Wisata Penang yang lain :
Dari Bandung ke Penang, Lukisan Mural dan Bukit Bendera, Batu Ferringhi dan Padang Kota Lama
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur Wisata Bogor
Rencana kami berdua untuk berwisata ke Penang sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan Januari 2017. Tadinya kami merencanakan sekalian melakukan perjalanan yang lebih panjang, yaitu selain berwisata ke Penang juga bermaksud mengunjungi kota Malaka. Karena baik Penang maupun Malaka sama sama menyandang predikat sebagai kota warisan dunia (world heritage). Jadi rencananya kami akan ke KLIA (Kuala Lumpur International Airport) dan menginap di Kuala Lumpur. Kunjungan ke Malaka dapat dilakukan dari KL dengan naik bus yang bisa ditempuh dalam waktu dua atau 3 jam. Sekalian kami bisa berwisata di Kuala Lumpur sebelum melanjutkan perjalanan ke Penang. Karena dari Kuala Lumpur menuju Penang dapat ditempuh dalam waktu 7 jam dengan bus atau kereta api, atau bisa juga ditempuh dengan naik pesawat dari KLIA yang hanya memerlukan waktu 1 jam.
Dari Bandung ke Penang, Lukisan Mural dan Bukit Bendera, Batu Ferringhi dan Padang Kota Lama
Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur Wisata Bogor
Rencana kami berdua untuk berwisata ke Penang sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan Januari 2017. Tadinya kami merencanakan sekalian melakukan perjalanan yang lebih panjang, yaitu selain berwisata ke Penang juga bermaksud mengunjungi kota Malaka. Karena baik Penang maupun Malaka sama sama menyandang predikat sebagai kota warisan dunia (world heritage). Jadi rencananya kami akan ke KLIA (Kuala Lumpur International Airport) dan menginap di Kuala Lumpur. Kunjungan ke Malaka dapat dilakukan dari KL dengan naik bus yang bisa ditempuh dalam waktu dua atau 3 jam. Sekalian kami bisa berwisata di Kuala Lumpur sebelum melanjutkan perjalanan ke Penang. Karena dari Kuala Lumpur menuju Penang dapat ditempuh dalam waktu 7 jam dengan bus atau kereta api, atau bisa juga ditempuh dengan naik pesawat dari KLIA yang hanya memerlukan waktu 1 jam.
Tapi denganpertimbangan cukup repotnya pengaturan waktu, akomodasi tempat
menginap, serta karena memang kan kami belum tahu persis bagaimana situasi di
Penang dan Malaka, pasti nanti kan harus cari-cari, mana transportasinya, naik
apa , dimana letak hotelnya, dimana letak objek wisatanya (mengingat kami pergi
tanpa ikut travel), maka demi kenyamanan juga, akhirnya kami memutuskan saat
ini hanya melakukan perjalanan ke Penang. Karena di penang pasti banyak objek
wisata yang bisa dikunjungi. Dari pada pergi ke dua tempat (bahkan 3 tempat,
karena pasti juga harus ke kuala lumpur), akan sangat tergesa-gesa dan tidak
akan menikmati perjalanan wisata tersebut.
Pulau Penang atau pulau Pinang adalah pulau yang terletak di pantai Barat
Malaysia. Kota utama di pulau itu adalah Georgetown yang terletak di bagian
timur laut pulau tersebut dan merupakan ibu kota Negara bagian Penang. Yang
menjadi daya tarik bagi kota Georgetown (bersama kota Melaka) adalah karena
kota ini telah ditetapkan sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO World Heritage
Committee sejak tahun 2008. Negara bagian Penang memiliki luas 1.046 km² yang terdiri dari pulau Pinang yang luasnya sekitar 293² km dan “Seberang Perai” di pantai barat Semenanjung Malaysia dengan
luas sekitar 760km². Luas Ibukota Negara bagian Penang ,Georgetown, sekitar 121 km².
Hari Pertama 28 Februari 2017
Singkat cerita, maka pada pagi hari tanggal 28
Februari 2017 kamipun berangkat dari bandara Husein Sastranegara Bandung.
Perjalanan dari bandung pukul 8.30 dan mendarat di KLIA pada pukul 11.40. Di
KLIA transit dan menunggu antara pukul 11.40 Sampai pukul 13.30
( hampir 2 jam). Pukul 13.30 perjalanan
dilanjutkan dan mendarat di Bayan Lepas
Penang International Airport Pulau Pinang pada pukul 14.30.
Bandara Penang |
Sampai di bandara, acara selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagai
mana perjalanan sampai ke hotel. Alternatifnya adalah naik taksi atau naik bis.
Informasi yang kami himpun sebelumnya kalau naik taksi taripnya sekitar 50 RM,
sedangkan kalau naik bus taripnya 2,7 RM per orang. Taksi langsung ke hotel
,sedangkan kalau bus rutenya ke KOMTAR (kompleks Tun Abdul Razak, yang
merupakan pusat terminal di Penang). Karena letak hotel yang kami pesan hanya
sekitar 300 meter dari KOMTAR dan kondisi tidak tergesa-gesa, maka kami
putuskan untuk mencoba naik BRP (Bus Rapid Penang), sekalian kami cari
pengalaman mengenai cara naik transportasi umum di penang.
Begitu keluar dari pesawat, langsung masuk ke terminal kedatangan dan
keluar dari gedung terminal. Kami tidak melewati imigrasi karena telah
melewatinya di KLIA. Jadi penerbangan dari KLIA ke Penang merupakan penerbangan
dalam negeri di Malaysia. Tidak jauh keluar terminal, hanya sekitar 100 meter
kamipun sampai di halte bis, disana sudah ada sekitar 3 bus yang sedang
berhenti. Dari pada susah-susah kamipun nanya kepada petugas bus nya, mana bus
yang menuju KOMTAR. Petugas tersebut dengan ramah menginformasikan dengan
menulis pada kertas kecil nomor-nomor bis yang lewat di KOMTAR. Jadi kamipun
nunggu dan sekitar sepuluh menit kamipun naik bus nomor 401 yang menuju
pangkalan Weld (Weld Quay) via KOMTAR.
Oh iya untuk naik bus tersebut kita langsung naik dan membayar tiketnya kepada
supir, karena tidak ada kondekturnya. Untuk itu sebaiknya kita siapkan uang pas
karena supir tidak punya uang kembali. Uang tersebut langsung dimasukkan ke
dalam kotaknya dan kita diberi tiket. Kami bilang ke supir bahwa tujuan kami ke
KOMTAR dan supir langsung ngomong berapa ongkosnya dan kasih tiket seharga 2,7
RM, jadi untuk 2 orang harga tiketnya 5,4 RM. Tapi berhubung kami hanya punya
uang 6 RM (terdiri dari pecahan 5 RM dan 1 RM), maka kami masukkan uang ke
kotaknya sebesar 6 RM. Tapi cukup murah (dibandingkan bus airport kita), kalau
di kurs kan 3 RM kan cuma Rp 10 ribu per orang. Bus airport kita, kalau dari
cengkareng ke pasar minggu yang sering kami naiki, misalnya, taripnya rp 40
ribu.
Bus Rapid Penang (BRP) |
Oh iya, kayaknya harga tiket sebesar 2,7 RM tersebut merupakan tarip untuk
rute terjauh. Selama di Penang kami selalu naik bus dan cukup nyaman, bahkan
untuk jarak yang jauh, taripnya berkisar dari 1,4 RM (yang termurah), 2,0 RM
dan 2,7 RM. Bahkan pada hari ketiga kami naik bus yang gratis, yaitu yang
disediakan untuk menyusuri heritage city penang (shuttle). Lucunya meskipun
gratis, busnya sama-sama bagus, pengemudinya sama-sama sopan. Jadi tidak ada
perbedaan kepada penumpang apakah kita naik bus yang bayar atau bus yang
gratis.
Di dalam Bus |
Karcis BRP |
Setelah
perjalanan sekitar satu jam, maka kamipun sampai di pusat kota atau KOMTAR.
Sekedar tips, sebaiknya nanya atau minta tolong ke penumpang lain atau ke supir
bus (namanya disini Bus Captain), ngasih tahu kalau kita sudah sampai di KOMTAR,
karena tidak semua bus masuk ke terminal. Seperti rute Airport – Pangkalan Weld
hanya berhenti di halte yang dekat KOMTAR, bukan masuk ke terminal bus KOMTAR.
Jadi kalau kita tidak nanya-nanya, bis-bisa kita kelewat halte tersebut dan
langsung sampai di Pangkalan Weld (Weld Quay).
Terminal KOMTAR |
Akhirnya kami turun di KOMTAR dan coba cari jalan untuk ke hotel yang
menurut informasi (pembelian dari internet) jaraknya sekitar 300 meter dari
KOMTAR. Sempat nanya-nanya ke orang-orang yang ada di sekitar terminal, tapi
banyak yang tidak tahu atau memang komunikasinya kurang nyambung. Akhirnya
berbekal peta yang ada, kami berhasil menemui lokasi hotel. Eh, ternyata
letaknya sangat dekat dengan KOMTAR, jadi kalau kami hitung kemudian mungkin
hanya berjarak sekitar 150 – 200 meter.
Sampai di hotel, kami tunjukkan voucher hotel
serta paspor dan dicek oleh resepsionis, serta diminta deposit. Depositnya
ternyata murah, yaitu hanya sebesar 50 RM (sekitar 170 ribu rupiah). Dibandingkan
deposit waktu kami di Singapur, besarnya 100 Dolar Singapur (sekitar 1 juta
rupiah), atau di Thailand 1000 bath (sekitar 350 ribu rupiah).
Menjelajah kota warisan dunia
Setelah istirahat sekitar 1 jam di hotel, kamipun siap-siap untuk keluar
jalan-jalan sekitar Penang. Tujuan utama tentunya melihat kota warisan dunia
tersebut. Karena hari sudah sore, serta
sudah mengalami perjalanan panjang dari Bandung sejak pagi-pagi, maka tujuan
kami keluar hotel juga sekedar “orientasi medan” untuk mengenal kota Penang
atau tepatnya kota Georgetown.
Pulau Penang merupakan pulau yang terletak di pantai Barat Malaysia.
Salah satu area utama di pulau itu adalah Georgetown yang terletak di bagian
timur laut pulau tersebut dan merupakan ibu kota Negara bagian Penang. Yang
menjadi daya tarik bagi kota Georgetown (bersama kota Melaka) adalah karena
kota ini telah ditetapkan sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO World Heritage
Committee sejak tahun 2008. Memang tidak seluruh kota, luas daerah yang menjadi
situs warisan dunia adalah seluas 259,42 hektar. Yang terdiri dari daerah inti (core
zone) seluas 109,38 hektar yang mencakup sebanyak lebih dari 1.700 bangunan.
Serta daerah penyangga (buffer zone) seluas 150,04 hektar.
Hotel tempat kami menginap terletak di jalan sungai Ujong yang
masih terletak di daerah penyangga, namun hanya berjarak sekitar 400 meter
sudah masuk ke daerah inti. Jadi letaknya sangat strategis, apalagi juga hanya
berjarak sekitar 200 meter dari KOMTAR. Jadi dengan berjalan kaki kami mulai
menyusuri kota warisan budaya dunia tersebut.
Tempat
pertama yang kami tuju adalah Masjid Kapitan Keling, yang terletak di jalan
Buckingham, jaraknya sekitar 800 meter dari hotel dan dapat ditempuh sekitar 15
– 20 menit berjalan kaki. Mesjid yang
indah dan megah tersebut didirikan pada tahun 1801 oleh para pedagang yang
berasal dari India. Setelah beberapa kali direnovasi maka saat ini menjadi
bangunan yang sangat indah, serta mengagumkan. Di Masjid yang indah dan asri
tersebut kami menyepatkan diri untuk sholat sunat serta berkeliling-keliling.
Masjid Kapitan Keling |
Pedesterian yang lebar dan bersih |
Meskipun hari sudah sore dan matahari sudah turun di ufuk Barat menjelang
magrib. Sebentar lagi cuaca mulai gelap, namun karena kami sudah berada di
lokasi situs warisan dunia. Kami tidak langsung balik ke hotel, namun coba secara
cepat berburu mural atau lukisan dinding yang menjadi ciri khas Georgetown.
Salah satu lokasi yang terkenal adalah jalan Lebuh Ah Quee yang berjarak
sekitar 150 meter dari Masjid Kapitan Keling. Pada lokasi tersebut terdapat
Mural yang bernama Motorcycle. Selanjutnya di Lebuh (jalan) Armenia kita
menemui “Kids on Bicycle”.
Di jalan (Lebuh) Chulia, Lane Step by Step, kami
berpose pada mural yang bernama “Brother and Sister on a Swing”. Seolah-olah
kami berdua sedang memandangi dan menemani putra dan putri kami bermain ayunan.
Memang keunikan Mural di Penang adalah kita bisa berinteraksi menjadi bagian
dari lukisan tersebut.
Nungguin anak main ayunan |
Bersama Mr. Bean |
Nasi Kandar Line Clear.
Puas juga kami keliling-keliling “berburu mural”. Hari mulai gelap dan
badan juga sudah lumayan lelah karena kami berangkat dari rumah sejak pagi-pagi
selepas subuh. Transit di Kuala Lumpur, sampai Bandara Penang, cari Bus dan
sampai di Hotel. Istirahat sebentar dan langsung menyusuri kota Georgetown. Kamipun
berjalan kembali ke hotel, tapi tidak langsung arah menuju hotel, masih ada
satu acara lagi, yaitu mencari rumah makan untuk makan malam. Kamipun berjalan
menusuri Lebuh Chulia arah Barat Laut. Tempat makan yang kami tuju adalah
restoran Nasi Kandar Line Clear yang letaknya sekitar pertemuan Lebuh Chulia
dan Jalan Penang.
Memang kalau kita ke Penang, untuk kuliner, maka salah satu pilihan
adalah nasi Kandar. Sebagai Negara bagian yang paling multikultur di Malaysia,
pilihan lain adalah masakan Tiongkok atau masakan Eropa. Restoran Nasi Kandar
tersebar di seluruh kota dan Restoran Kandar Line Clear merupakan tempat
makanan halal yang popular di Penang.
Begitu sampai di restoran yang merupakan
restoran India atau Pakistan tersebut, kami diambilkan nasi dan memilih lauknya
yang terlihat di etalasenya. Mirip seperti restoran Padang, ada ayam goreng,
ikan, rendang dan gule. Untuk minum tersedia jus dan the Tarik. Kamipun memesan
nasi biryani, nasi biasa, telur dadar dan rendang daging. Sedang untuk minumnya
pesan teh Tarik. Porsi nasi dan lauk pauknya lumayan besar dan mengenyangkan. Untuk
makan lengkap berdua tersebut kami membayar sekitar 22 RM.Nasi Kandar Line Clear |
Suasana di dalam restoran |
--------------------------