wisata hobby dan lingkungan hidup

Sabtu, 10 Oktober 2015

WISATA PHUKET THAILAND 3 : JAMES BOND ISLAND

Tulisan Wisata Phuket lain :
Phuket 1 Perjalanan via Singapura
Phuket 2 Phi Phi Island

Silahkan Klik Topik Lainnya :

Hari Kamis 17 September 2015, kami berangkat dari hotel pada pukul 09.30 dengan kendaraan bus kecil berkapasitas 16 orang. Sebelum meninggalkan Patong, kami masih berputar-putar dulu menjemput peserta yang lainnya. Perjalanan dari Patong ke Phang Nga memerlukan waktu 1 jam 30 menit, cukup lama karena menuju arah utara. Phang Nga adalah daerah daratan Thailand Selatan. Jadi bukan di pulau Phuket lagi. Antara Phang Nga dan pulau Phuket dipisahkan oleh jembatan Sarasin yang panjangnya hanya 350 meter.
Pelabuhan (Pier) untuk longtail boat di Phang Nga, yaitu Surakul Pier merupakan pelabuhan di sungai di dekat pantai. Disana tersedia Long Tail Boat yang jumlahnya puluhan atau mungkin ratusan buah. Setiap Long Tail Boat dapat memuat penumpang sebanyak sekitar 15 orang. Berbeda dengan pelabuhan dari Phuket menuju Phi-phi island, dari Surakul Pier kami melewati sisi-sisi pulau-pulau kecil yang jumlahnya puluhan buah. Antara satu pulau dengan yang lain berjarak dekat sekitar 20 sampai 50 meter, sehingga seolah-olah masih berlayar di sungai. Daerah dengan pulau-pulau kecil tersebut merupakan bagian dari  Taman Nasional Andaman, dan sebagian besar ditumbuhi mangrove. Airnya merupakan air payau berwarna kecoklatan seperti air sungai. Saat memasuki laut atau kepulauan Phanga, maka gunung-gunung batu dengan berbagai bentuk seolah menyembul dari dalam laut. Sungguh memberikan pemandangan yang indah.
Pukul 11.45 longtail boat mulai bergerak, perjalanan dari pelabuhan diiringi cuaca mendung dan gerimis, maklum musim hujan. Kami melewati sungai dan melaju di sela-sela tanaman mangrove. Sepanjang pantai sebelum menuju laut banyak terdapat pulau-pulau di pinggir pantai. Pulau-pulau tersebut sangat indah seperti pulau-pulau di Raja Ampat, yaitu pulau-pulau kecil, namun tinggi dan curam dengan bukit-bukit berkecuraman sampai 90 derajat. Pulau-pulau seperti itu banyak tersebar di sepanjang pantai. Demikian juga hamparan tanaman mangrove sangat subur
Kondisi saat itu memang musim hujan, jadi cuacanya berganti-ganti, sebentar cerah, lalu gerimis, lalu diseling dengan hujan ringan. Karena pelayaran hanya menggunakan longtail boat yang berukuran kecil, kami juga harus siap-siap setiap waktu basah oleh air yang menyembur ke dalam perahu karena ombak laut tertabrak laju longtail boat.
Longtail boat
Akhirnya setelah berlayar sekitar 30 menit, kamipun sampai di suatu teluk yang indah dengan air yang tenang. Lokasi tersebut adalah Talu island dimana di tempat tersebut kami akan berlayar dengan menggunakan kano. Di teluk yang tenang dan airnya jernih tersebut terdapat 3 buah kapal (big boat) yang merupakan pangkalan untuk untuk rekreasi kano. Jadi longtail boat kami merapat pada big boat tersebut, kami pun pindah dan naik ke big boat yang “mangkal” tersebut.
Di haluan bigboat
Di big boat tersebut banyak rombongan lain yang tadinya juga dari long tail boat. Selanjutnya di big boat tersebut banyak kano yang berpangkalan, jadi kamipun naik ke kano. Masinbg-masing kano dapat dinaiki oleh dua orang ditambah satu orang pendayung atau pengemudinya. Kami berdua pun turun dan menaiki kano dengan pendayung yang kemudian memperkenalkan diri bernama Musa. Musa merupakan penduduk asli kepulauan Phanga Thailand Selatan. Dari Musa kami mengetahui bahwa hampir seluruh penduduk di propinsi Phang Nga dan Krabi beragama Islam.
Dengan kano yang dikemudikan Musa kamipun berlayar menyusuri perairan di tepi bukit karang. Singgah sejenak membeli kelapa muda pada perahu penjual kelapa yang mangkal. Kami membeli 2 butir kelapa dengan harga 50 bath per buah. Satu untuk kami dan satu lagi untuk Musa. Jadi sambil naik kano, sambil minum air kelapa muda yang manis dan segar.  
Naik kano
Kami berlanjut berlayar dan memasuki gua yang cukup besar di bawah bukit-bukit batu. Suasananya agak gelap, dengan batuan stalaktit di atasnya. Namun itu belum seberapa. Setelah berlayar sekitar 200 meter di tempat terbuka, tiba-tiba Musa menyuruh kami berbaring menempel pada kano, dan kami berbelok masuk ke gua yang sangat kecil hanya pas-pasan saja menembus dinding batu. Hanya beberapa sentimeter di atas kami yang berbaring rapat di perahu. Kalau kami bangun sedikit saja pastilah hidung akan membentur batuan stalaktit di bagian atas gua. Sungguh pengalaman yang sangat mendebarkan, meskipun gua tersebut hanya sepanjang sekitar sepuluh meter
Lewat terowongan
Keluar melewati gua yang sempit tersebut, kami sampai pada bagian pantai yang penuh dengan tumbuhan bakau. Beberapa kano seperti berhenti di pohon mangrove, air nya juga tenang karena ombak laut terhalang deretan pohon mangrove. Sebenarnya lokasi mangrove juga ada banyak di berbagai tempat. Kamipun berhenti sejenak, Musa memetik beberapa daun bakau dan “memotong” bagian pohon mangrove. Hasilnya, ternyata mampu membuat kami surprise. Pada daun mangrove tersebut Musa membuat bentuk “hati” dan mempergunakannya sebagai lubang “diapraghma” untuk mengambil foto kami dengan kamera. Sungguh kejutan yang menyenangkan memperoleh foto-foto yang romantis hasil “diapraghma” daun mangrove.
Diantara mangrove


"Love" daun mangrove
Perlahan kami kembali bergerak menuju bigboat. Kembali berbaring melewati gua yang sempit, melewati gua yang besar, singgah dulu di perahu tukang kelapa muda untuk membelah buah kelapa sehingga dapat menikmati daging buah kelapa muda yang lembut dan manis. Kami menunggu dulu di bigboat sambil melihat-lihat pemandangan sekitar yang indah. Beruntung udara berubah cerah. Hujan dan gerimis berhenti.
Pukul 13.20 kamipun kembali pindah ke longtail boat melanjutkan perjalanan menuju James Bond Island. Inilah obyek utama perjalanan wisata kami hari ini. Pulau yang nama aslinya adalah Koh Khao Ping Kan (pulau Khao Ping Kan, Koh berarti pulau), sekitar 40 tahun yang lalu dipakai sebagai lokasi shooting film James Bond yang berjudul “The Man with the Golden Gun” yang dibintangi oleh Roger Moore. Sejak itulah pulau tersebut tenar sebagai pulau James Bond dan ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Ternyata jaraknya cukup dekat, hanya sekitar 15 menit kami sudah sampai. Terdapat dua buah pulau kecil, yang utama adalah Koh Khao Pingkan. Dimana pada pulau tersebut terdapat dinding kapur yang sangat tinggi dan seolah-olah dipotong rata dan bersandar ke tepi tebing. Potongan dinding kapur tersebut disebut Khao Ping Kan. Pulau yang kedua jauh lebih kecil, berbentuk seperti paku yang tertancap di laut dan berada pada teluk dari pulau Khao Ping Kan. Pulau yang seperti paku menancap di tengah laut tersebut namanya Koh Tapoo. Pulau inilah yang menjadi Icon filem James Bond. Seolah-olah pada pulau ini terdapat markas dari musuhnya James Bond. Padahal pulaunya sangat kecil. Lokasi shooting tempat perkelahian James Bond adalah di Koh Khao Ping Kan, dan tentunya lebih banyak lagi di studio.
James Bond Island
Koh Tapoo
Setelah satu jam kami berada di pulau James Bond, pada pukul 14.30 kamimun naik kembali ke longtail boat, tujuan berikutnya adalah Panyee Island yang ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam. Panyee adalah sebuah pulau kecil yang dihuni para nelayan. Di pulau tersebut terdapat restoran. Jadi kamipun singgah dan makan di restoran tersebut. Makanannya cukup enak, ada tom yam, ada udang goreng, ayam goreng dan sayur. Selain lezat makanan di kampung Panyee tersebut merupakan makanan halal karena di tempat tersebut memang dihuni oleh orang-orang muslim.
Panyee Island
Meskipun hari baru pukul 15.00, namun hari terasa gelap karena mendung dan hujan. Pada pukul 15.30 kamipun kembali ke Pier dalam cuaca yang hujan lebat. Kami basah kuyup karena kucuran hujan dari samping, maupun akibat ombak yang masuk ke boat. Pukul 16.00 sampai di Pier. Acara berikutnya adalah kembali ke mobil untuk pulang ke hotel di Patong, tetapi di jalan masih ada acara mengunjungi monkey temple. Dimana terdapat monyet-monyet yang jinak. Jadi kami baru sampai kembali ke hotel di Patong pada jam 18.30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.