Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Pantai Pangandaran merupakan kawasan wisata terkenal
yang terletak di Selatan Jawa barat. Pemandangan pantai yang indah dengan
ombaknya, serta adanya lokasi untuk melihat matahari terbit (sunrise) dan
matahari tenggelam (sunset) menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri dan
mancanegara untuk berkunjung ke daerah itu.
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Salah satu objek yang cukup menarik di Pangandaran
adalah Cagar Alam Pananjung. Di kawasan Pananjung tersebut kita dapat
berpetualang menyusuri sejumlah objek seperti batu Kalde. Jembatan, Pantai
Pasir Putih, serta benteng pertahanan peninggalan tentara Jepang. Pengunjung
juga dapat menyaksikan berbagai hewan liar seperti rusa, biawak, monyet ekor
panjang dan burung-burung laut.
Kami mengunjungi lokasi wisata alam tersebut
pada hari Jumat tanggal 22 Juli 2016. Berikut adalah review tentang objek
wisata alam Pananjung.
Pantai Barat dan Pantai Timur
Pangandaran dipisahkan sebuah tanjung atau semenanjung yang menjorok ke arah
Selatan. Bentuk tanjung yang cukup luas tersebut mirip paha ayam seperti yang
ada di bagian Selatan pulau Bali. Pada tanjung tersebut terletak Taman wisata
alam (Nature Recreation Park) dan Cagar Alam (Nature Reserve) Pananjung, yang
merupakan objek wisata dengan nuansa
hutan, pantai dan laut.
Cagar alam Pananjung dapat dicapai dengan
berjalan kaki, baik dari pantai Barat maupun pantai Timur karena lokasinya
persis diapit oleh pantai Barat dan Pantai Timur. Selain berjalan kaki di dalam
cagar alam, kita juga dapat mengelilingi semenanjung ini dengan menyewa perahu
nelayan dan singgah di pantainya yang berpasir putih.
Peta Cagar Alam Pananjung |
Kami
sampai di pintu gerbang Cagar Alam sekitar pukul 06.45. Di loket belum ada
petugas, namun tercantum jadual buka taman wisata, yaitu antara pukul 07.00
sampai 17.00. Pada pukul 07.00 petugas masuk ke gardu
penjualan tiket, dan kamipun membeli tiket dengan harga Rp 16.000,- per orang.
Pintu Gerbang |
Jalan
masuk utama menuju taman terlihat kumuh dengan adanya gerobak-gerobak yang
diparkir sembarangan, serta trotoar yang menjadi tempat penjemuran ikan. Saat
masuk, di sisi kanan jalan terdapat kantor pengelola taman dengan halaman yang sangat bersih.
Bangunan Kantor |
Papan
petunjuk arah objek wisata ada, tetapi tidak ada informasi jarak. Padahal informasi
jarak sangat penting karena akan menjadi petunjuk yang mencegah pengunjung tersesat.
Contohnya kami waktu mencari jalan ke pasir putih yang terletak di pantai
barat, setelah melewati jembatan ada dua alternative ke pasir putih, arah ke
kanan atau ke kiri. Kami memilih belok ke kiri, mula-mula ada jalan setapak,
tapi lalu tidak ada tanda jalan yang jelas, tanah berlumpur memasuki hutan dan
bukit. Setelah sempat kami ikuti sekitar 200 meter, arahnya makin tidak jelas.
Akhirnya kami kembali ke jembatan, lalu coba memilih arah jalan ke kanan, mula-mula
memang jalannya tidak jelas, tapi lalu ketemu jalan memutar dan mendaki, akhirnya
setelah sekitar 200 atau 300 meter sampailah di lokasi pasir putih.
Penunjuk arah |
Jalur Tracking |
Batu Kalde
Sekitar 200 meter menyusuri taman wisata,
sampailah di lokasi situs Batu Kalde. Di situs tersebut terdapat batu berbentuk
sapi gumarang yang merupakan tempat bersembahyang umat hindu pada zaman Kerajaan
Pananjung. Terlihat reruntuhan candi dengan
arca sapi serta lima buah makam kuno. Makam kuno tersebut diperkirakan
merupakan makam para pembesar Kerajaan. Disebut batu Kalde karena arca sapi
berukuran sekitar 1 x 0,6 m2 dengan
tinggi 0,5 m tersebut mirip dengan kijang yang dalam Bahasa Sunda disebut
kalde. Batu Kalde tersebut konon merupakan nisan seorang menteri kerajaan yang bernama
Arya Sapi Gumarang.
Batu Kalde |
Tulisan terkait : Dari Bandung ke Pangandaran , Melihat Sunset dan Sunrise di Pangandaran Tempat Wisata Pangandaran Cagar Alam Pangandaran Wisata Green Canyon
Selepas situs Batu kalde, perjalanan menyusuri
jalur track dilanjutkan. Kami melewati Gua Lanang, Gua Jepang dan Wisma
Ciborok. Di sekitar Wisma terdapat banyak pepohonan dan sekawanan rusa sedang
memakan rumput. Selanjutnya kami menyeberangi jembatan menuju lokasi pantai
pasir Putih. Jembatan di atas sungai tersebut memiliki konstruksi yang sangat
bagus, namun terlihat lusuh, padahal kalau dicat dan dirawat akan sangat indah.
Jembatan tersebut juga tidak memiliki nama. Padahal nama yang menarik sangat
perlu untuk menambah daya tarik jembatan yang bagus tersebut. Misalnya bisa
saja diberi nama “Jembatan Cinta” seperti di pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Atau dapat diberi nama “Jembatan Pelangi”
(rainbow bridge) karena bentuknya yang melengkung seperti pelangi. Dengan
bentuk yang indah serta nama yang unik pasti jembatan tersebut akan menjadi
spot yang menarik untuk berfoto-foto.
Jembatan Batu |
Gua Jepang
Setelah melewati jembatan batu, kami sempat “tersesat”
karena memilih arah kiri. Namun kemudian kami kembali ke jembatan dan memilih
arah kanan. Kami menyusuri jalan kecil yang menanjak dan akhirnya sampai di
lokasi pantai Pasir Putih. Sebelum sampai di Pasir Putih, terdapat bukit dimana
terdapat Gua Jepang. Jadi di lokasi Pananjung terdapat beberapa lokasi Gua
Jepang. Gua terbentuk dari beton yang tertimbun tanah sebagai benteng
pertahanan, dan berfungsi sebagai gudang amunisi. Pada bagian depan gua
terdapat parit-parit pertahanan untuk
pengintaian pendaratan dari laut oleh pihak sekutu.
Gua Jepang |
Pemandangan dari bukit Gua Jepang |
Gua jepang yang
berlokasi di dekat pasir putih tersebut merupakan tempat yang sangat baik jika
dijadikan menara pandang, pemandangan dari atas bukit tersebut sangat indah karena
kita bisa melihat pantai pasir putih, laut serta pantai barat pangandaran.
Namun pada saat ini kita harus sangat berhati-hati saat mengambil foto karena tidak
terdapat pagar pengaman. Juga banyak pohon dan dedaunan yang menghalangi pandangan
laut dan pantai. Kalau tempat itu dirapihkan, diberi pagar pengaman, serta
pembersihan sekitar Gua Jepang, maka tempat itu akan menjadi lokasi yang sangat
istimewa.
Pantai Pasir Putih
Pada lokasi yang bersebelahan dengan bukit yang
menjadi tempat Gua Jepang, terdapat Pantai Pasir Putih dengan pasirnya yang
bersih, gelombang laut yang kecil serta pemandangan indah. Selain dapat dicapai
dengan menyusuri cagar alam, wisatawan biasa mengunjungi lokasi ini dengan
perahu motor dari lokasi Pantai Barat Pangandaran. Di tempat ini para wisatawan
dapat bermain air di pasir serta berjalan-jalan berkeliling. Rombongan
wisatawan dengan perahu bermotor biasa singgah selama satu atau dua jam di tempat
ini, menikmati pasirnya yang putih, bermain bola, berenang, ataupun bermain
pasir.
Pantai Pasir Putih |
Pantai Barat sebagai latar belakang |
Tulisan terkait : Dari Bandung ke Pangandaran , Melihat Sunset dan Sunrise di Pangandaran Tempat Wisata Pangandaran Cagar Alam Pangandaran Wisata Green Canyon
---------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.