Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Kami berdua melaksanakan ibadah umroh pada tahun 2015 ini,
yaitu antara tanggal 5 sampai tanggal 14 Mei 2015. Perjalanan yang lumayan
lama, yaitu selama Sembilan hari. Karena berangkat dari rumah pada hari Selasa
tanggal 05 Mei 2015 pukul 18.30 dan sampai kembali ke rumah pada hari Kamis tanggal
14 Mei 2015 pukul 15.00. Saya akan menuangkan kisah perjalanan Umroh tersebut
dalam beberapa tulisan. Tulisan ini adalah bagian pertama yang akan
menceritakan perjalanan dari Bandung ke Cengkareng, sampai ke Madinah dan hari
pertama mengunjungi Masjid Nabawi.
Diantar anak dan menantu |
Setelah dilakukan pengecekan untuk persiapan keberangkatan, yang
mencakup bagasi, kehadiran semua peserta, serta dokumen-dokumen yang
diperlukan, maka pada pukul 20.30 kami menaiki bis yang akan mengantar ke
bandara Sukarno Hatta Cengkareng. Dan pada pukul 21.00 Bus pun meluncur meninggalkan
kota Bandung.
Perjalanan menuju Cengkareng berlangsung lancar, karena
melewati jalan tol Bandung-Jakarta dan langsung ke Bandara Cengkareng.
Disamping itu karena hari sudah malam sehingga tidak ada kemacetan. Akhirnya
setelah perjalanan selama 3 jam, pada pukul 24.00 sampailah kami di Cengkareng. Saat cek in masih agak lama yaitu sekitar
pukul 02.00. Jadi acaranya adalah makan
malam atau makan pagi lah karena mulainya sekitar pukul 01.00. Suasana di
terminal sekitar pukul 00.30 tersebut, meskipun tidak seramai siang hari, tidak
bisa dibilang sepi. Tetap ramai dengan orang orang yang akan berangkat, serta
orang orang yang baru tiba di Jakarta. Lebih-lebih di terminal Internasional,
kelihatannya pada malam hari tetap ramai dengan pesawat yang dating dan
berangkat.
Kami makan pagi di salah satu restoran cepat saji dan
menunggu sampai sekitar pukul 02.00 baru masuk ke terminal keberangkatan.
Disana kami dibagikan tiket dan paspor masing-masing dan masuk menuju ruang
tunggu keberangkatan. Tentunya dengan terlebih dahulu melewati loket imigrasi.
Di ruang tunggu kami duduk menunggu saat masuk pesawat selama satu setengah
jam, dan masuk pesawat sekitar pukul 03.40. Akhirnya pada pukul 04.30 pesawat
yang kami tumpangi lepas landas meninggalkan Bandara Cengkareng menuju Madinah.
Sesaat setelah take off, setelah lampu tanda mengenakan sabuk
pengaman pramugara pesawat terbang mengingatkan bahwa waktu sholat subuh sudah
tiba, maka kamipun melaksanakan sholat musyafir di atas pesawat dengan terlebih
dahulu melakukan tayamum. Sesaat kemudian cuaca sebenarnya mulai terang, tetapi
awak pesawat mengingatkan untuk tetap menutup jendela pesawat sepanjang
perjalanan. Tindakan yang tepat, karena perjalanan kan mulai pagi dan siang
dengan cuaca sangat cerah, sehingga kalau ada penumpang yang membuka jendela
maka di dalam pesawat akan silau. Dengan kondisi semua jendela tertutup maka
para jamaah yang memang rata-rata berangkan sejak sore dan hanya sedikit
beristirahat di perjalanan bis, dapat tertidur dan beristirahat sepanjang
perjalanan.
Setelah satu jam perjalanan awak pesawat mulai membagikan
makan pagi, menunya ya standar untuk perjalanan pesawat, yaitu nasi hangat
dengan lauk ayam, sayut, ditambah agar,
sepotong roti brownis dan minuman. Sebelumnya semua penumpang dibagikan sebotol
air mineral. Perut terasa sangat kenyang
juga karena baru sekitar pukul 2.00 makan malam, sekarang baru pukul 05,30
sudah makan lagi.
Setelah selesai makan pagi, sepanjang perjalanan kami
berusaha untuk beristirahat dengan tidur memejamkan mata. Yah mau apalagi, lagi pula badan juga sudah
cukup letih. Karena telah berhari-hari kurang istirahat, mulai dari persiapan
keberangkatan, sampai saat keberangkatan dari rumah sampai masuk ke pesawat.
Lagipula kami kan akan menjalani ibadah Umroh selama 9 hari, cukup lama dan
memerlukan ketahanan fisik yang prima, jadi sebisa mungkin saat ada kesempatan
kami harus berusaha beristirahat untuk menjaga stamina. Dari informasinya kami
akan mendarat di Madinah pada pukul 10.00 waktu Arab Saudi, jadi saya kira kami
baru akan makan siang nanti di Hotel di Madinah. Eh ternyata 2 jam menjelang
mendarat di Madinah, makanan dibagikan lagi. Jadi kami makan sekali lagi,
meskipun perut belum terasa lapar.
Tepat pukul 10.30 waktu Arab Saudi Pesawat mendarat di
Bandara Madinah. Berarti perjalanan selama 10 jam. Karena take off dari
Cengkareng pukul 04.30 Waktu Indonesia Barat yang sama dengan 00.30 waktu Arab
Saudi. Kesan pertama saat sampai di Arab Saudi adalah cuaca yang begitu
panas. Menurut informasi dari pilot
sesaat sebelum mendarat adalah 32 derajat Celcius. Suhu yang relative tidak
panas, Mengingat di Jakarta saja sekarang suhu di siang hari sering mencapai 32
derajat celcius. Tapi kayaknya saat pilot menginformasikan baru sekitar pukul
09.00 jadi suhu di darat masih 32 derajat Celcius, pada siang hari akan lebih
panas mencapai sekitar 40 derajat.
Tapi memang beda Indonesia dengan Arab Saudi adalah Indonesia
negeri yang sangat subur. Tanah arab adalah tanah yang sangat kering dan
merupakan gurun pasir dan gunung-gunung batu.
Pada saat pesawat akan mendarat, pengawas bandara sempat menunda
pendaratan selama beberapa saat, sekitar 15 atau 20 menit, dan pesawatpun
berputar-putar pada ketinggian yang
rendah sebelum diijinkan mendarat. Sebenarnya hal tersebut merupakan kondisi
yang biasa, pesawat disuruh menunggu (mengantri ) karena ada pesawat lain yang
harus mendarat terlebih dahulu, atau ada yang mau take off (biasanya yang
menjadi prioritas adalah pesawat yang akan mendarat).
Tapi yang tidak biasa dan sempat menakutkan juga adalah
melihat kondisi daratan di sekitar Madinah. Hanya ada gurun pasir dan
gunung-gunung berbatu, tidak ada tanaman seperti di tanah air. Disamping itu
pesawatnya kan pesawat besar, dengan kapasitas penumpang sekitar 450 orang (di
tanah air kami biasa naik pesawat berkapasitas 150 sampai 200 penumpang). Jadi sempat takut juga, bahkan ada beberapa
penumpang yang muntah-muntah, rupanya manufer pesawat yang terbang rendah dan
berkeliling cukup membuat pusing dan mual-mual.
Alhamdulillah pesawat akhirnya mendarat dengan
mulus. Tidak terjadi goncangan atau pengereman mendadak karena rupanya bandara
Madinah cukup besar dan landasannya panjang dan biasa didarati oleh pesawat
besar. Bandara tersebut juga cukup modern dan lengkap fasilitasnya. Tidak
menunggu lama kamipun dapat turun melewati garbarata (belalai) langsung menuju
gedung terminal. Meski sibuk Bandara tersebut tidak terlihat ramai. Jalan
menuju tempat pengambilan bagasi dilengkapi dengan conveyor datar sehingga
memudahkan penumpang untuk mencapainya. Menunggu bagasi |
Suasana di ruang Terminal kedatangan cukup sejuk dengan
pendingin udara. Arsitektur bandara mungkin menyerupai tenda-tenda dengan tiang
dan atap yang meniru bentuk pohon korma. Mungkin merupakan ciri khas bangunan
di Arab Saudi. Alhamdulillah pengambilan bagasi di Bandara cukup lancar,
demikian juga proses di loket imigrasi, sehingga sekitar pukul 11.30 kami sudah
dapat memasuki Bus yang telah menunggu di luar gedung terminal. Bus tersebut
langsung membawa kami ke Hotel yang terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi.
Bandara Madinah |
Sampai di hotel sudah jam 12.30. Beruntung sekali letak hotel
hanya berjarak sekitar 300 meter dari
Masjid Nabawi. Jadi cukup dekat. Saat
kami sampai di hotel cukup banyak jamaah yang telah ada di hotel keluar menuju
masjid nabawi untuk menunaikan sholat dhuhur. Kami sampai di hotel dan
beristirahat dengan duduk duduk di lobby. Dan selanjutnya makan siang bersama. Saat
itu kami belum bisa cek in masuk kamar. Karena di Arab Saudi ini rupanya
umumnya baru bisa check out sekitar pukul 15.00 – 16.00. Sehingga baru bisa
check in sekitar pukul 16.30.
Jadinya kami berangkat dulu menuju Masjid nabawi sebelum
check in, yaitu pada pukul 16.00.
Meskipun jaraknya cukup dekat, yang perlu diwaspadai adalah jangan
sampai tersesat. Karena Masjid Nabawi tersebut cukup besar dan saat waktu
sholat tiba sangat ramai dipenuhi jamaah, termasuk juga di lingkungan
sekitarnya. Jadi kalau tidak hati-hati bisa saja tersesat. Berputar-putar dan
tidak tahu jalan pulang. Untuk itu terdapat beberapa ketentuan yang harus
dikuti.
Jadi pembimbing memilih untuk membawa rombongan ke masjid
Nabawi setelah selesai sholat ashar dimana keadaan di masjid nabawi tidak
ramai. Sebelum berangkat semua peserta di absen terlebih dahulu dan dihitung.
Kami juga memakai seragam untuk memudahkan pembimbing dan peserta mengenali
anggota rombongan. Karena memang dari 28 anggota rombongan kan baru mulai
kenalan saat mau berangkat umroh. Beberapa suami istri, ada suami istri bersama
mertua atau orang tua. Serta beberapa yang pergi sendiri. Jadi kalau tidak
memakai seragam pasti susah juga untuk dapat mengenali di dalam keramaian.
Setelah lengkap anggota rombongan, maka kamipun berjalan
bersama. Pembimbing menjelaskan dan mengingatkan rombongan akan rute yang
dilalui. Yang paling penting sebelumnya
harus tahu dan hapal nama hotelnya. Kami juga dibekali kartu nama hotel yang
kami tempati. Untuk jaga-jaga kalau tersesat sendiri bisa ngasih tahu orang
nama dan alamat hotel tempat mgninap.
Menjelang sampai ke pintu gerbang masjid nabawi
diingatkan jalan tersebut, di sebelah kiri ada gedung tempat supermarket
terkenal di Arab, yaitu bin Dawood dan sebelah kanan sebuah hotel. Kami disuruh
ngingat-ngingat. Dan karena sekarang jaman kamera , maka sayapun buat foto-foto
di kamera atau telepon genggam, biar nanti kalau lupa nomor gerbang atau bentuk
gedung dan jalannya, bisa melihat di
kamera.Menuju Masjid Nabawi |
Dan yang paling penting yang harus diingat adalah nomor pintu
gerbang tempat kita masuk. Dimana kami masuk lewat pintu gerbang nomor 15. Itu
paling penting sebagai patokan. Nanti kalau pulang harus cari pintu gerbang no.
15. Karena bentuk pintu gerbang tersebut sekilas kan mirip mirip sekali. Tapi
masalah akan sangat besar kalau kita keluar dari pintu gerbang yang berbeda.
Arahnya juga akan sangat berbeda dan itulah yang sering menyebabkan orang
tersesat. Memang sangat penting punya catatan angka-angka nomor pintu gerbang,
Nomor pintu masuk masjid. Termasuk juga nomor tempat meletakkan alas kaki di
dalam masjid. Anda harus mencatatnya (karena kalau hanya diingat-ingat bisa
lupa). Paling enggak bisa di masukkan padada memori telepon genggam atau
kamera.
Gerbang nomor 15 |
Akhirnya kami memasuki pintu gerbang masjid nabawi dan masuk
ke halaman Masjid. Pada tahap ini kami belum m emasuki Masjid. Namun di halaman
Masjid sebenarnya juga merupakan bagian dari Masjid, seluruhnya tertutup lantai
marmar yang bersih dan selalu dibersihkan. Di lantai ini saat waktu sholat juga
dipenuhi para jamaah, karena bagian dalam masjid (di dalam gedung) sudah penuh.
Para jamaahpun membeludak keluar gedung masjid.
Suasana di bagian luar masjid ini juga cukup sejuk meskipun temperature
di Madinah mencapai 40 derajat Celcius. Karena tertutup atap yang berupa tenda.
Atap atap tersebut saat magrib akan tertutup atau tergulung secara otomatis,
sehingga kita dapat melihat langit malam tanpa terhalang atap. Pada saat pagi
hari sekitar pukul 9 atau 10, saat matahari mulai naik, maka atap tersebut
mengembang kembali.
Disamping itu dari tiang-tiang atap tersebut
selalu mengalir uap air yang dingin sehingga cuaca yang kering dan panas
menjadi sejuk dan menyegarkan."Payung" Penahan Panas |
Masjid Nabawi di Malam Hari |
Kami hanya sekitar setengah jam berada di Masjid Nabawi.
Karena sifatnya kan hanya pengenalan atau “orientasi medan”. Kamipun segera
kembali ke hotel sambil mengingat ingat rute perjalanannya. Karena sebentar
lagi kan Magrib, kami akan kembali ke Masjid Nabawi dan harus sudah tahu rute
berangkat dan kembalinya. Jadi kamipun check in masuk kamar di Hotel sekitar
pukul 17.00. Untuk segera bersiap-siap berangkat lagi ke Masjid dan sholat
Magrib dan Isya.
-----------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.