wisata hobby dan lingkungan hidup

Minggu, 24 September 2017

MALANG BATU 3 : KAMPUNG WARNA WARNI, ALUN-ALUN TUGU

Hari ini acara kami adalah mengunjungi Kampung Warna Warni. Jadi pagi-pagi selesai breakfast di hotel maka kami siap-siap berangkat. Sekitar pukul 08,30 kami berangkat ke lokasi wisata tersebut. Jarak dari hotel hanya sekitar 3 km dan sekitar pukul 09.00 kami sudah sampai. Kampung warna warni terletak di beberapa RT yaitu RT 06, 07 dan 08 RW 02 Kampung Juanda Kelurahan Jodipan Kecamatan Belimbing, Kota Malang. Nama sebenarnya adalah Kampung Wisata Jodipan (KWJ) namun lebih dikenal sebagai Kampung Warna Warni. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari stasiun kereta api malang, dan sekitar 1 km dari alun-alun tugu dan alun-alun kota malang.
Kampung Warna Warni
Menurut ceritanya kampong jodipan tersebut tadinya merupakan daerah permukiman yang kumuh di kota malang. Namun kemudian ada beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dengan bimbingan dosennya menjadikan daerah itu sebagai lokasi kerja praktek. Mereka melihat bahwa meskipun kumuh tetapi lokasi tersebut bisa bagus untuk berfoto karena ada sungai Brantas, ada jembatan kereta api yang kokoh dan lembah. Jadinya mereka mencari dukungan da nada perusahaan cat yang bersedia membantu dengan menyumbangkan cat termasuk tukang cat untuk mengecat rumah-rumah yang ada. Akhirnya dengan gotong royong berbagai lapisan masyarakat maka terwujutlah pemandangan kampong dan rumah-rumah yang indah sehingga menjadi tempat kunjungan wisata yang menarik.
Waktu kami masuk ke kampunt itu masyarakatnya cukup ramah, kami hanya dikenakan biaya sebesar dua ribu rupiah per orang, itu juga ada semacam sufenir sebagai gantinya. Kelihatannya dengan adanya kampong yang indah tersebut dan banyak pengunjung yang dating, maka masyarakat disana juga terlihat bersemangat menjaga kebersihan kampong. Mereka juga ramah kepada para wisatawan dan mempersilahkan wisatawan berkeliling kampong dan mengambil foto-foto pada spot yang menarik. Selain rumah yang dicat warna-warni juga terdapat banyak mural untuk berfoto, diantaranya misalnya kita bisa berfoto seolah-olah mengecat dinding dan berbincang dengan pemiliknya dari jendela rumah.
Ada apa Bu ?

“Kami bantuin ngecat rumah Pak !!”

Mural Menara Miring
Setelah puas berkeliling dan foto-foto di kampong warna warni maka kamipun naik angkut menuju ke alun-alun tugu, jaraknya tidak jauh hanya sekitar 1 km maka kami sampai di alun-alun tugu. Alun-alun tersebut terletak pada bundaran yadi depan kantor walikota malang. Berbeda dengan alun-alun malang yang kami datangi pada hari pertama sampai di malang, di alun-alun tugu itu suasananya juga lebih sepi. Dan kayaknya tidak dimaksudkan sebagai pusat rekreasi dan kegiatan seperti alun-alun malang. Tidak terdapat kursi-kursi atau tempat bermain, namun berupa taman bunga yang indah dan dihiasi dengan berbagi ornament. Tapi bagus juga untuk tempat jalan-jalan, olahraga jogging atau sekedar jalan. Suasananya segar dan menyenangkan pemandangan, juga cocok untuk foto-foto.

Taman yang indah
Ciri khasnya adalah terdapat monument tugu di tengah, dikelilingi kolam air dan bunga-bunga teratai, taman kana, rumput yang hijau, bunga-bunga, termasuk juga hiasan bunga matahari dari besi yang dicat dengan indah dan serasi dengan bunga-bunga dan tanaman yang ada di taman.
Tugu di tengah kolam teratai
Kantor Walikota
Saat selesai keliling-keliling dan berfoto di alun-alun atau taman tersebut, kami melewati jalan depan kantor walikota dan melihat bus wisata seperti bus Bandros di bandung yang sedang parkir. Kami lalu nanya ke sekuriti yang ada di kantor walikota apakah bisa naik bus wisata tersebut dan kapan jadualnya ? Ternyata tidak ada jadual yang jelas. Sekuriti malah nyarankan besok pagi aja datang, tapi tidak ada kepastian apakah kita bisa ikut naik. Karena bus wisata itu sering sudah dipesan berbagai rombongan instansi pemerintah atau masyarakat tertentu, jadi untuk umum tidak ada kepastian bisa ikut.
Sayang sekali kami pikir, fasilitas yang mestinya bisa berguna untuk umum ternyata sulit untuk dinikmati masyarakat umum. Kayaknya sama seperti bus Bandros di Bandung yang sampai saat ini tidak bisa dinikmati oleh wisatawan secara bebas. Masih harus pesan untuk rombongan dan hanya untuk kalangan tertentu.
Mudah-mudahan dengan semakin majunya perkembangan kota Bandung dan Malang, nanti dapat menyediakan bus wisata regular keliling kota yang dapat dinikmati seluruh wisatawan. Hal itu akan sangat membantu bagi pengunjung untuk wisata keliling kota dan pasti akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang. Seperti yang kami nikmati saat berkunjung ke Kuala Lumpur, di kota itu bus nya malah disediakan gratis dan melalui rute wisata dan tempat belanja yang popular.
Bus Wisata Malang
Tidak berhasl naik bus wisata yang bagus, tersebut, kami meneruskan wisata dengan berjalan kaki. Ke arah barat, melewati jalan Simpang Mojopahit,  sekitar 500 meter sampai di toko Oen yang sudah ada sejak tahun 1930, Toko Oen tersebut menjual makanan seperti es krim dan berbagai roti serta snack. Ciri khas toko Oen tersebut adalah menu makanan yang ditulis dalam bahasa Belanda. Memang toko atau restoran tersebut merupakan tempat makan yang terkenal sejak zaman belanda. Dan memang toko itu juga menjadi tempat nostalgia wisatawan belanda yang dating, yang mungkin pada masa kecilnya pernah dtinggal di malang atau mungkin orang tua atau kakek neneknya pernah tinggal di malang.
Toko Oen ini mirip dengan toko Sumber Hidangan yang ada di jalan Braga kota Bandung. Makanan yang dijual juga mirip, yaitu es krim dan berbagai roti, snack bernuansa jaman dulu. Jadi ada suasana nostalgia bagi pengunjungnya, yang juga banyak dikunjungi oleh orang-orang tua. Di dinding kedua toko tersebut juga dihiasi dengan foto-foto kota pada zaman Belanda.
Toko Oen

Mencicipi es krim
Apel Strudel Malang
Jumat sore (17 Maret 2017) kami lewatkan dengan bersantai-santai di hotel karena besok hari sabtu kami akan meninggalkan Malang dan kembali ke Bandung. Kami akan naik kereta api Malabar yang berangkat dari kota Malang sekitar pukul 16.00. Sudah lumayan banyak objek wisata yang kami kunjungi di kota ini, jadi sore hari terakhir ini menikmati suasana hotel dan jalan-jalan di sekitarnya. Misalnya untuk makan malam kami cukup ke kedai Mie Soetoyo yang letaknya bersebelahan dengan hotel.  ada kedai mie soetoyo yang cukup enak. Di kedai kami memesan nasi goreng, mie Kwetiau dan minuman hangat. Demikian juga Citra dan Tyas juga berjalan-jalan di sekitar hotel, mereka mencari kuliner khas Malang yang lain.
Esok paginya selesai breakfast dan sebelum check out, acara kami adalah melengkapi oleh-oleh untuk dibawa pulang. Setelah pada hari Rabu kami membeli berbagai oleh oleh-oleh kripik tempe di toko Bu Noer, maka pada kesempatan ini kami membeli makanan atau kue yang sedang popular di kota Malang yaitu Malang Strudel. Strudel dengan berbagai varian tersebut dijual oleh perusahaan yang didirikan oleh artis atau selebriti terkenal Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar. Letak salah satu outletnya dekat dari hotel Amaris, yaitu di sebelah rumah sakit Lavalete, hanya berjarak sekitar 250 meter dari hotel.
Malang Strudel
----------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.