wisata hobby dan lingkungan hidup

Senin, 20 Juli 2015

UMROH PART 5 : WISATA BELANJA DI MADINAH

Tulisan Umroh lainnya : Umroh 1 : dari Bandung ke Madinah ,Umroh 2 Masjid Nabawi , Umroh 3 : Raudhah , Umroh 4 : Ziarah di Madinah , Umroh 5 : Belanja di Madinah , Umroh 6 : dari Miqat sampai Tahallul

Silahkan Klik Topik Lainnya :

Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Belanja-belanja, beli oleh-oleh, merupakan hal yang tak terlewatkan bagi kebanyakan orang Indonesia yang bepergian, baik bepergian di dalam negeri, apalagi bepergian jauh ke luar negeri. Hal yang sama juga selalu dilakukan oleh para jamaah Haji dan Umroh. Rasanya tidak afdol jika pulang dari haji atau Umroh tidak membawa banyak oleh-oleh.
Hari kedua kami berada di Madinah, Kamis 7 Mei 2015 pukul 08.00 sesaat setelah makan pagi, kami berkumpul di lobby untuk melaksanakan ziarah di sekitar Madinah. Acara pada pagi hari kedua ini adalah mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah atau ziarah, dan sebagai tambahannya, tapi tak kalah penting ….. berbelanja oleh-oleh.
Matahari semakin naik dan udara semakin panas, kami telah mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Masjid Qiblatain dan Khandaq. Maka Bus pun meluncur menuju Kebun Kurma. Perjalanan menuju tempat-tempat ziarah tersebut berjalan lancar. Hal tersebut karena baiknya prasarana jalan-jalan di Madinah. Baik yang di pusat kota, maupun jalan-jalan di pinggir kota. Umumnya jalan-jalan ke pinggiran kota merupakan jalan bebas hambat yang mulus. Seperti jalan tol, namun bukan jalan berbayar. Sehingga transportasi berjalan lancar. Jarang ditemui kemacetan lalu lintas seperti yang selalu ada di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, termasuk Bandung.


Jalan bebas hambat dengan penghijauan
Tujuan pertama wisata belanja di Madinah adalah mengunjungi “Kebun Kurma”. Tapi jangan membayangkan bahwa belanja ini benar-benar merupakan kebun kurma dan kita bisa membeli buah kurma dengan langsung memetik di kebunnya, seperti kalau kita ke Ciwidey Bandung ada wisata petik buah strawberry, dimana kita bisa memetik buah strawberry, menimbang buah yang kita petik, bayar dan langsung bawa pulang. Yang disebut dengan “Kebun Kurma” adalah suatu tempat penjualan oleh-oleh yang letaknya bersebelahan dengan atau di tengah kebun kurma. Tapi jelas kurma yang dijual bukan berasal dari kebun tersebut. Kebun kurma tersebut mungkin merupakan sisa-sisa perkebunan kurma yang ada di pinggiran kota Madinah. Meskipun masih berproduksi, namun jelas hanya sedikit sekali dibandingkan dengan banyaknya kurma yang diperdagangkan di kota Madinah. Lagipula kurma yang dijual umumnya merupakan kurma-kurma yang telah diolah. Yang telah dicampur dengan coklat, dengan kacang almond atau makanan olahan yang lain.
Parkir bus di kebun kurma
Di kebun kurma juga dijual bermacam-macam olahan permen dan coklat, kacang almond, kacang pistachio, kismis,  dan lain-lain.  Semuanya serba menarik. Pedagangnya juga ramah-ramah menawarkan berbagai snack, roti, coklat dan olahan kurma. Mereka juga royal menawarkan kita untuk mencoba berbagai macam makanan tersebut secara Cuma-Cuma sehingga pembeli jadi tertarik. Bahkan bisa-bisa cukup kenyang dan “giung” mencoba berbagai permen kurma yang manis tersebut. Sistem pembayarannya juga unik, bisa ditawar, lalu bawa ke kasir dan kita informasikan berapa harga yang sudah “deal” tersebut dan langsung bayar. Kayaknya di Arab jarang ada orang yang tidak jujur, mereka percaya saja berapa harga yang sudah ditawar tersebut. Juga karena di tanah Arab tersebut kalau ada penipuan atau pencurian, sangsinya bisa sangat berat.

Didalam toko di "Kebun Kurma"
Jadinya di Arab ini, umum pada saat sholat, para pedagang langsung meninggalkan tokonya terbuka tidak terjaga. Padahal barang-barangnya sangat banyak dan tidak dijaga. Mereka memang tidak takut kalau barangnya dicuri, karena kasus pencurian sangat sedikit terjadi. Masalah keamanan memang merupakan hal yang sangat diperhatikan di Arab Saudi ini. Dengan sangat sedikitnya masalah pencurian dan gangguan keamanan di Negara itu, maka perdagangan sangat sangat maju. Satu hal yang memang menjadi tulang punggung perekonomian di Negara tersebut. Jauh sebelum “rezeki minyak” dinikmati Negara tersebut. Perdagangan menjadi urat nadi perekonomian segara-negara Arab sejak zaman dahulu. Dan sekarang pemerintah disana juga sangat memperhatikan kegiatan perdagangan tersebut. Kelihatannya Negara tersebut cukup sadar, meskipun saat ini mereka menikmati rezeki minyak, namun mereka mempersiapkan diri jika suatu saat produksi minyak menurun, maka diharapkan mereka dapat hidup dari sektor perdagangan.


Setelah puas mengunjungi dan berbelanja di kebun kurma, maka perjalanan dilanjutkan ke pasar kurma, tempat segala macam kurma dijual. Pasar kurma terletak di tengah kota, merupakan pasar yang menjual berbagai oleh-oleh dari Arab Saudi. Barang-barang yang dijual hamper sama dengan di kebun Kurma. Cuma bedanya kalau di kebun kurma tempatnya berupa semacam “supermarket” dimana hanya ada satu toko, namun besar, maka di Pasar Kurma adalah suatu bangunan pasar yang terdiri dari banyak toko yang menjual berbagai makanan dan barang-barang khas Arab untuk menjadi oleh-oleh para Jemaah Umroh yang berkunjung ke Madinah.

Pasar Kurma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.