit, Queen Sirikit National Convention Center, Khiang Tani, Lumphini, Si Lom). Harga tiketnya sekitar 26 Bath per orang. Harga tiket MRT dan BTS (Bangkok Transportation Syatem, LRT nya Bangkok) di Bangkok tergantung dari berapa stasiun atau jarak tempuh perjalanan, namun berkisar dari sekitar 16 sampai 30 bath. Misalnya saat kami naik di stasiun Pechaburi dan turun di stasiun Sukhumvit (hanya jarak 1 stasiun), harga tiketnya 16 Bath, namun saat naik dari stasiun Petchaburi dan turun di Si Lom (melewati 5 stasiun) harga tiketnya hanya 26 Bath.
Dari stasiun MRT Si Lom kami turun menuju stasiun BTS Sala Daeng yang merupakan stasiun yang interchange dengan stasiun MRT Si Lom. Perjalanan lalu dilanjutkan dengan BTS menuju stasiun BTS Saphan Thaksin (lewat stasiun BTS Chong Nonsi S3, Stasiun Suksa Witthaya S4, Stasiun Surasak S5, stasiun Saphan Taksin S6). Stasiun BTS Saphan Taksin interchange dengan dermaga Sathorn (Sathorn Pier) yang merupakan dermaga utama Chao Praya Express. Dari Saphan Taksin  kami cukup berjalan kaki sekitar 100 meter ke Sathon Pier di tepi sungai Chao Praya. Untuk mencapai Grand Palace kami naik boat atau perahu yang berbendera oranye yang rutenya menuju Boat Pier Ta Chang (N9). Ongkosnya dari Sathorn ke Ta Chang  adalah15 Bath per orang.




Setelah perjalanan sekitar 25 menit dan menyinggahi beberapa dermaga, sampailah kami di dermaga Ta Chang (N9) yang merupakan dermaga terdekat dengan kompleks Grand Palace. Turun dari boat Pier Ta Chang, lalu keluar pier dengan melewati semacam pasar. Karena Pier Ta Chang ini merupakan pelabuhan untuk menuju Grand Palace, maka cukup ramai dengan para wisatawan, disamping juga oleh penduduk Bangkok sendiri. Di pasar kecil pada pier tersebut juga dijual berbagai makanan, minuman, buah-buahan, juice dan berbagai souvenir yang diperlukan oleh wisatawan.




Keluar dari kawasan “pasar”  kami sampai kami ke jalan utama dan disana sudah terlihat tembok kompleks Grand Palace. Meskipun hari masih pagi sekitar pukul 09.00 namun daerah tersebut sudah terlihat ramai. Apalagi semakin dekat ke gerbang grand palace semakin ramai dan dibuat barisan antrian. Oh iya, untuk menuju Grand Palace selain lewat sungai Chao Praya (yang paling praktis), juga dapat dicapai dengan kendaraan lain seperti bus dan taksi.




Untuk masuk ke kompleks istana pengunjung harus membeli karcis yang lumayan mahal harganya, yaitu 500 Bath. Kalau dikurs ke rupiah sekitar Rp 210.000,- . Harga tersebut berlaku bagi wisatawan asing, sedang bagi warga Thailand sendiri ternyata boleh masuk kompleks Grand Palace tanpa dikenakan bayaran atau gratis. Pintu masuknya juga dibedakan, yaitu ada pintu khusus untuk warga Negara Thailand da nada untuk warganegara asing.







Grand Palace adalah istana raja yang dibangun oleh Raja Rama I , yang memutuskan untuk memindahkan ibu kota kerajaan Siam dari Thonburi di bagian Barat Bangkok ke tepi timur sungai Chao Praya. Pembangunan menara emas pada istana tersebut dimulai tahun 1782, dan setelah istana selesai dibangun, pada tahun 1785 raja menggelar upacara penobatan pada tahun 1785. Grand Palace menjadi tempat kediaman raja (Rama I sampai Rama IV), namun Rama V sampai selanjutnya tinggal di istana lainnya. Kecuali Rama VIII yang pernah tinggal di Grand Palace. Saat ini raja Thailand tidak tinggal di tempat ini, namun disamping sebagai objek wisata,  grand palace masih berfungsi sebagai tempat ibadah warga Buddha-Thailand serta sesekali juga digunakan untuk acara-acara perayaan atau penyambutan tamu-tamu Negara. Kompleks grand palace dibuka dari jam 08.30 sampai pukul 16.00. Dan karena merupakan tempat yang ya g dihormati (istana raja) maka untuk dapat masuk harus berpakaian sopan.



Karena awalnya merupakan pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja, maka kompleks Grand Palace dipenuhi berbagai bangunan-bangunan yang sangat indah dan megah. Meskipun hari masih pagi namun pengunjung sudah membludak dan semakin banyak, sehingga untuk berfoto juga  sering-sering harus antri dengan pengunjung yang lain. Sulit untuk dapat berfoto secara bebas.



Semakin siang, kawasan grand palace semakin ramai dengan wisatawan. Kamipun mulai berjalan keluar kompleks grand palace. Di luar kami melihat antrian untu masuk semakin panjang. Kembali ke Pier Ta Chang dengan melewati pasar. Kami kembali naik boat atau perahu berbendera oranye menuju Sathorn.   Namun kali ini ongkosnya 20 Bath, bukan 15 bath seperti saat berangkat.
Di Ta Chang sebenarnya ada rute boat yang lainnya, salah satunya adalah boat yang menuju Wat Arun yang terletak di seberang pada tepi sungai sebelah barat, ongkosnya hanya 4 bath.  Tapi karena kami sudah pernah mengunjungi Wat Arun, dan siangnya masih ada tempat yang perlu dikunjungi, maka kami memilih boat yang rute menuju Sathorn. Tapi tak lama kami juga bisa melihat dari kejauhan Wat Arun yang megah tersebut.


Sama dengan perjalanan berangkat ke Grand Palace, pada perjalanan pulang boat menuju Sathorn Pier memerlukan waktu sekitar 25 menit. Selanjutnya kami naik BTS ke terminal Sala Daeng. Interchange ke stasiun MRT Si Lom dan naik MRT kembali ke stasium Petchaburi.
--------------------------