wisata hobby dan lingkungan hidup

Minggu, 09 Agustus 2015

WISATA MENYUSURI JEJAK BUNG KARNO DI KOTA ENDE , FLORES

Tulisan Sebelumnya :  JAKARTA ENDE VIA DENPASAR DAN LABUAN BAJO

Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Hari Rabu, tanggal 1 Oktober 2014, pukul 16.30, setelah menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan pada hari itu, cuaca di kota Ende masih sangat cerah, jadi masih ada waktu untuk berwisata menikmati keindahan kota Ende. Pak Syahrun Nur Rodja dari PLN Area Flores Bagian Barat, berbaik hati mengantar saya mengunjungi situs-situs bersejarah di kota Ende. Kamipun meluncur meninggalkan kantor menyusuri kota Ende.
Dari segi sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia Ende memiliki peran yang cukup penting, karena kota Ende adalah kota tempat Bung Karno diasingkan pemerintah kolonial antara tahun 1934 sampai tahun 1938. Tentunya maksud belanda mengasingkan Bung Karno agar pergerakan kemerdekaan Indonesia berhenti dan Bung Karno jauh dari para pengikutnya, namun selama 4 tahun diasingkan di Ende, Bung Karno mengisinya dengan mengajak para penduduk untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Selama masa pengasingan di Ende Bung Karno merenungkan tentang Negara Indonesia yang dicita-citakan dan menyusun konsep dasar Negara Pancasila.


Suasana kota Ende


Segera saja kami meluncur menuju jalan Perwira yang merupakan rumah tempat kediaman Bung Karno selama pengasingan di kota Ende. Sayang sekali karena hari sudah sore, lokasi rumah pengasingan Bung Karno tersebut sudah ditutup untuk umum. Petugas penjaga rumah tersebut juga sudah pulang dan rumah, termasuk pintu gerbangnya terkunci. Jadi kami hanya bisa melihat rumah pengasingan tersebut dari luar. Menurut Pak Syahrun di dalam bangunan tersebut disimpan barang-barang peninggalan Bung karno seperti lemari, kursi dan meja yang dipakai beliau dahulu. Termasuk juga foto-foto Bung Karno, biola, tongkat kayu dan beberapa naskah drama yang disusun beliau dan dimainkan pada saat tersebut.

Rumah pengasingan Bung Karno
Jadi selama masa pengasingan di Ende tersebut Bung Karno tetap teguh berjuang untuk kemerdekaan Negara Indonesia. Tetap bergaul dan membina masyarakat. Termasuk juga menanamkan jiwa patriotisme kepada generasi muda dengan kegiatan-kegiatan belajar, serta kesenian seperti menulis dan mementaskan drama perjuangan. Menurut sejarah, di sela-sela waktunya Bung Karno merenungkan dan menyusun rencana tentang dasar Negara Indonesia nantinya saat kemerdekaan sudah diraih.
Perenungan Bung karno tersebut dilakukan di lapangan di bawah pohon sukun yang terletak dekat dermaga ende. Saat ini pohon sukun tempat bung Karno sering merenungkan dasar Negara (yang nanti menjadi pancasila) telah lama mati. Namun Pemda setempat menanam kembali pohon yang baru dan membentuknya hampir menyerupai yang asli.  Pada tempat tersebut juga dibangun patung Bung Karno yang sedang duduk.
Jadi setelah mengunjungi situs rumah pengasingan Bung Karno, kamipun menuju lokasi Taman Bung Karno tempat tumbuhnya pohon sukun yang bersejarah tersebut. Lokasi taman tersebut sangat asri dan bersih serta terawat. Karena sudah direnovasi oleh pemerintah. Sambil melihat pohon sukun dan patung Bung Karno, kami membayangkan delapanpuluh tahun yang lalu saat Bung Karno merenungkan dasar-dasar Negara dan berjuang demi kemerdekaan Indonesia di bawah pohon sukun tersebut.


Patung Bung Karno dan Pohon Sukun bersejarah


Puas menikmati taman yang asri serta melihat-lihat patung Bung Karno dan pohon sukun beersejarah tersebut, kami berjalan menuju dermaga Ende. Iya, untuk menuju dermaga, cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Karena jarak antara Taman Bung Karno dengan lokasi dermaga hanya dipisahkan oleh jalan raya, hanya sekitar 200 meter. Jadi tidak sampai sepuluh menit berjalan kami sudah sampai di dermaga Ende.


Dermaga Ende dengan latar belakang Gunung Meja


Matahari sudah berada di ufuk Barat saat kami sampai di dermaga. Menjelang pukul 18.00. Sebentar lagi matahari akan tenggelam, jadi saatnya untuk melihat “sunset” atau tenggelamnya matahari di langit Barat. Banyak juga masyarakat kota Ende yang berada di dermaga menikmati pemandangan yang indah. Beberapa terlihat sedang memancing ikat. Kelihatannya mudah sekali mendapat ikan disini, sebentar-sebentar menarik kailnya, dan seekor ikan telah terpancing. Ada yang bersepeda atau berjalan-jalan. Mungkin juga diantara pengunjung tersebut ada beberapa “turis” seperti saya.

Sunset di pelabuhan Ende
Akhirnya sedikit demi sedikit mataharipun tenggelam di ufuk Barat. Sungguh pemandangan yang sangat indah, langit di Barat merah dengan matahari yang kekuning-kuningan. Matahari sedikit demi sedikit turun dan tenggelam di laut. Lebih-lebih jauh disana terlihat pulau Ende. Suasana pantai mulai gelap, namun penerangan disana cukup dengan mulai menyalanya lampu merkuri menghiasi dermaga dan jalan raya.

Acara terakhir kami hari itu adalah berjalan dan singgah di sebuah restoran atau “cafĂ©” yang memang banyak terdapat di pinggir pantai Ende. Kami memilih duduk di halaman, dipinggir pantai, sehingga dapat menonton deburan ombak yang bergemuruh, yang saling berkejar-kejaran dan memecah di pantai. Kopi hangat, pisang goreng dan beberapa kue kecil, cukup untuk mengisi perut kami sebelum kembali ke penginapan.

Pulau Ende jauh di tengah

-------------------------------------------

JAKARTA – ENDE , VIA DENPASAR DAN LABUAN BAJO

Tulisan lain :  JEJAK BUNG KARNO DI ENDE

Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian tengah pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur.  Sedangkan kota Ende adalah salah satu kecamatan di kabupaten Ende yang menjadi ibukota kabupaten. Satu hal yang menarik di kabupaten Ende  juga terdapat Pulau Ende, yaitu pulau kecil tidak jauh di selatan kota Ende yang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Ende. Dari segi sejarah Indonesia Ende juga memiliki peran yang besar sebagai kota tempat Bung Karno diasingkan antara tahun 1934 sampai tahun 1938, sehingga Ende juga dikenal sebagai tempat Bung Karno merenungkan tentang Negara Indonesia yang dicita-citakan. Jadi ketika bulan Oktober 2014 yang lalu ditugaskan oleh kantor untuk ke Ende, saya sangat gembira karena berkesempatan melihat jejak sang Proklamator di kota tersebut.
Untuk mencapai Ende saya menempuhnya dengan pesawat dari Jakarta ke Denpasar yang ditempuh dalam waktu 1 jam 40 menit. Selanjutnya dari Denpasar ganti dengan pesawat berbaling-baling dengan kapasitas sekitar 60 penumpang menuju Ende. Awalnya saya mengira pesawat tersebut dari Denpasar terbang langsung ke Ende. Karena pada tiket dan juga boarding pass hanya tercantum penerbangan Denpasar – Ende. Tapi ternyata pesawat tersebut transit dahulu di Labuan Bajo sekitar setengah jam lamanya.  Setelah sempat delay selama satu jam di Bandara Ngurah Rai Denpasar, pada pukul 14.00 Wita kamipun boarding, dan pesawat langsung take-off menuju Ende dengan transit di Labuan Bajo.

Di Labuan Bajo, yang turun hanya penumpang dengan tujuan Labuan Bajo saja. Sedang kami yang bertujuan ke Ende menunggu di dalam pesawat. Sekitar 40 penumpang yang mayoritas merupakan turis asing turun di Labuan Bajo, karena Labuan Bajo merupakan kota terdekat untuk kunjungan ke pulau Komodo yang merupakan destinasi wisata yang sangat popular bagi turis asing. Bandara di Labuan Bajo juga diberi nama Bandara Komodo.

Terminal Bandara Komodo
Setelah penumpang tujuan Labuan Bajo turun, maka giliran penumpang tujuan Ende naik ke pesawat. Berbeda dengan penumpang yang turun didominasi oleh para turis bule, penumpang tujuan Ende kebanyakan penduduk setempat dengan tujuan Ende, atau lebih banyak lagi yang tujuan Kupang, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur, karena tujuan akhir pesawat adalah ke Kupang. Sepanjang perjalanan sejak dari Denpasar cuaca cukup cerah, karena akhir bulan September tersebut masih merupakan puncak musim kemarau sehingga jarang turun hujan. Antara Labuan Bajo menuju Ende pesawat terbang tidak terlalu tinggi sehingga kami dapat melihat daratan pulau Flores yang di apit oleh laut membiru yang sangat indah, dengan banyak pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dari segi vegetasi atau tanaman yang tumbuh di daratan Flores terlihat di sekitar Labuan Bajo atau bagian Barat pulau Flores kondisinya lebih kering dan sedikit ditumbuhi pohon-pohon, namun menuju arah Ende kondisi daratannya lebih subur ditumbuhi pohon-pohon menghijau.

Gunung Iya (kiri) dan Gunung Meja
 Pukul 16.30 Wita, pesawat kami mulai menurunkan ketinggian untuk mendarat di Bandara Ende. Dari ketinggian terlihat kota Ende yang terletak di pinggir pantai, Namun di sekitar kota Ende tersebut terdapat pegunungan, termasuk juga yang langsung berbatasan dengan laut. Yaitu Gunung Iya yang mengepulkan asap putih karena merupakan gunung berapi, serta gunung Meja di sebelahnya yang pada puncaknya terlihat datar seperti puncak gunung Tangkuban Parahu di Bandung. Gunung lain yang terletak di sebelah utara kota Ende adalah Gunung Wongge yang terlihat biru kehijauan karena ditumbuhi oleh pohon-pohon yang subur.

Gunung Wongge dilihat dari Bandara
Akhirnya setelah hampir tiga jam perjalanan dari bandara Ngurah Rai, pesawat yang membawa kami mendarat dengan mulus di bandara Haji Hasan Aroeboesman. Haji Hasan Aroeboesman adalah bupati pertama kabupaten Ende, dan adanya pembangunan bandara di Ende merupakan jasa beliau yang menyumbangkan tanah milik keluarganya untuk dibangun bandara. Waktu menunjukkan pukul 16.45, dan kami siap-siap keluar dari pesawat dan menuju terminal kedatangan bandara Ende. Alhamdulillah, kami telah sampai di Ende.

Terminal Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Ende
--------------------------------------------

Rabu, 05 Agustus 2015

WISATA KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Tulisan tentang Bandung yang lain : Alun-alun dan Gedung MerdekaFarmhouse Lembang, Pasar Terapung LembangTempat Wisata Bandung

Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Museum Geologi adalah salah satu objek wisata di kota Bandung yang menarik untuk dikunjungi. Lokasi Museum Geologi sangat mudah dijangkau, boleh dibilang di tengah kota Bandung, persis pada lokasi “pusat wisata kota Bandung”. Bagi wisatawan dari luar kota juga sangat gampang mencapainya, “pasti” para wisatawan dari Jakarta sudah sering lalu lalang di depan Museum tersebut. Tapi mungkin karena tidak tahu, mereka belum mengunjunginya, padahal Museum tersebut sangat bagus dan menarik untuk dikunjungi.
Misalnya anda masuk Bandung lewat pintu tol Pasteur, terus saja naik melewati jembatan layang Pasupati. Setelah melewati jembatan layang Pasupati, anda  sudah sampai di depan Lapangan Gasibu. Selanjutnya setelah lampu lalu lintas, langsung belok kanan menyusuri jalan di sisi lapangan Gasibu. Ketemu gedung sate yang terkenal, di jalan diponegoro. Dari sana belok kiri, dan hanya sekitar 200 meter, kita sudah sampai di Museum Geologi Bandung.
Saya mengunjung kembali Museum tersebut pada tanggal 4 Agustus 2015, berikut adalah oleh-oleh dari kunjungan tersebut.
Asal mula Museum yang awalnya didirikan oleh Belanda pada tanggal 16 Mei 1928 tersebut terkaitan dengan kebutuhan bahan tambang sebagai bahan dasar atau bahan baku industri di Eropa. Pemerintah Belanda melihat pentingnya dan besarnya potensi Indonesia dalam menyediakan bahan tambang sehingga mendirikan jawatan yang bertugas meneliti dan mempelajari potensi geologi tersebut.


Gedung Museum Geologi
Tulisan terkait : Alun-alun dan Gedung MerdekaFarmhouse Lembang, Pasar Terapung LembangTempat Wisata Bandung

Selanjut setelah awalnya berfungsi menjadi pusat penelitian untuk mendukung pertambangan oleh Pemerintah Belanda, diambil alih Jepang, direbut pejuang kemerdekaan Indonesia dengan perjuangan yang sangat heroik penuh pengorbanan dan berperan bagi pembangunan Indonesia. Perkembangan terakhir Museum tersebut telah direnovasi secara besar-besaran dengan dana dari JICA (Jepang) dan dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI (saat itu), Megawati Soekarnoputri pada 23 Agustus 2000. Jadi Museum Geologi yang sekarang ini benar-benar merupakan tempat yang sangat indah, menarik dan membanggakan untuk dipromosikan sebagai objek Wisata di kota Bandung.
Apa yang ada di Museum Geologi ?
Untuk masuk ke Museum, kita cukup membeli tiket masuk yang sangat murah, yaitu Rp 3.000,- untuk Dewasa, Rp 2.000.- untuk anak-anak dan Rp 10.000,- untuk orang asing.  Begitu masuk di lobby utama kita disuguhkan pemandangan fosil gajah purba dalam ukuran yang cukup besar. Ruang lobby tersebut disebut sebagai ruang orientasi dimana ada resepsionis, layar TV berukuran raksasa yang menayangkan berbagai informasi yang terkait geologi, misalnya tentan terbentuknya bumi, pulau-pulau, gunung api, termasuk juga proses terjadinya tsunami.


Kerangka gajah purba


Dari Lobby di lantai 1, kita bisa langsung terlebih dahulu melihat peragaan di lantai 1, ke sebelah kiri atau arah sayap Barat atau ke sebelah kanan (sayap Timur). Kita bisa juga langsung naik tangga untuk melihat ruang peragaan yang ada di lantai 2. Di sebelah tangga terdapat juga lift, tetapi hanya boleh dipakai oleh kaum difabel atau para lansia.
Pada Sayap Barat, merupakan ruangan ruangan tempat peragaan asal mula terjadinya bumi, proses geologi bumi, keadaan geologi Indonesia, batuan kartz, gunung api dan cekungan geologi. Salah satu yang menarik bagi saya misalnya peragaan tentang Sesar Besar Sumatra  yang memanjang dari Utara ke Selatan. Adanya Sesar tersebut menimbulkan kondisi geologi yang unik pada daerah yang dilaluinya, misalnya di  Lembah Harau, Payakumbuh Sumatra Barat.  Lembah Harau merupakan daerah yang dilewati Sesar Besar Sumatra, membentuk lembah dengan lereng yang terjal. Keadaan Lembah Harau yang unik tersebut merupakan hal yang sangat menarik dan indah sehingga para Wisatawan mulai berduyun-duyun mengunjunginya.

Lembah Harau


Jadi kami yang kebetulan mengunjungi Lembah Harau pada bulan Maret 2015 yang lalu dan sangat terpesona dengan keindahannya, menemukan jawabannya di Museum Geologi. Pada zaman dahulu Lembah ini asalnya terletak di dalam laut. Karena disana juga ditemukan batu kapur yang berasal dari terumbu karang. Padahal lokasinya berada di tengah-tengah dataran tinggi di Sumatra Barat.


Berpose di Harau


Berbelok ke sayap Timur atau arah ke kanan lantai 1, peragaan yang ada lebih menarik lagi. Disana dipamerkan tentang binatang purba yang sangat terkenal, yaitu dinosaurus, manusia purba, mamalia purba, lengkap dengan gambar-gambar, replica fosil. Salah satu yang menarik para pengunjung adalah tentang Tyrex, atau  Tyrannosaurus Rex Oxborne , Kadal yang Kejam. Tyrex adalah dinosaurus pemakan daging yang terkejam dan terbuas yang paling terkenal, yang mempunyai kepala sangat besar dengan gigi-gigi yang panjang dan tajam.


Tyrex, Kadal yang kejam


Hampir 20 tahun yang lalu saat filem Jurassic Park meledak, banyak Bapak-bapak , termasuk anak laki-laki sangat menggemari filem yang secara realistis menggambarkan keganasan Tyrex tersebut. Anak laki-laki kami saat itu masih di bangku SD, berfoto dan dibuat gambar seolah-olah dimakan tyrex. Foto yang sangat menarik sampai sekarang “masih laku” dipamerkan di ruang tamu kami.  Dari dulu banyak anak laki-laki (dan orang tuanya) menanyakan dimana membuatnya. Tapi ya apa boleh buat, tak lama setelah kami membuat, toko pembuat animasi tersebut tutup. Kayaknya sebentar lagi cucu pertama kami yang sudah hampir dua tahun akan minta dibuatkan gambar animasi seperti Bapaknya tersebut. Kami enggak ikut-ikut, itu tanggung jawab bapak dan ibunya sajalah


Animasi digondol Tyrex


Beralih ke Lantai dua Museum, pada sayap sebelah Barat merupakan ruangan peragaan tentang minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi serta mineral logam. Sedangkan pada ruangan di sayap Timur memperagakan keadaan bumi sejak pembentukan, zaman pra sejarak dan berlanjut pada zaman sejarah.  Terdapat juga peragaan yang sangat menarik berupa simulasi berbagai kondisi alam, seperti  tsunami, tanah longsor, gempa bumi, simulasi gempa.
Bagi penggemar batu Akik , museum Geologi bisa juga jadi referensi untuk belajar ilmu tentang batu-batu berharga. Darimana asal usulnya, bagaimana proses pembentukan batu-batu berharga tersebut, serta contoh-contoh batu berharga yang ada.


Batu-batu berharga
Sejarah Bandung
Terakhir yang tidak kalah menariknya bagi warga Bandung dan Jawa Barat adalah tentang proses atau sejarah terbentuknya dataran tinggi Bandung. Menurut penelitian geologi, di dataran tinggi Bandung terdapat danau Purba yang sangat luas, yaitu berukuran 15 km x 50 km. Danau Bandung yang dialasi oleh batuan Tersier tersebut, terbentuk sekitar 135.000 tahun yang lalu, sebagai akibat tersumbatnya aliran Sungai Citarum oleh endapan dari letusan Gunungapi Sunda. Danau Bandung terbagi atas 2 buah sub cekungan, yaitu sub cekungan Batujajar di bagian Barat dan sub cekungan Bandung di bagian Timur.
Danau Bandung mulai surut sekitar 16.000 tahun yang lalu, akibat merembesnya air danau melalui rekahan yang ada di Pasir Larang dan Pasir Kiara. Menurut ahli geologi daerah tepian danau Bandung telah dihuni oleh manusia prasejarah sekitar 6.000 tahun yang lalu, misalnya yang ditemukan jejaknya di gua Pawon Citatah. Hal tersebut juga menimbulkan dugaan munculnya legenda Sangkuriang oleh nenek moyang yang tinggal di tepi danau tersebut.
Jadi tunggu apalagi, ternyata banyak hal-hal menarik yang akan kita temui jika berwisata ke Museum. Khususnya Museum Geologi Bandung. Gedungnya bagus, suasana di dalamnya nyaman. Terbukti banyak orang asing yang datang berkunjung, dan mereka betah berlama-lama menikmati indahnya berbagai koleksi di dalamnya. Sampai jumpa.

Tulisan terkait : Alun-alun dan Gedung MerdekaFarmhouse Lembang, Pasar Terapung LembangTempat Wisata Bandung

--------------------------

Sabtu, 01 Agustus 2015

UMROH PART 6 : MIQAT DI BIR ALI, TAHALLUL DI BAITULLAH

Tulisan Umroh lainnya : Umroh 1 : dari Bandung ke Madinah ,Umroh 2 Masjid Nabawi , Umroh 3 : Raudhah , Umroh 4 : Ziarah di Madinah , Umroh 5 : Belanja di Madinah 

Silahkan Klik Topik Lainnya :

Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Jumat 8 Mei 2015, ini adalah hari ketiga kami berada di Madinah.  Setelah mendarat di Bandara Madinah pada hari Rabu 6 Mei 2015 pukul 10.30, maka pada hari ini kami akan melaksanakan ibadah Umroh yang merupakan maksud utama kedatangan kami di Arab Saudi. Ibadah umroh mencakup kegiatan-kegiatan Miqat, mengenakan pakaian ihram, ihlal, talbiah, thawaf, sa’I dan diakhiri dengan Tahallul.
Miqat adalah dimulainya ihlal (berpakaian ihram serta melafalkan niatnya) yang dilanjutkan dengan talbiah dari tempat-tempat yang telah ditentukan Nabi SAW. Terdapat beberapa tempat untuk memulai miqat, misalnya dari Bandara King Abdul Aziz Jedah, atau Dzul Hulaifah (Bir Ali) untuk jamaah yang datang ke Makkah melalui Madinah. Bir Ali hanya berjarak 12 arah keluar kota Madinah.
Mengenakan pakaian ihram
Pakaian ihram bagi pria adalah memakai dua helai kain yang tidak berjahit, satu diselendangkan (disandangkan) di bahu dan satu disarungkan. Bagi wanita, memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua tangan dari pergelangan sampai ujung jari. Pakaian ihram tersebut wajib dipakai sejak Miqat, yaitu sejak dari Bir Ali. Namun untuk praktisnya, seluruh jamaah telah mengenakan pakaian ihram sejak dari Hotel.
Ihlal adalah berpakaian ihram serta melafalkan niat untuk umroh, yaitu : “Labbaika Allaahumma Umratan” ( “Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk melakukan umrah”). Sedangkan bacaan Talbiah adalah : “Labbaika Allaahumma Labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda wanni’mata laka walmulk. La syariika lak”   (“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, taka da sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah kepunyaan-Mu, demikian juga segala kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu”).

Bacaan talbiah dibaca sejak dari miqat sepanjang perjalanan ke Masjidil Haram di Makkah, tempat melaksanakan Thawaf, Sa’I dan Tahallul. Kegiatan Tawaf yang dilaksanakan di Masjidil Haram, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali, dimana Ka’bah selalu berada di sebelah kirinya, dimulai dan diakhiri pada arah sejajar dari Hajar Aswad. Selanjutnya dilakukan Sa’I, yaitu berjalan dari bukit Safa ke Bukit Marwah, dan sebaliknya sebanyak 7 kali yang dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Sedangkan untuk menutup ibadah umroh dilakukan dengan tahallul, yaitu dengan menggunting rambut beberapa helai. Dengan dilaksanakannya tahallul, maka seseorang kembali dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.
Siap-siap berangkat
Pelaksanaan umroh segera kami mulai siang hari, dimana selesai sholat Jumat, langsung ke Hotel dan makan siang. Pada pukul 14.00 kami semua sudah check out dari hotel dan masuk ke dalam bis untuk siap-siap berangkat. Pimpinan rombongan mulai menghitung dan mengabsen, dan pada pukul 14.42 setelah semuanya lengkap, bis berangkat menuju Bir Ali untuk melakukan miqat. Miqat makani adalah dimulainya ihlal (berpakaian ihram serta melafalkan niatnya) yang dilanjutkan dengan talbiah dari tempat-tempat yang telah ditentukan Nabi SAW. Terdapat beberapa tempat untuk memulai miqat, misalnya dari Bandara King Abdul Aziz Jedah, atau Dzul Hulaifah (Bir Ali) yang hanya berjarak sekitar 12 kilometer dari Madinah.
Di Bir Ali kami turun dan melaksanakan sholat sunat 2 rakaat. Pada pukul 15.46 seluruh jamaah sudah naik ke Bus, dihitung dan saat bus mengarah arah ke Kiblat (Makkah), dengan dipandu oleh pembimbing, mulai berihlal, yaitu mengucapkan lafadz niat beribadah umroh dengan kesungguhan hati disertai suara nyaring, mengucapkan : “Labbaika Allaahumma Umratan”. ( “Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk melakukan umrah”). Dilanjutkan dengan mengucapkan talbiah : “Labbaika Allaahumma Labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda wanni’mata laka walmulk. La syariika lak”. (“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, taka da sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah kepunyaan-Mu, demikian juga segala kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu”).
Bus yang membawa kami lalu melaju memasuki jalan bebas hambat yang menghubungkan kota Madinah dan Makkah, setelah beberapa kali dipandu oleh pembimbing, selanjutnya kami masing-masing membacakan kalimat talbiah tersebut. Jalan yang mulus, membuat mata mulai mengantuk juga, jadi sambil membaca bacaan talbiah dan doa doa lainnya, sambil tertidur juga. Sepanjang perjalanan melalui padang pasir dan bukit-bukit batu yang merupakan ciri topografi tanah Arab, namun pemerintah Arab Saudi cukup gencar membangun prasarana jalan, sehingga hubungan antar kota di Negara tersebut sangat lancar.
Miqat di Bir Ali
Jarak kota Madinah menuju Makkah sekitar 550 km. Jarak sepanjang 550 km tersebut dapat ditempuh dalam waktu antara 5 sampai 6 jam, termasuk berhenti di rest area selama sekitar 1 jam untuk istirahat dan sholat. Perjalanan tersebut sangat lancar karena antara kota Makkah dan Madinah dihubungkan oleh jalan bebas hambat, sehingga jarak yang cukup jauh tersebut dapat ditempuh dalam waktu yang relative cepat.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, pada pukul 18.47 bus pun berhenti di sebuah rest area. Tiba saatnya kami untuk sholat magrib. Disana juga banyak bus-bus para jamaah umroh yang sudah parkir. Kamipun sholat magrib dan langsung dijamak qashar dengan sholat Isya.
Magrib Jamak Isya di Rest Area
Setelah sekitar 1 jam berada di rest area tersebut, maka pada pukul 19.50 kamipun melanjutkan perjalanan menuju kota Makkah yang masih 150 km lagi jaraknya.
Kami tiba tiba di hotel pada pukul 22.00 dan langsung check ini, namun sebelum masuk kamar kami makan malam dahulu  sampai pukul 22.30. Selanjutnya beristirahat sejenak dikamar, karena pada pukul 23.30 harus berkumpul lagi untuk melaksanakan tawaf, sa’i dan tahallul di Majidil Haram.
Hanya sebentar kami sempat beristirahat di kamar. Meskipun badan terasa sangat lelah, tapi kami tidak berani untuk tidur. Hanya sempat membersihkan badan, berbaring sejenak. Tepat pukul 23.30 kamipun turun dan berkumpul di lobby. Selain perlu makan malam, beristirahat sejenak dan membersihkan badan, pertimbangan untuk memulai tawaf pada tengah malam adalah cuaca yang sejuk serta kondisi Masjidil Haram yang tidak terlalu padat. Kalau istilah disini adalah ramai lancar. Bukan padat merayap. Karena sebenarnya sepanjang saat selama 24 jam dalam sehari Masjidil Haram pasti selalu padat dengan jamaah yang tawaf, sa’i dan sholat. Jadi, sekitar pukul 24.00 saat rombongan sudah berkumpul semua, kamipun berjalan menuju Masjidil Haram yang jaraknya sekitar 700 meter dari Hotel.
Kegiatan Tawaf dilakukan di Masjidil Haram, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali, dimana Ka’bah selalu berada di sebelah kirinya, dimulai dan diakhiri pada arah sejajar dari Hajar Aswad.
Selesai tawaf dengan latar belakang Ka'bah
Selesai melaksanakan tawaf, kami melakukan sholat sunat 2 rakaat . Raka’at pertama membaca surat al-Kafirun dan raka’at kedua membaca surat al-Ikhlas.  Selanjutnya adalah melaksanakan Sa’I, yaitu berjalan dari bukit Safa ke Bukit Marwah, dan sebaliknya sebanyak 7 kali yang dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Alhamdulillah sekitar pukul 02.30 pelaksanaan Sa’i selesai, dan langsung dlanjutkan dengan melakukan tahallul, dengan mencukur rambut sedikit dengan gunting kecil yang telah dipersiapkan. Dengan selesainya melaksanakan tahallul, maka selesailah pelaksanaan ibadah umroh, dan jamaah tersebut dihalalkan (dibolehkan) kembali melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.
Pelaksanaan Sa'i

Kembali ke Hotel