wisata hobby dan lingkungan hidup

Rabu, 14 Desember 2016

WISATA KE GRAFIKA CAMPING GROUND CIKOLE LEMBANG


Silahkan Klik Topik Lainnya :

Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Ceritanya kami mau “survey” lokasi untuk jalan-jalan ke Lembang. Survey pake tanda petik maksudnya karena beberapa kali kami pake judul survey, kenyataannya ya rekreasi. Tapi rekreasinya singkat. Ada juga sih yang lama, misalnya waktu kami ke Pangandaran sepuluh tahun yang lalu, kami bilang ke anak-anak, mau survey tempat wisata, tapi lamanya dua hari dan kenyataannya memang wisata.
Kali ini kami perjalanan survey untuk melihat tempat wisata di Lembang, tujuan utama yang kami kunjungi adalah Grafika Camping Ground Lembang yang terletak di Cikole Lembang , kabupaten Bandung Barat. Tepatnya kami mengunjungi lokasi wisata tersebut pada tanggal 3 Oktober 2016. Perjalanan menuju Lembang, normal saja, artinya meskipun bukan hari libur, lalu lintas dari Bandung ke Lembang cukup rame dan macet di beberapa tempat. Akhirnya sekitar pukul sepuluh pagi kami sampai di Lembang dan perjalanan dilanjutkan menuju arah Tangkuban Parahu. Setelah menempuh jarak sekitar 7 km dari Lembang, sampailah kami di lokasi Grafika Camping Ground Cikole yang terletak di sebelah kiri jalan.

Penunjuk arah

Sesuai namanya, wisata yang ditawarkan oleh Grafika Camping Ground adalah wisata berkemah. Tentunya dengan berbagai fasilitas yang memudahkan para pengunjung untuk “berkemah”. Para pengunjung bisa memilih apakah akan bermalam di kemah benaran, di pondok wisata atau di hotel. Sebagai informasi awal, saat kita masuk ke lokasi wisata ini, tersedia tempat parker yang lumayan luas dapat menampung bus-bus wisata dan mobil pribadi. Selanjutnya kita bisa lihat display peta lokasi dimana kita dapat mengetahui spot-spot yang ada dan lokasinya. Antara lain area camping keluarga, pondok wisata, rumah pohon, saung lesehan, jembatan Burma, rumah Hobbit, kebun strawberry dan flying fox.


Peta situasi

Untuk dapat masuk ke lokasi wisata ini, terlebih dahulu kami membeli tiket masuk yang selain dapat dipakai masuk ke lokasi, juga harga tiket tersebut sudah termasuk kupon untuk minum teh atau kopi dan snack berupa pisang goreng keju, bala-bala atau tempe mendoan di café atau pendopo. Namun belum termasuk tiket untuk permainan seperti flying fox, mengunjungi kebun strawberry atau memesan makanan lain yang juga banyak tersedia baik di pendopo, restoran maupun saung-saung lesehan.


Rumah pohon
Suasana alam dengan udara yang sejuk dan segar menyambut kami saat menjelajahi area wisata ini, udara terasa sejuk meskipun matahari jam sepuluh pagi mulai meninggi. Selain terletak di ketinggian Lembang, suasana yang sejuk juga karena banyaknya pohon-pohon cemara yang telah berumur belasan atau puluhan tahun. Setelah melewati area saung-saung lesehan, kamipun menanjak melewati jalan setapak berupa paving block sehingga terlihat asri. Di beberapa tempat dilengkapi tempat duduk atau istirahat yang terbuat dari balok-balok kayu. Daerah ini adalah lokasi Camping Ground nya, berupa pondok-pondok wisata dengan bentuk unik dan menarik. Pada tempat yang sama juga didirikan tenda-tenda untuk pengunjung yang memilih menginap di tenda. 

Balok kayu untuk duduk


Tenda perkemahan
Salah satu lokasi yang menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto-foto adalah spot “Rumah Hobbit”. Rumah Hobbit adalah dekorasi tiruan pada dinding bukit yang dibentuk menyerupai rumah Hobbit. Hobbit adalah karakter yang menggambarkan masyarakat yang bertubuh pendek yang ada serial filem terkenal “Lord of the Ring”. Rumah dan perkampungan masyarakat Hobbit yang lucu dan artistic banyak menjadi inspirasi dan dijadikan dekorasi yang menarik untuk diabadikan. Di Grafika sendiri, rumah Hobit dengan ciri khas pintu dan jendela yang berbentuk lingkaran, dipadu dengan menghadirkan karakter orang cebol dari cerita “putri tidur”.

Rumah Hobbit

Foto di rumah Hobbit

Rumah kayu
Puas berkeliling lokasi Grafika, kamipun mengarahkan langkah menuju Pendopo yang tidak lain merupakan tempat makan semacam Café. Di pendopo tersebut kami dapat menukarkan kupon yang kami dapat saat membeli tiket masuk dan disuguhi dengan minuman hangat dan snack, yaitu berupa pisang goreng dilapis keju, serta tempe mendoan. Di Pendopo tersebut kami memilih tempat duduk dengan pemandangan lepas ke lembah dan deretan pohon Pinus di ujung lembah. Dataran dengan pohon pinus tersebut merupakan lokasi rombongan Outbound berkumpul  dan “bermain” lengkap dengan suara pengeras suara yang riuh rendah.

Menunggu makanan
Waktu menunjukkan hampir pukul 12.00 siang, makanan ringan dan minuman hangat yang sudah kami nikmati, cukup lumayan untuk mengisi perut, meskipun belum cukup membuat kenyang. Karena memang sudah waktunya untuk makan siang. Pilihannya adalah memesan makanan yang ada di Grafika atau makan siang di tempat lain. Putri kami Citra mengusulkan untuk makan siang di tempat lain, mumpung kita sedang di kawasan rekreasi Lembang, kita bisa mengunjungi tempat lain yang cukup menarik untuk menikmati wisata kuliner. Lagipula kalau langsung makan nasi bisa-bisa kekenyangan. Kita keliling-keliling lagi di Lembang dan sekitar satu jam lagi baru makan siang. 
Dengan melewati tracking yang menanjak kamipun kembali menuju ke tempat parker untuk keliling kota Lembang. Di ketinggian terlihat pengunjung yang sedang menikmati permainan “flying fox” ,lengkap dengan suara teriakan riuh rendah saat meluncur pada seutas kawat di ketinggian dengan kecepatan tinggi.

Flying fox

Sampai jumpa

---------------------------------------------------------

Sabtu, 10 Desember 2016

WISATA PANTAI BATU KARAS PANGANDARAN


Silahkan Klik Topik Lainnya :

Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Pangandaran adalah daerah wisata terkenal di Selatan Jawa barat. Kawasan wisata tersebut berjarak sekitar 210 kilometer dari kota Bandung, dapat dicapai lewat darat dengan waktu sekitar 5 sampai 6 jam dari Bandung. Pemandangan pantai yang indah dengan ombaknya, serta adanya lokasi untuk melihat matahari terbit (sunrise) dan matahari tenggelam (sunset) menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Salah satu lokasi wisata yang masih terletak di kabupaten Pangandaran serta berjarak tidak jauh dari Pangandaran adalah Pantai Batu Karas. Setelah beberapa kali mengunjungi pantai Pangandaran, khususnya pantai barat dan pantai Timur, maka pada kesempatan kunjungan kami ke Pangandaran pada tanggal 19 sampai 22 Juli 2016, kami fokuskan untuk menikmati keindahan pantai Batukaras. Serta tak lupa kami mengunjungi Green Canyon yang letaknya tidak jauh dari Batu Karas, yaitu sekitar 30 sampai 40 km arah ke Barat pantai Pangandaran.
Dari rumah kami di Cileunyi Bandung, kami berempat (yaitu saya, istri, putri kami Citra dan suaminya Tyas) berangkat ke Pangandaran pada hari Selasa tanggal 19 Juli 2016 sekitar pukul 06.30 pagi. Untuk menuju ke lokasi wisata Pantai Batu Karas, dari arah kota Banjar perjalanan dilanjutkan ke Selatan arah Pangandaran, menjelang masuk ke pantai Pangandaran berbelok ke kanan atau arah Barat menuju Parigi yang merupakan ibukota kabupaten Pangandaran. Perjalanan lalu dilanjutkan menempuh jarak sekitar 30 km menuju kecamatan Cijulang. 
Kami sampai di Pangandaran pada pukul 12.00 dan dilanjutkan ke Cijulang dan sampai di sana sekitar pukul 13.00. Dari terminal Cijulang kami melewati lokasi wisata Green Canyon yang berjarak hanya sekitar 2 km saja. Kami langsung menuju ke kawasan Batu karas, yang berjarak sekitar 8 km dari Green Canyon, melewati jalan lebih kecil dan sebagiannya kondisi berlubang. Akhirnya setelah sekitar setengah jam menempuh perjalanan dari Cijulang, sekitar pukul 13.30 sampailah kami di pantai Batu karas.
Pusat keramaian Batu Karas
Sampai di Batu Karas, hal pertama yang kami lakukan adalah check in hotel dan dilanjutkan makan siang di sebuah rumah makan yang berlokasi di pantai utama Batu Karas, yaitu pantai Legok Pari. Di lokasi Legok pari yang merupakan pusat keramaian di Batu Karas, terdapat  pantai yang ramai dengan pengunjung yang berenang serta bermain air di pantai. Di tempat itu juga terdapat area parkir yang cukup luas, restoran dan rumah makan, hotel serta tempat penyewaan peralatan berenang, papan selancar. Juga terdapat berbagai permainan air seperti berenang, berselancar, banana boat, serta berlayar dengan perahu bermotor.
Lapangan parkir


Pantai Legok Pari
Selesai makan siang, waktu masih menunjukkan pukul 14.15, maka acara kami lanjutkan dengan mengunjungi lokasi wisata Green Canyon yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dari Batukaras. Cuaca cukup cerah dan kami dapat dengan puas menikmati keindahan objek wisata tersebut, dan sekitar pukul 16.30 sudah kembali ke hotel.
Di Batu karas, kami memilih Bale karang Cottage sebagai tempat menginap selama dua hari. Hotel tersebut terletak di jalan Sang Hyang Kala yang berjarak hanya sekitar 1 km arah Timur pantai utama yang menjadi pusat keramaian Batu Karas. Untuk mencapainya hanya perlu waktu 5 menit dengan mobil atau sekitar 20 – 30 menit dengan berjalan santai. Cottage  yang hanya terdiri dari 8 kamar tersebut mempunyai nuansa bangunan yang tradisional seperti atap yang mempergunakan jerami, namun saat masuk ke dalam kamarnya, maka fasilitasnya seperti hotel yang modern lengkap dengan AC dan televisi layar datar. Dan yang cukup menyenangkan, di depan hotel tersebut (di seberang jalan) terdapat terdapat taman dengan tempat duduk dari batu dan tembok dimana kita dapat bersantai menikmati pemandangan Pantai Batu Karas yang indah.


Bale Karang Cottage
Pantai di depan Cottage
Setelah sejak pagi harinya kami melakukan perjalanan panjang dari Bandung ke Batu Karas, makan siang dan berjalan-jalan di pantai Legok Pari, dilanjutkan dengan kunjungan ke Green Canyon, maka malamnya saya dan istri hanya di hotel, beristirahat dan menikmati pemandangan sore hari serta melihat deburan ombak di yang bersahut-sahutan. Untuk makan malam anak kami Citra dan suaminya Tyas keluar ke Legok Pari dan membeli makanan nasi dan lauknya di restoran tempat kami makan pada siang harinya.

Jalan di pagi hari :

Pagi hari merupakan saat yang tepat untuk menyambut hadirnya matahari pagi di ufuk timur pantai Batu Karas. Karena Batu Karas terletak di sebuah tanjung yang memanjang dari arah Utara ke Selatan, serta menghadap arah ke Timur, sehingga menjadi tempat yang tepat untuk melihat matahari terbit (sunset). Selesai sholat subuh, saya dan istri bersiap-siap untuk berjalan menjelajah pantai Batu Karas. Suasana pagi masih sepi dan agak gelap, kami berjalan kaki menuju lokasi pantai Legok Pari. Mulai terlihat satu dua orang yang juga sama-sama berjalan menuju arah yang sama atau berpapasan dengan rombongan yang berlawanan arah. Matahari mulai terlihat saat kami sampai di pantai tersebut. Di pantai terlihat beberapa wisatawan yang mulai bermain, sedangkan penginapan-penginapan dan restoran di sepanjang pantai masih terlihat sepi.
Sunrise di pagi hari
Setelah ikut bermain dan memandangi ombak di Legok Pari, kami pun kembali menuju hotel. Suasana di jalan terlihat tambah ramai, matahari juga sudah muncul seluruhnya menerangi bumi. Kami tidak langsung masuk ke penginapan, namun duduk-duduk di taman yang terletak di seberang jalan di depan hotel melihat ombak yang berkejar-kejaran, beberapa orang yang berjalan di pinggir pantai, serta rombongan yang mulai berselancar.

Pembuatan Video dengan Flare
Hari Rabu 19 Juli 2016 sekitar pukul 10.00 pagi,  selesai breakfast, beristirahat, dan merapikan diri, acara kami adalah mengabadikan kegiatan dalam foto atau video dengan latar belakang keindahan pantai Batu Karas. Cita dan Tyas sudah menyiapkan flare yang akan dinyalakan saat pengambilan gambar. Jadi ceritanya kami harus menari-nari dan mengayun-ayun flare agar asap flare tersebut menyebar dan foto serta videonya diambil. Cuaca sangat cerah di pantai batu karas, angin sepoi sepoi dan ombak cukup bersahabat. Ditambah air laut yang membiru sangat indah untuk diabadikan.
Suasana jadi sangat menggembirakan dan lucu sekali saat kami berputar-putar, berteriak dan menari dengan gaya bebas. Sambil berteriak-teriak histeris juga karena takut tidak terekam atau cahaya flarenya habis. Alhasil nafas sampai terengah-engah dan ditonton oleh orang-orang yang ada di sekitar. Mereka tertarik karena tanpa sadar kami berteriak-teriak, tertawa-tawa cukup keras. Pokoknya seru, dan Alhamdulillah foto dan video yang dihasilkan cukup bagus dan seru.
Bermain Flare
Tim Kreatif Foto dan Video
Manjat pohon kelapa
Di Batu karas suasananya relative masih sepi dibandingkan pantai pangandaran. Jadi bagi yang senang menikmati suasana pantai kondisi seperti ini menjadi pilihan yang menyenangkan sebagai alternative menginap di “kota” pangandaran. Banyak juga turis bule yang kelihatannya khusus menginap atau lebih tepatnya tinggal di Batu Karas untuk belajar berselancar.
Cerita tentang pohon kelapa, di pinggir pantai di depan hotel banyak pohon kelapa, jadi senang sekali melihatnya. Kan kalau di pantai pangandaran pohon kelapa sudah jarang, maka di batu karas masih banyak. Satu hal lagi pohon kelapa di daerah pangandaran yang menjadi ciri khasnya, banyak yang bukan untuk dipanen buahnya. Tetapi untuk dipanen air dari tangkai bunga kelapa untuk dibuat menjadi gula kelapa. Jadi tiap pagi termasuk di depan hotel kami menonton para pemanjat kelapa yang naik turun pohon kelapa. Menaikkkan ember kecil untuk menggantikan ember yang telah penuh air dari tangkai bunga kelapa. Yang sudah penuh diambil sedang yang kosong digantungkan utnuk diambil nantinya setelah penuh.
Ayo ! Semangat !!!
Saya juga coba-coba naik pohon kelapa, ternyata susah juga naiknya. Jadi untuk difoto aja cari-cari pohon kelapa yang agak pendek, berusaha dan berjuang keras agar dapat naik naik, action dan difoto. Lalu langsung merosot lagi. Badan berkeringat …..waduh ….seru juga. Tapi akhirnya sampai juga di bagian pohon kelapa yang lumayan tinggi. Alhamdulillah.
Horee !!! Akhirnya berhasil 
-------------------------------