Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik, Wisata Padang Sumatra Barat, Umroh Makkah Madinah, Wisata Singapore, Wisata Phuket Thailand, Wisata Karimunjawa, Wisata Malang Bromo, Wisata Ende Flores, Wisata Tidung Kepulauan Seribu, Wisata Pangandaran, Wisata Bandung, Wisata Malang Batu, Wisata Melaka Kuala Lumpur
Pada bulan Mei tahun 2012 yang lalu kami berdua
berkesempatan mengunjungi kota Banjarmasin. Perjalanan ke Banjarmasin dimulai dengan
take-off dari Bandara Sukarno-Hatta Cengkareng pada pukul 06.000 WIB ,
dengan waktu perjalanan
90 menit, maka kami landing di Bandara Syamsudin Noor menjelang pukul 09.00 Wita. Lokasi
Bandara Syamsudin Noor sendiri terletak di Banjarbaru yang berjarak sekitar 25
km dari Banjarbaru.
Kota Banjarmasin adalah ibu kota
Propinsi Kalimantan Selatan. Sedang Kota Banjarbaru adalah kota baru yang
didirikan dan direncanakan sebagai Pusat Pemerintah Propinsi Kalimantan
Selatan. Dari status pemerintahan, kota Banjarbaru adalah salah satu kota dari
13 kota/ kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan. Saat ini banyak kantor-kantor pemerintahan berlokasi di
Banjarbaru, sedangkan Pusat Perdagangan dan Bisnis berlokasi di Banjarmasin.
Kota Banjarmasin sendiri memiliki
julukan sebagai “Kota Seribu Sungai” karena kota ini terdiri dari sedikitnya 25
buah delta (pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh sungai-sungai).
Pada kunjungan yang cukup singkat
di Banjarmasin dan Banjarbaru tersebut kami berkesempatan mengunjungi beberapa
tempat yang menarik, dalam perjalanan yang dapat disebut sebagai “paket wisata setengah hari Banjarmasin”.
Mesjid Sultan Suriansyah
Paket wisata Banjarmasin dimulai
dengan berangkat dari Banjarbaru pada pukul 4.00 dinihari, mengingat salah satu
objek wisata terkenal yang akan kami kunjungi adalah pasar terapung yang
kegiatannya dimulai sejak pukul 05.00
pagi dan akan mulai akan berangsur sepi pada pukul 07.00 pagi.
Setelah perjalanan dengan mobil
selama sekitar 30 menit, kami tiba di mesjid Sultan Suriansyah yang berlokasi
di tepi sungai Kuin. Mesjid tersebut
mempunyai bangunan yang berarsitektur tradisional Banjar dan dibangun oleh
Sultan Suriansyah (1526 -1550), dan merupakan salah satu mesjid yang tertua di
Banjarmasin.
Pada tepian Sungai Kuin di
sekitar lokasi Mesjid tersebut banyak terdapat pangkalan atau dermaga Klotok (perahu
mesin) yang dapat disewa untuk perjalanan menyusuri sungai di sekitar kota
Banjarmasin. Saat kami tiba di mesjid
tersebut tepat berkumandang azan subuh, dan kamipun sholat subuh dan langsung,
menaiki Klotok untuk perjalanan menyusuri Sungai.
Mesjid Sultan Suriansyah
Pasar Terapung
Hari masih gelap, menjelang pukul
lima pagi, ketika Klotok yang kami sewa bergerak sepanjang Sungai menuju lokasi
Pasar Terapung. Namun ternyata selain kami cukup banyak juga Klotok-klotok lain
yang disewa oleh wisatawan sama-sama bergerak dari “dermaga-dermaga” di sekitar lokasi tersebut menuju ke Pasar Terapung. Pemandangan menelusuri sungai cukup menarik
dengan pemandangan kota yang masih gelap, serta berseliwerannya Klotok, perahu, bahkan kapal yang berlayar di Sungai
, dengan lampu yang masih dinyalakan.
Sekitar pukul 5.30 kami tiba di
lokasi pasar terapung. Disana telah cukup banyak para pedagang dan pembeli yang
berseliweran dengan perahu-perahu kecil , serta klotok berbagai ukuran.
Barang-barang yang diperdagangkan bervariasi mulai dari hasil bumi, sayuran,
buah-buahan, serta makanan-makanan, termasuk makanan dan minuman matang. Keadaan di pasar terapung tersebut lebih
meriah dengan berseliwerannya klotok-klotok yang disewa oleh para wisatawan,
dengan berbagai ukuran , mulai klotok ukuran kecil dengan penumpang sekitar 7-8 orang, sampai
ukuran besar yang ditumpangi sampai puluhan orang.
Pasar Terapung
Perahu Klotok berisi Wisatawan
Pulau Kembang, Hunian Kerajaan
Kera
Pukul 06.30 cuaca mulai terang
dan sebagian para pedagang dan pembeli mulai meninggalkan lokasi Pasar Terapung. Para pedagang tersebut berangkat menuju
daerah-daerah sepanjang sungai untuk melanjutkan perdagangannya, sehingga biasanya setelah jam 7.30 keramaian Pasar
Terapung akan berkurang. Demikian juga Klotok-klotok para wisatawan mulai
bergerak ke tempat lain. Dalam
perjalanan kembali ke dermaga di dekan mesjid Sultan Suriansyah, melewati sebuah Pulau yang dikenal sebagai Pulau Kembang. Pulau Kembang terkenal karena pada pulau
tersebut terdapat ribuan ekor monyet.
Perjalanan dari Pasar Terapung ke
Pulau Kembang berjarak sekitar 15 menit, cuaca sudah cukup terang sehingga kami
dapat melihat pemandangan sepanjang sungai yang di tepinya terdapat
hutan-hutan, perkebunan, maupun permukiman. Sungai cukup ramai dilayari perahu,
klotok serta juga kapal. Sampailah kami di pulau tersebut , namun kami tidak
merapat, hanya melihat banyak monyet-monyet yang berkeliaran. Kami juga melihat
beberapa perahu dengan wisatawan yang merapat di Pulau tersebut dan dikelilingi oleh para monyet
yang kelihatannya sangat senang dikunjungi oleh saudaranya.
Memang kalau merapat di pulau tersebut kayaknya kita
harus siap dengan oleh-oleh untuk “saudara” tersebut berupa makanan dan
lain-lain. Juga harus hati-hati jangan sampai barang-barang seperti dompet, tas
, termasuk juga yang ada di dalam klotok diobar-abrik oleh monyet-monyet
tersebut.
Sun Rise di Pulau Kembang
Monyet-monyet di Pulau Kembang
menyambut saudaranya
Wisata Kuliner Soto Banjar
Setelah puas melihat pemandangan
Pulau Kembang dan tingkah laku monyet-monyet dari kejauhan, kami kembali ke
“dermaga” di tepi sungai Kuin, yaitu pada lokasi Mesjid Sultan Suriansyah.
Waktu telah menunjukkan pukul 08.30 dan
kami dapat lebih mengagumi bentuk arsitektur Mesjid bersejarah tersebut. Dari mesjid kami kembali menaiki mobil untuk
mengakhiri “Paket Wisata Setengah Hari Banjarmasin”
dengan menuju restoran Soto Banjar yang terletak di dekat Jembatan Barito. Lokasi tersebut terletak di tepi Sungai
Barito, dan sangat ramai dikunjungi. Termasuk juga rombongan wisatawan yang
merapat dengan perahu klotok.
--------------