Wisata Melaka - Kuala Lumpur yang lain :
Dari Bandung ke Melaka, Sungai Melaka, Porta de Santiago, Jonker dan Masjid Kampung Kling, Masjid Jamek dan Central Market, Petronas Tower dan Bukit Bintang
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur Wisata Bogor
Hari kedua rabu 26 Juli 2017 ,
Dari Bandung ke Melaka, Sungai Melaka, Porta de Santiago, Jonker dan Masjid Kampung Kling, Masjid Jamek dan Central Market, Petronas Tower dan Bukit Bintang
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur Wisata Bogor
Hari kedua rabu 26 Juli 2017 ,
Jam delapan pagi kami keluar hotel untuk mulai menjelajah kota Melaka.
Hotel tersebut terletak di jalan Merdeka. Sedang belakang hotel tersebut,
mempunyai pemandangan yang indah ke Malaka River. Yang sudah kami lihat dari
balkon pada malam harinya. Dari balkon kami juga bisa melihat para wisatawan
lalu lalang di jalan / pedestrian di sisi sungai. Jadi begitu turun kamipun
menuju pedestrian di sisi sungai Melaka tersebut. Ternyata pedestrian tersebut
sungguh indah dengan pemandangan sungai yang bersih serta bangunan-bangunan
hotel dan café dsb di seberangnya.
Satu hal yang menarik, meskipun hotel-hotel mewah serta bangunan café
berada di sisi sungai, namun sisi sungai tetap tersedia pedestrian yang indah
dan menjadi milik public yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan
umum. Tidak tersekat oleh bangunan hotel-hotel mewah yang menyebabkan tidak
dapat diakses oleh masyarakat umum.
Yang menarik sungai Melaka yang tidak terlalu besar tersebut dan menjadi
alur Melaka River Cruise sebenarnya tidak terlalu panjang, namun karena ditata
dengan bersih, termasuk juga bangunan-bangunan di kanan kirinya diatur
menjadi rapi, maka akan tercipta daya tarik wisata berupa wisata naik perahu.
Jadi dari sekitar jam 9 pagi sampai jam 9 malam perahu-perahu wisata hilir
mudik. Fungsi perahu beralih dari hanya sebagai alat transportasi menjadi
sarana wisata. Berarti ada nilai tambah yang besar. Bayangan penulis jika suatu
bagian atau segmen sungai Ciliwung (misalnya sepanjang 4 atau 5 km) di kota Jakarta
ditata seperti sungai Melaka dan dipakai sebagai objek wisata, maka akan sangat
indah. Sungai akan bersih, wisatawan datang dan banyak orang yang akan mendapat
lapangan pekerjaan, baik sebagai awak perahu, petugas karcis di darat, serta
pedagang makanan dan sufenir.
Bukan hanya Jakarta, di kota seperti Bandung misalnya, bisa saja lokasi
wisata Teras Cikapundung yang sudah ada sekarang diperluas 2 atau 3 km ke hulu
dan hilir, dilengkapi wisata berlayar seperti di Melaka, dikasih nama yang
menjual, misalnya “ Sangkuriang River Exploration” sehingga akan menjadi magnit
menarik wisatawan untuk dating. Sepanjang sungai sekitar 4 km tersebut misalnya
di lengkapi dengan jalur pedestrian sehingga orang bisa berolah raga jogging
atau jalan kaki dengan bebas. Disepanjang tepi sungai juga bisa menjadi tempat café,
restoran , hotel , maka sungai akan menjadi tempat rekreasi dengan pemandangan
yang indah. Bukan menjadi tempat sampah atau “toilet gratis” seperti yang
sering kita temui. Adanya berbagai kafe, restoran, hotel, toko sufenir di
sepanjang sungai juga akan menciptakan banyak lapangan kerja baru.
Sungai Melaka |
Selanjutnya karena karena hari masih pagi, tujuan kami adalah mencari
tempat makan atau sarapan. Masih di jalan merdeka berseberangan dengan hotel
sekitar 100 meter jauhnya terdapat pujasera atau mereka menyebutnya medan
selera. Medan samudra. Di seberang medan selera terdapat museum samudra (museum
maritime). Museum Samudra tersebut mempunyai bentuk yang sangat unik berupa
kapal perang pada zaman kerajaan, lengkap dengan tiang-tiangnya, layar, dan meriam,
sehingga menjadi objek fotografi yang menarik.
Medan Samudra |
Selesai makan nasi dengan minuman teh tarik, kami kembali lagi ke dutch
square, yang merupakan titik nol nya Melaka. Kita bisa melihat jarak Melaka
dengan kota-kota besar dunia. Meskipun hari masih pagi para wisatawan sudah
pada berdatangan. Banyak bus-bus yang menurunkan penumpang di dutch square.
Kelihatannya mereka berangkat dari kuala lumpur. Termasuk juga rombongan
keluarga atau anak-anak sekolah. Rombongan wisatawan asing. Dan sebagainya.
Titik nol Melaka |
Pagi-pagi sudah ramai |
Tempat pertama yang menjadi tujuan kami kami ingin melihat Porta
de Santiago atau Afamousa, benteng portugis atau belanda yang terkenal. Kami
lihat terdapat petunjuk jalan jaraknya sekitar 300 meter dari Red Square.
Jadinya kami berjalan, ternyata di lokasi tersebut banyak bangunan-bangunan
sejarah yang terawatt dengan baik. Jadi kami melewati beberapa bangunan seperti
Museum Arsitektur, Museum Islam, Museum UMNO, Museum Perangko, Museum Malaysia
dan Dunia Islam. Salah satunya kami tertarik dengan adanya hiasan patung
dinosaurus yang terletak di halaman Museum UMNO. Lumayan, bisa berakting sama
dinosaurus dan ngirim fotonya ke cucu.
Bersama Dinosaurus |
Akhirnya kami sampai di Porta de Santiago yang merupakan benteng
pertahanan Portugis di Melaka. Benteng pertahanan Porta de Santiago ini disebut
juga A’Famousa yang berarti The Famous. Benteng ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1511, sempat diambil
alih oleh Belanda pada tahun 1641 dan kemudian dikuasai Inggris pada tahun
1795-1807.
Menurut hasil ekskavasi sejarahnya porta de Santiago merupakan
bagian dari kota atau benteng Melaka yang dipakai oleh portugis atau belanda. Benteng
tersebut terletak di bagian selatan kota Melaka dan dipakai untuk
mempertahankan diri dari serangan baik dari arah daratan maupun dari arah laut.
Kota atau benteng Melaka tersebut dibuat dikelilingi oleh parit dengan ukuran
lebar dan dalam 5 meter yang bersisi air sehingga melindungi dari serangan pihak
musuh. Benteng tersebut juga dilengkapi oleh 7 meriam untuk mempertahankan
diri.
Porta de Santiago |
Karena bentuk benteng yang sangat menarik tersebut, maka Porta
de Santiago merupakan objek yang sangat laku menjadi latar belakang foto bagi
para wisatawan dan pengunjung sehingga untuk berfoto dengan latar belakang Meriam
misalnya, harus antri menunggu kosong. Benteng itu juga sering menjadi tempat
pre wedding bagi calon pengantin. Jadi kamipun minta tolong kepada pengunjung
lainnya untuk mengambil foto kami berdua berpose dengan Meriam di depan
benteng. Anggap saja foto pre wedding tigapuluh satu tahun yang lalu.
"Pre Wedding" |
Museum Kesultanan Melaka
Terletak bersebelahan dengan Porta de Santiago, Museum Istana Kesultanan
Melaka merupakan replica istana kesultanan Melaka di zaman Sultan Mansur Syah
(1456 – 1477). Pembangunan replica istana kesultanan ini dimulai pada 27
Oktober 1984 dan selesai pada 15 April 1986. Ukuran bangunan ini adalah 240 x
40 kaki. Bangunan tersebut mempunyai keunikan karena tidak memakai paku, namun
memakai system pasak dari kayu. Lantainya dari kayu Bulian dari Serawak,
sedangkan atapnya dari kayu Resak. Untuk masuk ke dalam kompleks istana
kesultanan Melaka tersebut dikenakan tiket masuk sebesar 5 RM per orang.
Museum istana kesiltanan Melaka tersebut terdiri dari enam buah
anjung yang dibuat sebagai tempat pameran benda2 seni seperti lukisan, patung
atau diorama. Pada zaman sultan Mansur Syah, anjung-anjung tersebut dipakai
Sultan untuk menerima tamu-tamu yang datang ke istana.
Museum Kesultanan Melaka |
Sedangkan di depan istana kesultanan Melaka terdapat taman yang
disebut sebagai Taman Larangan (Forbidden Garden). Taman tersebut merupakan
rekaan atau replica dari taman larangan yang tercantum pada sejarah kerajaaan Melaka,
yaitu suatu kawasan atau taman yang menjadi tempat bagi putri-putri raja untuk
bermain. Selain para putri raja atau pengasuhnya, taman atau kawasan tersebut merupakan
daerah terlarang untuk dimasuki oleh siapapun (saat itu). Di taman larangan
ditanam berbagai pohon-pohon peneduh serta bunga-bunga seperti melur, kamboja,
kenanga. Serta tanaman-tanaman herbal seperti serai, tongkat ali tanaman herbal
lainnya.
Taman Larangan |
Balairung |
Proclaimation of Independence Memorial |
--------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.