Wisata Singapura yang lain : 1. Dari Bandung ke Hotel Nuve Singapura 2. Seputar Bugis dan Rochor Canal 3. Pulau Sentosa Universal Studio 4. Chinese Garden dan Museum Kura-kura 5. Garden by the Bay Supertree Marina 6. Belanja di Mustafa dan Orhard Road
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Selama berada di Singapura antara tanggal 9 sampai 12 Mei
2016 kami menginap di hotel Nuve yang berjarak sekitar 400 meter dari stasiun
MRT Bugis. Dengan demikian setiap hari kami berjalan pulang balik di kawasan
Bugis. Di kawasan Bugis terdapat banyak objek atau spot yang menarik untuk
dikunjungi dan dilihat. Untuk tempat
belanja, di seberang stasiun MRT Bugis terdapat Mall yang namanya Bugis
Junction, sedangkan di seberangnya lagi juga merupakan tempat berbelanja yang
popular bernama Bugis Street.
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Di dekat hotel kami terdapat masjid Sultan yang merupakan
masjid termegah di Singapore. Untuk mencari makanan halal di kawasan Bugis juga
sangat mudah, Sekitar seratus meter dari hotel terdapat rumah makan Hajah Maimunah
yang terkenal. Berseberangan dengan masjid berjejer rumah makan Pakistan yang
menjual berbagai macam martabak dan makanan halal. Lebih-lebih lagi di daerah
Bugis Street, misalnya ada rumah makan Qiji dengan berbagai menu, seperti nasi
lemak, lontong, gulai kari.
Acara mengunjungi pusat perbelanjaan Bugis Junction dan Bugis
Street kami lakukan pada hari selasa dan rabu, yaitu pada sore atau malam hari
setelah pulang dari mengunjungi objek wisata lain. Sekalian turun dari stasiun
MRT Bugis, kami lihat-lihat barang di Bugis Junction, lalu menyeberang ke Bugis
Street, sekalian makan, baik di tempat ataupun di bawa ke hotel. Pada hari
terakhir, pagi-pagi dari pukul 07.00 sampai pukul 10.00 kami khususkan
berjalan-jalan di sekitar Bugis, antara lain mengunjungi Rochor Canal, singgah
dan sholat di Masjid Sultan, serta mencari sarapan di Bugis Street.
Rochor Canal
Jalan Utama di Bugis adalah Victoria Street,
merupakan jalan yang ramah untuk para pejalan kaki. Dengan pedestrian dan
trotoar yang lega dan teduh. Salah satu yang menarik untuk dikunjungi dengan
berjalan kaki adalah Rochor Canal, hanya berjarak sekitar 300 meter dari
stasiun MRT Bugis. Dari stasiun MRT Bugis cukup berjalan menyeberang jalan
besar Victoria Street, menyusur Victoria street arah ke Timur laut sekitar 200
meter, lalu belok ke kiri (Barat Laut) melewati jalan kecil Victoria Lane,
sekitar 100 kita sampai pada jalan Rochor Canal Road yang menyusur saluran
Rochor Canal.
Rochor Canal |
Rochor canal, salah satu sungai atau saluran di Singapore yang menjadi sumber baku air
bersih yang penting. Dengan program revitalisasi sungai yang dikenal sebagai active,
beautiful, clean waters (ABC waters), dibuat sodetan sepanjang 1,1 km dari
jalan Besar ke Crawford Street diubah menjadi saluran air atau kanal yang
dilengkapi pedestrian yang lebar, yang menyediakan ruang public baru sepanjang
aliran air. Sepanjang kanal tersebut suasananya asri dan sejuk, air yang bersih
mengalir pada saluran. Tidak terlihat sampah. Trotoar sepanjang saluran sangat
lebar dan dapat dipakai untuk berjalan-jalan serta berolahraga menikmati udara
yang sangat bersih. Sepanjang kanal juga dibangun taman-taman dan tempat duduk
yang nyaman. Diseberang saluran saluran terdapat tower-tower apartemen yang merupakan
tempat hunian warga Singapore.
Apartemen di sisi kanal |
Mesjid Sultan
Hotel tempat kami menginap terletak di jalan
Pinang, yaitu jalan kecil (lane) yang merupakan salah satu penghubung 2 jalan
yang besar, Victoria Street dan North Bridge Road. Panjang jalan tersebut hanya
sekitar 100 meter saja. Begitu keluar hotel di jalan Pinang mengarah ke North
Bridge Road, maka langsung terlihat Masjid Sultan yang berdiri megah. Masjid
yang terletak di Kampung Glam Singapore ini merupakan salah satu bangunan
bersejarah yang ditetapkan oleh Pemerintah Singapore pada tanggal 14 Maret
1975. Mesjid Sultan tersebut pertama kali dibangun pada tahun 1928 dengan biaya
100,000 dolar singapura, dan sudah mengalami beberapa kali renovasi.
Masjid Sultan |
Suasana di dalam Masjid |
Masjid
ini terbuka bagi seluruh turis, termasuk juga masyarakat non muslim, yang ingin masuk melihat suasana di dalamnya,
namun tentunya harus berpakaian sopan untuk menghormati orang yang beribadah.
Di sekitar masjid merupakan daerah semacam kota tua, berdiri bangunan-bangunan
pertokoan yang tua. Namun bangunan-bangunan tersebut sangat rapid an terawat
baik sehingga sangat menyenangkan untuk dijelajahi. Di seberang masjid misalnya
terdapat beberapa bangunan atau toko penjual martabak yang kalau malam hari
penuh dengan pembeli.
Deretan restoran martabak |
Bugis Junction dan Bugis Street
Di seberang Stasiun MRT Bugis terdapat Mall yang terkenal,
yaitu Bugis Junction. Sebenarnya kalau kita ingin belanja barang-barang
bermerek di Singapore, Bugis Junction tersebut merupakan pilihan yang cukup
lengkap. Disamping tempat-tempat yang paling terkenal untuk belanja di Orchard
Road. Kita juga bisa merasakakan atau masuk berbagai restoran terkenal yang banyak
terdapat di dalamnya. Belanja oleh-oleh, pakaian, sepatu, parfum, alat-alat
kosmetik dan kecantikan. Semuanya tersedia. Namanya mall dan suasananya sangat
sejuk.
Yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Bugis Street market
yang terletak di seberang Bugis Junction, di tempat ini kita bisa membeli
berbagai Pernik-pernik untuk oleh-oleh. Seperti gantungan kunci, patung atau
boneka Merlion. T-shirt yang bertuliskan Singapore. Suasana Bugis Market ini,
lebih seperti pasar tradisional. Tapi sangat bersih. Harga-harganya juga telah
tercantum, sehingga kita bisa membayangkan. Jadi kita tidak akan “tertipu” lah
dengan harga yang naik turun tanpa aturan seperti kalau kita membeli barang di
pasar tradisional di Indonesia.
Di pasar ini juga kita bisa memuaskan selera kuliner dengan
membeli makanan dan minuman. Buah-buahan seperti durian dijual dengan kemasan
styrofoam yang rapih. Siap untuk dimakan di tempat. Karena di Singapore kita
pasti tidak boleh membawa durian ke hotel. Di MRT saja kalau kita bawa durian
pasti akan dihukum denda yang cukup berat. Singapore memang merupakan Negara
yang sangat keras menegakkan disiplin. Merokok di MRT dendanya 1.000 Dolar
Singapore (Rp 10 juta). Makan minum di MRT juga didenda. Meludah sembarangan
juga didenda, apalagi sisa permen karet. Katanya di Singapore “Everything is
fine !!!” (“fine” berarti “denda”).
Restoran Qiji
Restoran |
Untuk makan di daerah Bugis market terdapat
banyak restoran dan rumah makan. Kami mencoba ke restoran Qiji yang menyediakan
masakan melayu. Terdapat bermacam-macam masakan dan minuman. Kamipun memesan
nasi lemak . Nasi lemak yang merupakan makanan khas di Singapore dan Malaysia,
di Indonesia namanya nasi uduk, yaitu nasi di kukus dengan santan encer,
dilengkapi dengan sambal, ikan goreng dan ayam goreng ditambah dengan kacang dan
bawang goreng.
Makanan yang kami pesan lainnya
adalah lontong, ya mirip dengan lontong kari di Bandung. Dengan sayur, kuah
santan, dan telur rebus. Dilengkapi sambal. Untuk minumnya ada yang unik,
namanya “bandung”. “Bandung” adalah
minuman berupa sirup merah manis aroma mawar ditambah air dan susu panas.
Minuman ini biasa juga disajikan dalam keadaan dingin. Jadi kami pesan yang
dingin, cukup segarlah di udara Singapore yang cukup panas. Minuman lain yang
kami pesan lemon dingin. Harga nasi lemak adalah 4,7 SGD, lontong 3,7 SGD,
sedangkan minuman masing-masingnya 1,8 SGD.
"Bandung" , lontong, nasi lemak |
Rumah makan Hajjah Maimunah
Saat kami sampai di hotel pukul 13.30 siang,
setelah check in dan masuk kamar. Kami keluar lagi untuk membeli makanan untuk
makan siang. Letak hotel tersebut cukup
strategis untuk mencari makan. Tidak jauh, pada jalan yang paralel , yaitu
jalan pisang terdapat restoran hajah Maimunah. Restoran ini merupakan restoran
padang. Seperti umumnya restoran padang atau restoran melayu, makanan yang
tersedia juga bermacam-macam, ikan balado, ayam goreng. Bermacam macam masakan
ikan, ayam dan daging, termasuk juga cumi, jeroan dan lain-lain. Baik gule
maupun goreng balado. Minumnya, ya diantaranya Bandung deperti yang kami
nikmati di restoran Qiji.
Saat kami tiba di tempat itu, kebetulan
Restoran tersebut sedang penuh dengan pengunjung yang makan siang, dan tidak
tersedia kursi untuk duduk. Jadi kamipun memesan makanan dua bungkus untuk
dibawa ke hotel. Sebungkus nasi plus sayur dan rendang, sebungkus lagi nasi
kentang teri balado dan rendang. Total harga yang harus dibayar adalah 8,4 SGD.
Cukup murah untuk 2 bungkus nasi dengan potongan rendang daging yang besar dan
nikmat.
------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.